Semarang (ANTARA) - Salah satu ajang sport tourism Tour de Borobudur yang menyedot ribuan peserta dari berbagai daerah ini juga memberikan berbagai dampak positif pada elemen masyarakat tertentu.
Contoh nyatanya adalah Tour De Borobudur secara tidak langsung membantu cukup banyak pekerja rentan melalui sampah plastik yang dihasilkan selama ajang tersebut berlangsung.
Head of Semarang Area Rapel Indonesia Alif Sutadinala mengatakan pihaknya telah bekerja sana dengan Tour De Borobudur untuk mengumpulkan sampah anorganik sejak tahun 2022.
Pada gelaran Tour De Borobudur Tahun 2022, pihaknya berhasil mengumpulkan hingga mencapai satu ton sampah plastik.
Sampah tersebut kemudian dikelola dan dijual ke pabrik untuk didaur ulang dan uang hasil penjualan sampah plastik Tour De Borobudur lalu diserahkan kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk pembayaran iuran kepesertaan pekerja rentan.
Dirinya menyebut, Rapel sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk membantu pekerja rentan agar bisa ikut dalam kepesertaan.“Tahun 2022 kita total ada di angka 500 kilogram sampai satu ton hasil sampahnya dan bisa meng-cover sekali iuran (BPJS Ketenagakerjaan) untuk sekitar 30-an orang lebih pekerja rentan," katanya.
Pada Tour De Borobudur Tahun 2023 ini pihaknya melibatkan sedikitnya 20 relawan Rapel yang membantu memberikan informasi kepada para peserta dan pengunjung lokasi-lokasi tempat sampah yang telah disiapkan.
"Tahun ini kita untuk fokus di hari terakhir besok di Borobudur kita sediakan tujuh titik untuk penyediaan tong sampah. Kami sediakan relawan juga untuk menyampaikan informasi terkait pengelolaan sampah," ujarnya.
Alif menjelaskan bahwa Rapel Indonesia ingin memastikan bahwa sampah bisa terpilah dan didaur ulang.
Sampah itu, lanjut dia, ketika dipilah dari hulu ke hilir akan jauh lebih bagus daripada hanya dibuang ke tempat sampah saja dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Menyinggung penyelenggaraan Tour De Borobudur Tahun 2022, Alif mengaku bahwa pihaknya menyiapkan lebih dari 10 titik sepanjang rute sepeda.
Menurutnya, antusiasme peserta untuk membuang sampah sesuai kategorinya sangat besar.
“Mereka sangat antusias dan mendukung gerakan ini, bahkan ada peserta yang tanya-tanya sampahnya diolah jadi apa? Kelanjutannya bagaimana? Antusias sekali mereka. Ternyata sampah seperti ini bisa lho didaur ulang," katanya.
Selain sport tourism, Tour de Borobudur berdampak positif melalui sampah
Tour de Borobudur. (ANTARA/Dok)