Magelang (ANTARA) - Bank Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah melalui digitalisasi sektor pariwisata, antara lain melalui penguatan digitalisasi sistem pembayaran dan ekosistem pendukung.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Prumanto Joewono, di Magelang, Jumat, menyampaikan digitalisasi pembayaran sudah berjalan di sejumlah tempat wisata, termasuk Taman Wisata Candi Borobudur.
Hal tersebut disampaikannya saat pergelaran Angkringan Digital 2023 yang diselenggara Kantor Perwakilan BI Jateng di Taman Lumbini, kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, 7-8 Juli 2023.
Ia menjelaskan bahwa saat ini terjadi perubahan tren dalam pariwisata, yakni orang cenderung memilih wisata berkelanjutan, menghindari keramaian, dan meminati wisata yang terkait budaya dan komunitas lokal.
"Pengennya, kami melihat Candi Borobudur ini dikelola sebagai suatu 'quality tourism', bukan 'quantity tourism'. Tentu, 'quality tourism' itu punya 'high value tourism'," katanya.
Untuk mendukung "quality tourism", kata dia, salah satu yang didorong adalah digitalisasi pembayaran untuk semakin menarik kunjungan wisatawan ke destinasi wisata, termasuk Borobudur.
"Hari ini, kita membuktikan bahwa digitalisasi (pembayaran, red.) di Candi Borobudur sudah jalan. Digitalisasi pembayaran ini membudayakan ekosistem orang menjadi nyaman," jelasnya.
Pelaksana Harian (Plh) Asisten Ekonomi Pembangunan Provinsi Jateng Dadang Somantri menjelaskan optimalisasi manajemen Candi Borobudur sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas terus dilakukan.
Salah satunya, dengan pembatasan jumlah wisatawan untuk menjaga dan merawat Candi Borobudur sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Untuk mendukung langkah itu, kata dia, Pemprov Jateng mengembangkan 17 desa wisata di sekitar kawasan Candi Borobudur, pembinaan UMKM, hingga menyediakan sistem pembayaran digital.
Dalam penerapan digitalisasi pembayaran, Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra menekankan beberapa langkah yang diambil BI untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Langkah tersebut yaitu bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan lembaga keuangan untuk memperluas jaringan pembayaran digital, pendampingan UMKM melalui edukasi pemasaran dan "onboarding digital", serta edukasi sistem pembayaran digital kepada masyarakat.
Selain itu, digitalisasi sektor pariwisata juga didorong dengan promosi destinasi pariwisata melalui aplikasi Jejak Wisata Sejarah (Jasirah) yang sudah diluncurkan oleh Kantor Perwakilan BI Jateng.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi mengapresiasi upaya BI dalam meningkatkan perluasan sistem pembayaran digital di kawasan wisata, termasuk di Candi Borobudur.
"Saya kira betul bahwa seluruh stakeholder terkait harus terlibat dalam kampanye besar digitalisasi pembayaran ini. Di Jateng sudah menunjukkan sinergi dan kolaborasi yang cukup efektif," ucapnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Prumanto Joewono, di Magelang, Jumat, menyampaikan digitalisasi pembayaran sudah berjalan di sejumlah tempat wisata, termasuk Taman Wisata Candi Borobudur.
Hal tersebut disampaikannya saat pergelaran Angkringan Digital 2023 yang diselenggara Kantor Perwakilan BI Jateng di Taman Lumbini, kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, 7-8 Juli 2023.
Ia menjelaskan bahwa saat ini terjadi perubahan tren dalam pariwisata, yakni orang cenderung memilih wisata berkelanjutan, menghindari keramaian, dan meminati wisata yang terkait budaya dan komunitas lokal.
"Pengennya, kami melihat Candi Borobudur ini dikelola sebagai suatu 'quality tourism', bukan 'quantity tourism'. Tentu, 'quality tourism' itu punya 'high value tourism'," katanya.
Untuk mendukung "quality tourism", kata dia, salah satu yang didorong adalah digitalisasi pembayaran untuk semakin menarik kunjungan wisatawan ke destinasi wisata, termasuk Borobudur.
"Hari ini, kita membuktikan bahwa digitalisasi (pembayaran, red.) di Candi Borobudur sudah jalan. Digitalisasi pembayaran ini membudayakan ekosistem orang menjadi nyaman," jelasnya.
Pelaksana Harian (Plh) Asisten Ekonomi Pembangunan Provinsi Jateng Dadang Somantri menjelaskan optimalisasi manajemen Candi Borobudur sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas terus dilakukan.
Salah satunya, dengan pembatasan jumlah wisatawan untuk menjaga dan merawat Candi Borobudur sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Untuk mendukung langkah itu, kata dia, Pemprov Jateng mengembangkan 17 desa wisata di sekitar kawasan Candi Borobudur, pembinaan UMKM, hingga menyediakan sistem pembayaran digital.
Dalam penerapan digitalisasi pembayaran, Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra menekankan beberapa langkah yang diambil BI untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Langkah tersebut yaitu bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan lembaga keuangan untuk memperluas jaringan pembayaran digital, pendampingan UMKM melalui edukasi pemasaran dan "onboarding digital", serta edukasi sistem pembayaran digital kepada masyarakat.
Selain itu, digitalisasi sektor pariwisata juga didorong dengan promosi destinasi pariwisata melalui aplikasi Jejak Wisata Sejarah (Jasirah) yang sudah diluncurkan oleh Kantor Perwakilan BI Jateng.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi mengapresiasi upaya BI dalam meningkatkan perluasan sistem pembayaran digital di kawasan wisata, termasuk di Candi Borobudur.
"Saya kira betul bahwa seluruh stakeholder terkait harus terlibat dalam kampanye besar digitalisasi pembayaran ini. Di Jateng sudah menunjukkan sinergi dan kolaborasi yang cukup efektif," ucapnya.