Semarang (ANTARA) - Mood Path, aplikasi kesehatan mental untuk mendeteksi gejala depresi dan kecemasan, yang dikembangkan tiga mahasiswa Program Studi S1 Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang (USM), akan diluncurkan pada awal 2024.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Praditya Rendi, Ajik Dewantoro, dan Fausta Rizky.
Ketua Tim Pengembangan, Praditya Rendi, mengatakanaplikasi yang akan diluncurkan awal 2024 ini diciptakan karena kesehatan mental ini telah menjadi isu yang semakin penting dalam masyarakat modern, namun masih banyak orang yang menghadapi kesulitan dalam mencari bantuan dan dukungan yang tepat.
"Kami berusaha menyediakan akses yang lebih mudah dan terjangkau kepada individu yang membutuhkan dukungan dalam menjaga kesehatan mental," katanya, Jumat (7/7/2023), seperti dikutip dari siaran pers USM.
Menurut Rendi, tim nya menargetkan pengguna dari semua kelompok usia yang peduli dengan kesehatan mental. Hal ini mencakup remaja, dewasa muda, orang dewasa, dan bahkan lansia.
"Beberapa kendala umum yang masih kami hadapi saat ini di antaranya, keberagaman pengguna dan keterlibatan pengguna," ujarnya.
Dia mengatakan, aplikasi ini nanti akan memiliki tampilan yang intuitif dan fitur interaktif sehingga mendorong pengguna agar terus menggunakan aplikasi dan mendapatkan manfaat maksimal.
"Kami telah melakukan uji coba kepada 38 responden, tetapi masih banyak yang harus dikembangkan. Kami akan terus menguji hasil dari pengembangan yang dilakukan hingga aplikasi ini yang targetnya diluncurkan secara resmi di awal 2024 mendatang," ungkapnya.
Menurutnya, tim nya akan menggabungkan antara kecerdasan buatan (AI) dengan pakar ahli di bidang kesehatan mental dan psikologi guna semakin menyempurnakan aplikasi ini.
"Kombinasi antara teknologi AI dan keahlian dan pengetahuan manusia dalam kesehatan mental dapat menghasilkan hasil yang lebih baik sehingga dapat memberikan banyak manfaat dan menolong banyak pengguna," ungkapnya. ***
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Praditya Rendi, Ajik Dewantoro, dan Fausta Rizky.
Ketua Tim Pengembangan, Praditya Rendi, mengatakanaplikasi yang akan diluncurkan awal 2024 ini diciptakan karena kesehatan mental ini telah menjadi isu yang semakin penting dalam masyarakat modern, namun masih banyak orang yang menghadapi kesulitan dalam mencari bantuan dan dukungan yang tepat.
"Kami berusaha menyediakan akses yang lebih mudah dan terjangkau kepada individu yang membutuhkan dukungan dalam menjaga kesehatan mental," katanya, Jumat (7/7/2023), seperti dikutip dari siaran pers USM.
Menurut Rendi, tim nya menargetkan pengguna dari semua kelompok usia yang peduli dengan kesehatan mental. Hal ini mencakup remaja, dewasa muda, orang dewasa, dan bahkan lansia.
"Beberapa kendala umum yang masih kami hadapi saat ini di antaranya, keberagaman pengguna dan keterlibatan pengguna," ujarnya.
Dia mengatakan, aplikasi ini nanti akan memiliki tampilan yang intuitif dan fitur interaktif sehingga mendorong pengguna agar terus menggunakan aplikasi dan mendapatkan manfaat maksimal.
"Kami telah melakukan uji coba kepada 38 responden, tetapi masih banyak yang harus dikembangkan. Kami akan terus menguji hasil dari pengembangan yang dilakukan hingga aplikasi ini yang targetnya diluncurkan secara resmi di awal 2024 mendatang," ungkapnya.
Menurutnya, tim nya akan menggabungkan antara kecerdasan buatan (AI) dengan pakar ahli di bidang kesehatan mental dan psikologi guna semakin menyempurnakan aplikasi ini.
"Kombinasi antara teknologi AI dan keahlian dan pengetahuan manusia dalam kesehatan mental dapat menghasilkan hasil yang lebih baik sehingga dapat memberikan banyak manfaat dan menolong banyak pengguna," ungkapnya. ***