Solo, Jateng (ANTARA) -
"Artinya, limbah di Mojolaban belum tertangani. Limbahnya dari UMKM alkohol," katanya.
Sementara itu, Supervisor Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Mulyono mengatakan sejak pukul 06.00 WIB air di sungai sudah terlihat coklat kehitaman.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Surakarta, Jawa Tengah sempat menghentikan pengolahan air akibat limbah yang mencemari Sungai Bengawan Solo sejak Jumat (16/6) pagi.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PDAM Surakarta, Bayu Tunggul di Solo, Jumat mengatakan operasional pengolahan air sempat terhenti dari pukul 06.00-15.00 WIB.
"Saat ini sudah operasional lagi, mudah-mudahan stabil," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Apalagi dalam beberapa pekan terakhir juga terjadi "pladu", di mana ikan di Sungai Bengawan Solo mabuk sehingga muncul di permukaan akibat tercemar limbah.
"Artinya, limbah di Mojolaban belum tertangani. Limbahnya dari UMKM alkohol," katanya.
Terkait hal itu, ia berharap agar DLH Kabupaten Sukoharjo dan DLH Provinsi Jawa Tengah dapat segera bertindak mengingat sumber air dari Bengawan Solo menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Produksi kami kan 80-90 liter/detik," kata Bayu Tunggul.
Sementara itu, Supervisor Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Mulyono mengatakan sejak pukul 06.00 WIB air di sungai sudah terlihat coklat kehitaman.
"Hampir masuk ke sedapan air baku kami, sehingga pukul 06.00 WIB itu pompa kami matikan," katanya.
Ia mengatakan kejadian tersebut terjadi hampir setiap tahun terutama pada musim kemarau.
"Tiap tahun langganan, pas kemarau pasti ada pencemaran. Kemungkinan besar dari anak sungai Kali Samin. Kalau nggak salah di sana limbah alkohol," demikian Mulyono.