Magelang (ANTARA) - Sejumlah penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan membatik di perajin Batik Nanom Kota Magelang yang digagas Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang dengan tajuk "Japri Difa (Jadi Pengusaha Mandiri Pekerja Difabel)".

Rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang diterima di Magelang, Rabu, menyebutkan hasil karya peserta pelatihan itu sebagai unik dan siap dipasarkan.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengharapkan pelatihan itu melahirkan orang-orang yang menghasilkan karya dan memiliki nilai jual tinggi.

"Harapan Kota Magelang terisi warga yang menghasilkan karya, karya yang menghasilkan uang. Kita dorong, pemerintah sebagai kolaborator dan fasilitator, untuk menciptakan lapangan kerja ataupun 'event' (kegiatan) untuk mendukung pemasaran hasil karya mereka," katanya.

Dia mengakui selama ini pemasaran karya tersebut masih sebatas lokal sehingga perlu diperluas dengan metode digital. 

Pemerintah memberikan fasilitas pelatihan pemasaran digital agar mereka bisa menawarkan produk secara daring.

"Sudah kita awali dengan 'workshop' (lokakarya) kemarin. Dan bulan ini ada pelatihan khusus, melalui program 'Magelang Keren' sebanyak 1.000 orang, mudah-mudahan termasuk orang-orang ini," kata dia.

Para pekerja dari kalangan disabilitas juga mendapatkan materi pemasaran produk secara digital di Aula Telkom Witel Magelang. Pelatihan pada Selasa (13/6) ini, kolaborasi lintas lembaga, antara lain Lembaga Administrasi Negara (LAN), BPSDM Provinsi Jateng, Disnaker Kota Magelang, dan Telkom Indonesia.

Kepala Disnaker Kota Magelang Wawan Setiadi mengharapkan melalui pelatihan ini penyandang disabilitas memiliki kecakapan untuk memasarkan produk-produk mereka.

"Kami sampaikan terima kasih, khususnya kepada sahabat-sahabat dari komunitas disabilitas Kota Magelang dan para pendampingnya yang sudah mengikuti pelatihan ini," katanya.

Pelatihan pemasaran digital salah satu dari rangkaian pelatihan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas dengan biaya bersumber dari APBD dan APBN. Pelatihan dibagi dua kelas, yakni kelas pertama (APBD) pada 12 Mei-6 Juni 2023 dengan 16 peserta, sedangkan kelas kedua (APBN) pada 17 Mei-28 Juni 2023 dengan 16 peserta.

"Para peserta adalah pekerja difabel dengan keterbatasan tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, lambat daya tangkap, lambat jalan, lambat gerak kaki dan tangan," katanya.

Sebelumnya, para peserta dilatih antara lain membatik, menggambar pola, menggambar memakai malam (lilin), mencanting, mewarnai, dan mewujudkan karya itu menjadi kain batik.

"Pelatihan 'digital marketing' (pemasaran digital) ini para peserta diberi materi bagaimana cara memasarkan produk-produk yang sudah dihasilkan dan batik karya peserta ini luar biasa. Mempunyai nilai dan keunggulan atau ciri khas dari sahabat-sahabat difabel," katanya.

Ia mengatakan peningkatan kompetensi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas, diperlukan kolaborasi semua komponen. 
 

Pewarta : Hari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024