Magelang (ANTARA) - Rombongan pesepeda dari Yogyakarta memasuki area Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan penuh ceria. Mereka berhasil mengayuh sepeda hingga garis finis setelah menempuh perjalanan sekitar 93 kilometer.

Sekitar 100 pesepeda ini berasal dari Qatar dan Indonesia yang mengikuti CultuRide, dari Benteng Vredeburg Yogyakarta hingga Candi Borobudur, Rabu (7/6) dalam rangkaian "Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture".

Sambil menuntun sepeda, mereka yang telah memasuki garis finis tersebut kemudian mendapat kalungan medali yang diberikan oleh pejabat Qatar maupun Indonesia.

Tidak hanya bersepeda, para peserta CultuRide itu juga disuguhi tari Jogja Istimewa di garis start dan dihibur dengan tari Topeng Ireng di garis finis.

Kementerian Luar Negeri RI mengapresiasi antusiasme pesepeda, baik dari Qatar maupun Indonesia, serta terobosan dan kerja keras panitia yang tercakup dalam Years of Culture.

Ajang ini adalah awal momentum penting dalam kerja sama yang lebih dalam antara Qatar dan Indonesia dan harus senantiasa dikembangkan dalam bentuk kerja sama lain yang lebih konkrit, tidak hanya dari sisi budaya, tetapi juga turisme, perdagangan, dan investasi.

Kerja sama dengan Qatar sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, di antaranya ada beberapa proyek Qatar National Bank dan sekarang mereka juga mengembangkan resort di Labuhan Bajo.

Qatar merupakan negara yang sangat potensial untuk kerja sama di masa depan mengingat potensi yang ada dan juga di level people to people konteksnya ada penerbangan Qatar-Indonesia dan kedekatan hubungan yang selama ini ada, sehingga tinggal bagaimana mengembangkan ke depan dan memberikan peluang besar kesempatan tersebut.

Ini momentum yang baik untuk pengembangan ke depan, karena langsung berhubungan dengan aspek yang sangat penting, yaitu hubungan kebudayaan. Peran kedutaan besar Indonesia di Doha juga penting, karena mereka yang membuka akses dan memberikan informasi terkait dengan apa yang diperlukan dalam kerja sama tersebut.

Banyak hal yang bisa dilakukan kerja sama, tetapi fokus Indonesia selama ini untuk turisme, perdagangan, dan investasi.

Kebudayaan di sini bukanlah hanya seni, tarian, dan sebagainya. Kebudayaan itu adalah suatu bentuk pola kehidupan yang dikembangkan dan sudah dibangun di berbagai kerja sama, misalnya di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, politik, pertahanan, dan sebagainya.

Jadi kebudayaan ini menjadi pintu masuk, karena itu suatu soft power, sesuatu yang lebih familier buat semua orang, khususnya dalam membangun saling pengertian di antara masing-masing penduduknya dan ini akan lebih efektif karena terus berkembang di kalangan masyarakat, baik dari Indonesia ke Qatar maupun sebaliknya.

Hubungan baik dalam masyarakat ini juga menjadi modal besar di level Pemerintah guna membuat kerja sama lebih jauh di bidang perdagangan, investasi, ekonomi, dan sebagainya.

Untuk pengembangan ke depan, antara lain Ubud Writers, ada caffe festival, kuliner journey dan fotografi journey. Selain itu, sedang dikembangkan kerja sama di bidang perpustakaan, akses terhadap buku-buku dan literasi, karena Qatar National Library mempunyai potensi besar.

Perpustakaan tersebut mempunyai akses ke berbagai literatur dunia yang sangat penting dan itu menjadi kebutuhan juga bagi masyarakat Indonesia untuk mengembangkan minat baca dan minat untuk memahami kerja sama budaya, tidak hanya dari aspek kebudayaan dalam arti yang sempit.

Hal itu juga bermanfaat memperbaiki pola hidup, kemudian juga peluang-peluang dalam masyarakat, kemudian bagaimana memandang Qatar sebagai negara di Timur Tengah yang selama ini Timur Tengah selalu dipandang sebagai kawasan yang panas yang penuh dengan konflik dan sebagainya.

Hal ini bisa dijadikan suatu jendela untuk melihat bahwa ternyata di sana ada peluang kerja sama yang sangat potensial, kemudian juga rasa persahabatan, kedekatan, dan yang paling utama adalah sudah ada kerja sama di masa lalu dan ditegaskan dalam kerja sama di masa depan, sehingga menjadi salah satu jendela untuk melihat sisi lain dari kawasan Timur Tengah.

Qatar mewakili kelompok negara yang ingin melepaskan diri dari semata-mata makmur karena faktor energi fosil, tetapi dia ingin menjadi negara yang mengembangkan sumber daya manusia, kemudian menjadi negara yang mengawal industri manufaktur, green energy, tourism, dan juga industri jasa guna memahami bahwa dia kecil tetapi efektif. Mereka ingin menyampaikan gambaran terhadap kawasan yang lebih positif dan hal ini harus disambut dengan baik.

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dipilih dalam kerja sama Year of Culture Qatar. Artinya, Indonesia dianggap pintu masuk bagi negara-negara Timur Tengah, khususnya Qatar, untuk memahami negara-negara di Asia, khususnya Asia Tenggara.

Belum terlalu banyak orang memahami Asia Tenggara, bagaimana Asia dan Indonesia dengan modal sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dan Indonesia selama ini dikenal dengan bangsa yang toleran.

Dalam perspektif budaya dan ekonomi, mereka akan melihat beberapa peluang kerja sama. Indonesia tidak hanya bicara mengenai hubungan tradisional, tetapi juga ada peluang kerja sama bidang pendidikan, bidang pariwisata, bidang kuliner, dan sebagainya.

Karena itu, juga perlu digali potensi Indonesia bidang kuliner, pariwisata, dan kebudayaan. Pada saat bersamaan, orang luar kadang tidak tahu bahwa Indonesia mempunyai potensi tersebut, khususnya bagi negara di Timur Tengah.

Banyak diaspora Indonesia yang bekerja di Qatar, yakni di perusahaan-perusahaan minyak, penerbangan, perusahaan internasional. Kenyataan ini juga menjadi potensi Indonesia besar dan menjadi partner yang penting bagi Qatar.

Qatar ingin membangun hubungan dekat dengan Indonesia, mereka memandang pasti ada potensi dan dalam kesempatan ini mereka berusaha melihat lebih jauh.


Year of Culture

Pemerintah Qatar menyampaikan rangkaian Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture dimulai April 2023 dengan Qatari Night, yakni buka puasa bergaya Qatar. Waktu itu ada chef Qatar datang ke Indonesia yang membuat makanan khas Qatar untuk berbuka puasa.

Setelah itu ada CultuRide, sekitar 100 pesepeda hadir dari dua negara. Mereka bersemangat melihat banyak budaya yang bisa dipelajari, khususnya dari Qatar.

Dari ajang ini banyak acara yang sudah disiapkan dalam Year of Culture, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Qatar.

Saat ini juga ada acara di Pontianak, yakni anak muda dari Qatar dan Indonesia melakukan tukar menukar informasi pengetahuan dan lainnya. Setelah itu juga ada kulineri trip yang menghadirkan dua chef dari Qatar dan dua chef dari Indonesia. Mereka akan melakukan kegiatan di tiga kota, yakni Medan (Sumut), Ubud (Bali) dan di Papua.

Kegiatan masih berlanjut dengan perhelatan penting, yaitu fotografi journey. Kegiatan ini ada di Indonesia dan di Qatar, di mana masing-masing fotografer dari kedua negara ini akan mencoba untuk menangkap apa yang unik.

Tentu akan ada tema khusus yang ada benang merahnya di Indonesia dan Qatar. Setelah itu juga ada writer festival dan masih banyak aktivitas lain yang sudah disiapkan hingga akhir tahun di Indonesia maupun di Qatar.

General Manager Unit Borobudur Jamaludin Mawardi menuturkan kebetulan pemerintah Qatar tahun 2023 ini menyelenggarakan tahun budaya Qatar. Indonesia menjadi salah satu partner yang dipilih Qatar dalam menyosialisasikan tahun budaya Qatar ini.

Aktivitas yang dilakukan, salah satunya adalah bagaimana mengenalkan potensi pariwisata Indonesia ke Qatar.

Melalaui kegiatan CultuRide, yakni bersepeda dari Yogyakarta dengan finis di Borobudur, melibatkan sejumlah peserta dari Qatar dan Indonesia, dengan membuka media Qatar yang meliput, sehingga ada sisi positif yang secara tidak langsung juga didapatkan oleh objek Borobudur.

Dari sisi negara kita, kegiatan dipastikan akan berdampak bagus bagi promosi pariwisata Indonesia di Qatar.

Baca juga: Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture, peserta gowes dari Yogya - Borobudur

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024