Grobogan (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mengapresiasi dan mendukung strategi yang dijalankan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam memenuhi kebutuhan energi nasional untuk menjaga ketahanan energi.
"Kami mendorong PT Pertamina Hulu Energi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas," ujar Evita Nursanty melalui rilis yang diterima di Grobogan, Jawa Tengah, Selasa.
Ia menyatakan dukungannya terhadap PT PHE selaku Subholding Upstream untuk berperan sebagai kontributor utama produksi migas nasional. Pada tahun 2022 PT PHE sebagai anak usaha Pertamina memberikan kontribusi sebesar 68 persen produksi minyak nasional dan 34 persen produksi gas nasional.
Menurut Evita, dunia saat ini menghadapi krisis energi yang disebabkan oleh konsumsi bahan bakar fosil yang terlalu berlebihan, pertambahan jumlah penduduk, pemborosan energi, kurang memanfaatkan energi baru terbarukan, dan lainnya, termasuk akibat kenaikan harga bahan bakar yang terjadi setelah pandemi COVID-19 dan diperburuk oleh invasi Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022.
Berdasarkan data Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), bauran komposisi energi akan berubah perlahan hingga tahun 2050 dimana energi baru terbarukan akan mendominasi kebutuhan energi nasional, dimulai bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, hingga lebih besar dari 31 persen di tahun 2050. Sejalan dengan hal tersebut, volume kebutuhan akan energi fosil pun akan meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, PT PHE menjalankan strategi untuk melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) melalui pengeboran sumur pengembangan, perawatan sumur, dan melakukan ekspansi. Kemudian untuk menjaga keberlanjutan bisnis, PT PHE juga melakukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan baru.
"PT PHE juga menjalankan akuisisi di wilayah kerja baru dengan bekerjasama melalui partner dan melakukan ekspansi," ujarnya pula.
Dalam rangka mendukung Green Strategy Holding, PT PHE tentunya berupaya untuk melakukan berbagai macam program dekarbonisasi. Salah satunya melalui pemanfaatan sumber energi gas sebagai energi transisi yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Hal ini tercermin dari proyek gas yang telah beroperasi seperti Jambaran Tiung-Biru (JTB) di Jawa Timur dan temuan potensi cadangan gas melalui pengeboran sumur eksplorasi di beberapa wilayah Indonesia.
"Kami di Komisi VI DPR tentunya mendukung strategi yang dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Energi, dan mendorong semua pihak ikut membantu dalam memenuhi kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit termasuk langkah-langkah investasi yang transparan agar kegiatan operasional bisa berjalan lancar untuk menjaga ketahanan energi nasional," ujar Evita Nursanty, Anggota Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan (Dapil) Jateng III.
Dengan tersedianya investasi, maka PT Pertamina Hulu Energi dapat berkembang dan menjaga keberlanjutan hulu migas nasional serta diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.
"Kami mendorong PT Pertamina Hulu Energi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas," ujar Evita Nursanty melalui rilis yang diterima di Grobogan, Jawa Tengah, Selasa.
Ia menyatakan dukungannya terhadap PT PHE selaku Subholding Upstream untuk berperan sebagai kontributor utama produksi migas nasional. Pada tahun 2022 PT PHE sebagai anak usaha Pertamina memberikan kontribusi sebesar 68 persen produksi minyak nasional dan 34 persen produksi gas nasional.
Menurut Evita, dunia saat ini menghadapi krisis energi yang disebabkan oleh konsumsi bahan bakar fosil yang terlalu berlebihan, pertambahan jumlah penduduk, pemborosan energi, kurang memanfaatkan energi baru terbarukan, dan lainnya, termasuk akibat kenaikan harga bahan bakar yang terjadi setelah pandemi COVID-19 dan diperburuk oleh invasi Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022.
Berdasarkan data Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), bauran komposisi energi akan berubah perlahan hingga tahun 2050 dimana energi baru terbarukan akan mendominasi kebutuhan energi nasional, dimulai bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, hingga lebih besar dari 31 persen di tahun 2050. Sejalan dengan hal tersebut, volume kebutuhan akan energi fosil pun akan meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, PT PHE menjalankan strategi untuk melawan laju penurunan alamiah (natural declining rate) melalui pengeboran sumur pengembangan, perawatan sumur, dan melakukan ekspansi. Kemudian untuk menjaga keberlanjutan bisnis, PT PHE juga melakukan pengeboran sumur eksplorasi untuk mencari potensi cadangan baru.
"PT PHE juga menjalankan akuisisi di wilayah kerja baru dengan bekerjasama melalui partner dan melakukan ekspansi," ujarnya pula.
Dalam rangka mendukung Green Strategy Holding, PT PHE tentunya berupaya untuk melakukan berbagai macam program dekarbonisasi. Salah satunya melalui pemanfaatan sumber energi gas sebagai energi transisi yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Hal ini tercermin dari proyek gas yang telah beroperasi seperti Jambaran Tiung-Biru (JTB) di Jawa Timur dan temuan potensi cadangan gas melalui pengeboran sumur eksplorasi di beberapa wilayah Indonesia.
"Kami di Komisi VI DPR tentunya mendukung strategi yang dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Energi, dan mendorong semua pihak ikut membantu dalam memenuhi kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit termasuk langkah-langkah investasi yang transparan agar kegiatan operasional bisa berjalan lancar untuk menjaga ketahanan energi nasional," ujar Evita Nursanty, Anggota Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan (Dapil) Jateng III.
Dengan tersedianya investasi, maka PT Pertamina Hulu Energi dapat berkembang dan menjaga keberlanjutan hulu migas nasional serta diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.