Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyiapkan lahan seluas 200 hektare untuk investor asal Provinsi Fujian, Tiongkok yang akan menanamkan investasi di Kawasan Industri Terpadu Batang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Wahyu Budi Santosa di Batang, Rabu malam, mengatakan bahwa belum lama ini Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia telah melakukan survei ke lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang.
"Ya, sudah dilakukan survei oleh Duta Besar Tiongkok. Nantinya, masalah itu akan ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak yaitu Pemerintah Indonesia dengan Tiongkok," katanya.
Meski demikian, pihaknya belum mengetahui berapa nilai investasi yang akan ditanamkan di Kawasan Industri Terpadu Batang.
"Kami belum tahu. Kawasan Industri Terpadu Batang merupakan proyek strategis nasional sehingga hal itu menjadi kewenangan pemerintah pusat," katanya.
Menurut dia, kerja sama investasi dua negara itu terbangun dalam forum High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism RI-RRT di Jakarta, 9 Mei 2023.
Baca juga: Pemkab Batang pastikan dua perusahaan berinvestasi di KITB
Kegiatan itu digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang menghasilkan Two Countries Twin Parks.
"Ada tiga pemerintah daerah yang diundang pada forum tersebut, yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Bintan, dan Kota Semarang," katanya.
Wahyu Budi Santosa mengatakan bahwa Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut skema kerja sama Two Countries Twin Parks akan mendukung dan meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya di sektor industri.
Ia berharap kerja sama ini dapat menjadi pendorong bagi kedua negara untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung industri, seperti infrastruktur logistik maritim dan mendukung kebijakan seperti kemudahan perizinan kepabeanan untuk produk-produk industri.
Dikatakan pula bahwa sektor yang menjadi prioritas kedua negara dalam "Two Countries Twin Parks", termasuk industri maritim, manufaktur pangan, material bangunan, dan elektronika yang telah disepakati oleh kedua negara.
"Beberapa pengusaha asal dari Fujian juga akan berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan menggunakan lahan seluas sekitar 200 hektare," katanya.
Wahyu mengatakan bahwa pemkab telah mempersiapkan untuk menyambut dan melayani para investor.
"Kendala yang masih terjadi adalah kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam berkomunikasi dengan investor, khususnya terkait dengan penguasaan bahasa Mandarin," katanya.
Baca juga: Bea Cukai Jateng/DIY jamin kemudahan izin kawasan berikat di KITB
Baca juga: Pemkab Batang bukukan realisasi nilai investasi Rp1,24 triliun
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Wahyu Budi Santosa di Batang, Rabu malam, mengatakan bahwa belum lama ini Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia telah melakukan survei ke lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang.
"Ya, sudah dilakukan survei oleh Duta Besar Tiongkok. Nantinya, masalah itu akan ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak yaitu Pemerintah Indonesia dengan Tiongkok," katanya.
Meski demikian, pihaknya belum mengetahui berapa nilai investasi yang akan ditanamkan di Kawasan Industri Terpadu Batang.
"Kami belum tahu. Kawasan Industri Terpadu Batang merupakan proyek strategis nasional sehingga hal itu menjadi kewenangan pemerintah pusat," katanya.
Menurut dia, kerja sama investasi dua negara itu terbangun dalam forum High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism RI-RRT di Jakarta, 9 Mei 2023.
Baca juga: Pemkab Batang pastikan dua perusahaan berinvestasi di KITB
Kegiatan itu digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang menghasilkan Two Countries Twin Parks.
"Ada tiga pemerintah daerah yang diundang pada forum tersebut, yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Bintan, dan Kota Semarang," katanya.
Wahyu Budi Santosa mengatakan bahwa Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut skema kerja sama Two Countries Twin Parks akan mendukung dan meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya di sektor industri.
Ia berharap kerja sama ini dapat menjadi pendorong bagi kedua negara untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung industri, seperti infrastruktur logistik maritim dan mendukung kebijakan seperti kemudahan perizinan kepabeanan untuk produk-produk industri.
Dikatakan pula bahwa sektor yang menjadi prioritas kedua negara dalam "Two Countries Twin Parks", termasuk industri maritim, manufaktur pangan, material bangunan, dan elektronika yang telah disepakati oleh kedua negara.
"Beberapa pengusaha asal dari Fujian juga akan berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan menggunakan lahan seluas sekitar 200 hektare," katanya.
Wahyu mengatakan bahwa pemkab telah mempersiapkan untuk menyambut dan melayani para investor.
"Kendala yang masih terjadi adalah kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam berkomunikasi dengan investor, khususnya terkait dengan penguasaan bahasa Mandarin," katanya.
Baca juga: Bea Cukai Jateng/DIY jamin kemudahan izin kawasan berikat di KITB
Baca juga: Pemkab Batang bukukan realisasi nilai investasi Rp1,24 triliun