Semarang (ANTARA) - BRI menunjukkan komitmennya dalam program CSR (corporate social responsibility) BRI Peduli dengan menjadikan Desa Dauh Beken, sebuah desa di Tabanan, Bali, sebagai percontohan dalam pengelolaan sampah.

Desa Dauh Peken memiliki program pengelolaan sampah yang dinamakan Tempat Pengolahan Sampah-Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Sadu Kencana yang berdiri sejak tahun 2016 dengan konsep "reduce" (mengurangi), "reuse" (menggunakan kembali), "recycle" (mendaur ulang) sampah.

Kepala Desa Dauh Peken I Komang Sana Yasa, dalam keterangan yang diterima di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa program pengelolaan sampah telah dicanangkan pada tahun 2012 oleh kepala desa sebelumnya, dan dilanjutkan olehnya.

"Saya melanjutkan membangun lima bank sampah yang ada di desa. Awalnya 2012 hanya satu bank sampah, sehingga genaplah rumah bank sampah yang ada di Dauh Peken," ujarnya.

Di tengah upaya meningkatkan pengelolaan sampah yang lebih baik, kata dia, pihak desa pada 2015 mengajukan ke Dinas PUPR di wilayah Bali untuk mendirikan TPS3R Sadu Kencana yang dalam pengembangannya memiliki beberapa kegiatan pengolahan sampah.

Di antaranya, mengolah sampah organik menjadi pupuk organik, memanfaatkan sampah buah, sayur, dan sisa makanan dari masyarakat untuk ternak maggot, menjadi bank sampah induk bagi banjar-banjar, sekolah, dan kelompok masyarakat yang ada di Dauh Peken, hingga edukasi ke sekolah-sekolah.

Namun, kata Komang, pengelola TPS3R Sadu Kencana dalam pelaksanaannya menghadapi beberapa kendala, antara lain kurangnya kendaraan pengangkutan sampah, bangunan TPS3R yang kurang layak, dan fasilitas pendukung lainnya seperti bank komposter dan kantong pemilahan untuk pelanggan.

Akhirnya, kata dia, BRI lewat program BRI Peduli menunjukkan kepeduliannya terhadap TPS3R Sadu Kencana dengan memberikan bantuan berupa kendaraan operasional pengangkutan sampah, renovasi bangunan kantor, pengadaan bak komposter, dan kantong pemilahan sampah.

Dalam perkembangannya, TPS3R Sadu Kencana mulai memaksimalkan sistem pengelolaan, mengedukasi masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan mulai dari rumah dan lingkungan sekitar.

"Dengan adanya bantuan BRI yang mendampingi Desa Dauh Peken, pola penjemputan sampah ke rumah-rumah warga menjadi terarah. Hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat Dauh Peken untuk ikut menjadi pelanggan TPS3R dengan pola pemilahan. Sampai saat ini ada penambahan data pelanggan sebanyak 200 yang mulai sadar untuk memilah," katanya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua TPS3R Sadu Kencana Ni Putu Suarlin mengatakan jika pola pengelolaan sampah "angkut buang" saja maka TPA yang sudah penuh dengan sampah akan semakin bertambah sehingga sangat penting untuk memilah sampah sebelum dibuang ke TPA.

"Kami dan tim mulai mencoba pelan-pelan memberikan pemahaman bahwa kita itu menyelamatkan sampah plastik bukan untuk mendapatkan, tapi untuk menyelamatkan bumi kita lebih lestari,” ujarnya.

Berkaitan dengan program pengelolaan sampah BRI Peduli, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto berharap bahwa program tersebut dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan.

Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau bahan baku jenis organik lain, dan dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik.

"Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan juga masyarakat secara luas," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024