Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menjelaskan bahwa pembangunan Patung Penari di Taman Kaliwiru Semarang bertujuan untuk mengabadikan budaya yang dimiliki masyarakat Kota Atlas, yakni Gambang dan Penari Semarang.

"Sementara ini mungkin masyarakat, netizen, belum ngerti sebenarnya pemkot bangun ini kenapa sih?" kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Murni Ediati, di Semarang, Selasa.

Yang jelas, Murni mengatakan bahwa Pemkot Semarang membangun patung tersebut sebagai ikon untuk mengabadikan kebudayaan yang dimiliki masyarakat Kota Semarang sehingga bisa diwariskan kepada generasi penerus.

"Kota Semarang punya sebuah budaya yang itu harus digemakan, yakni Gambang Semarang sama Penari Semarang. Untuk mengabadikan budaya agar generasi setelah kita paham ada budaya, seperti itu," katanya.

Patung Penari tersebut sebelumnya sempat ramai di media sosial karena patung setinggi sembilan meter itu disebut menyeramkan tampilannya, apalagi didesain bisa berputar sehingga bisa berubah arah.



Murni menjelaskan bahwa pihaknya menerima dan merespons dengan baik masukan dari masyarakat sehingga kekurangan-kekurangannya nanti akan diperbaiki, seperti tampilannya akan dibenahi agar tidak menyeramkan.

"Masukan masyarakat pasti direspons. Kami kan bangun juga buat masyarakat. Ya, kemarin (pembenahan, red.) terkait wajah dan pewarnaan, kami 'support'. Cuma, kalau bentuk sudah enggak bisa," katanya.

Terkait bentuk patung tersebut, kata dia, sudah dipatenkan oleh senimannya, yakni Bintang Anggoro Putro sehingga tidak bisa diubah, tetapi untuk wajah dan pewarnaan memang masih bisa disesuaikan.

"Di miniatur (patung, red.) memang tidak menampilkan wajah. Saya tanya Pak Bintang, penciptanya. Wajahnya sembarang siapa aja. Ya, kami tetap ajak ngomong karena itu pembuatnya. Jadi, lebih ke pewarnaan sama tekstur aja," katanya.

Untuk pergerakan patung, ia membenarkan bahwa patung tersebut bisa berputar karena dipasang mesin yang dilengkapi "sensor timer" sehingga nantinya akan berputar secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktunya.

"Kemarin ada juga yang nanya, patungnya kok madep (menghadap) sana, terus kok ke sini. Ya, kan memang muter patungnya. Itu pakai 'sensor timer'. Nanti, kami tambahi sorot lampu juga biar enggak gelap," katanya.

Mengenai progresnya, kata dia, sebenarnya patung tersebut sudah siap untuk diresmikan, dan saat ini masih dalam proses "finishing" sedikit untuk menyesuaikan masukan-masukan dari masyarakat.



 Baca juga: Umat Hindu Boyolali buat patung Ogoh Ogoh sambut Nyepi

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024