Purwokerto (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor sejumlah produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Jateng seperti Kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Pati ke berbagai negara di Asia, Amerika dan Timur Tengah bernilai miliaran rupiah.
Sebanyak empat kontainer produk UMKM dilepas secara langsung oleh Ganjar di ruas Jalan Dr Angka, Purwokerto, depan Mal Pelayanan Publik Kabupaten Banyumas, Jumat, sedangkan tiga kontainer lainnya berangkat dari perusahaan masing-masing di Purbalingga dan Pati.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah Ratna Kawuri mengatakan empat kontainer produk UMKM yang diberangkatkan dari Purwokerto terdiri atas satu kontainer 20 kaki minyak atsiri buatan PT Indesso Aroma (Banyumas) dengan negara tujuan China.
Selanjutnya, satu kontainer 40 kaki gula kelapa organik buatan CV Inagro Jinawi (Banyumas) dengan negara tujuan Amerika Serikat, satu kontainer 40 kaki gula kelapa rebel buatan CV Permata Satria (Banyumas) tujuan Amerika Serikat, serta satu kontainer 40 kaki makanan olahan berupa sohun dan sebagainya buatan PT Lestari Jaya Bangsa (Banyumas) tujuan Arab Saudi.
Sementara produk UMKM yang diberangkatkan dari perusahaan masing-masih terdiri atas satu kontainer 20 kaki sapu glagah buatan CV Rayung Pelangi (Purbalingga) dengan negara tujuan Korea Selatan, satu kontainer 20 kaki gula semut organik buatan CV Bunga Palm (Purbalingga) tujuan Amerika Serikat, dan satu kontainer 20 kaki produk Syams Indonesian Handicraft (Pati) tujuan Jepang.
"Total nilai ekspor Rp7,25 miliar. Ini menjadi satu kontribusi karena di triwulan pertama tahun 2023 ekspor-impor kita, neraca perdagangannya juga surplus sekitar 708 juta dolar Amerika Serikat," jelas Ratna.
Saat ditemui usai pelepasan ekspor, Gubernur mengatakan pendampingan yang dilakukan pemerintah daerah dan pegiat UMKM ternyata sudah membuahkan hasil meskipun tentu saja sudah ada yang jauh punya pengalaman lebih dulu seperti produsen minyak atsiri.
"Ternyata dari daun cengkih yang sudah jatuh, biasanya hanya dipakai untuk pupuk, ternyata bisa diolah menjadi minyak atsiri. Ya sudah cukup lama mereka ekspor ke banyak negara," katanya.
Namun demikian, kata dia, ada juga produk makanan dari hasil pendampingan UMKM bisa diekspor ke banyak negara seperti Timur Tengah
Oleh karenanya, lanjut dia, pelepasan ekspor tersebut sebenarnya momentum penting bahwa UMKM naik kelas itu bisa berjalan.
"Beberapa produk yang kita dampingi itu bisa berkelas dunia. Hanya satu saja pesan kepada mereka agar menjaga kualitas itu, termasuk tadi saya ingatkan terutama seperti gula kelapa yang asalnya dari tanaman organik, keorganikan tanaman itu mesti dijaga untuk menjaga kualitas," tegasnya.
Ganjar mengatakan jika hal itu bisa terus berjalan dengan konsisten, pasti pesanan akan berjalan terus-menerus.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus mendampingi UMKM agar ekspornya semakin banyak.
Ia mengakui pascapandemi ekspor dari Jawa Tengah mulai berjalan kembali dan neraca ekspornya ternyata sudah surplus 708 juta dolar Amerika Serikat, sehingga kalau ditambah sebenarnya akan mengakselerasi kondisinya.
"Jadi menurut saya, ini berita baguslah bahwa makin banyak ekspor dari Jawa Tengah dan tentu saja ini berasal sebagian dari usaha kecil," katanya.
Sebanyak empat kontainer produk UMKM dilepas secara langsung oleh Ganjar di ruas Jalan Dr Angka, Purwokerto, depan Mal Pelayanan Publik Kabupaten Banyumas, Jumat, sedangkan tiga kontainer lainnya berangkat dari perusahaan masing-masing di Purbalingga dan Pati.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah Ratna Kawuri mengatakan empat kontainer produk UMKM yang diberangkatkan dari Purwokerto terdiri atas satu kontainer 20 kaki minyak atsiri buatan PT Indesso Aroma (Banyumas) dengan negara tujuan China.
Selanjutnya, satu kontainer 40 kaki gula kelapa organik buatan CV Inagro Jinawi (Banyumas) dengan negara tujuan Amerika Serikat, satu kontainer 40 kaki gula kelapa rebel buatan CV Permata Satria (Banyumas) tujuan Amerika Serikat, serta satu kontainer 40 kaki makanan olahan berupa sohun dan sebagainya buatan PT Lestari Jaya Bangsa (Banyumas) tujuan Arab Saudi.
Sementara produk UMKM yang diberangkatkan dari perusahaan masing-masih terdiri atas satu kontainer 20 kaki sapu glagah buatan CV Rayung Pelangi (Purbalingga) dengan negara tujuan Korea Selatan, satu kontainer 20 kaki gula semut organik buatan CV Bunga Palm (Purbalingga) tujuan Amerika Serikat, dan satu kontainer 20 kaki produk Syams Indonesian Handicraft (Pati) tujuan Jepang.
"Total nilai ekspor Rp7,25 miliar. Ini menjadi satu kontribusi karena di triwulan pertama tahun 2023 ekspor-impor kita, neraca perdagangannya juga surplus sekitar 708 juta dolar Amerika Serikat," jelas Ratna.
Saat ditemui usai pelepasan ekspor, Gubernur mengatakan pendampingan yang dilakukan pemerintah daerah dan pegiat UMKM ternyata sudah membuahkan hasil meskipun tentu saja sudah ada yang jauh punya pengalaman lebih dulu seperti produsen minyak atsiri.
"Ternyata dari daun cengkih yang sudah jatuh, biasanya hanya dipakai untuk pupuk, ternyata bisa diolah menjadi minyak atsiri. Ya sudah cukup lama mereka ekspor ke banyak negara," katanya.
Namun demikian, kata dia, ada juga produk makanan dari hasil pendampingan UMKM bisa diekspor ke banyak negara seperti Timur Tengah
Oleh karenanya, lanjut dia, pelepasan ekspor tersebut sebenarnya momentum penting bahwa UMKM naik kelas itu bisa berjalan.
"Beberapa produk yang kita dampingi itu bisa berkelas dunia. Hanya satu saja pesan kepada mereka agar menjaga kualitas itu, termasuk tadi saya ingatkan terutama seperti gula kelapa yang asalnya dari tanaman organik, keorganikan tanaman itu mesti dijaga untuk menjaga kualitas," tegasnya.
Ganjar mengatakan jika hal itu bisa terus berjalan dengan konsisten, pasti pesanan akan berjalan terus-menerus.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus mendampingi UMKM agar ekspornya semakin banyak.
Ia mengakui pascapandemi ekspor dari Jawa Tengah mulai berjalan kembali dan neraca ekspornya ternyata sudah surplus 708 juta dolar Amerika Serikat, sehingga kalau ditambah sebenarnya akan mengakselerasi kondisinya.
"Jadi menurut saya, ini berita baguslah bahwa makin banyak ekspor dari Jawa Tengah dan tentu saja ini berasal sebagian dari usaha kecil," katanya.