Kudus (ANTARA) - Ma'had Aly Tasywiqut Thullab Salafiyah (TBS) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar pemantauan gerhana matahari hibrida yang berlangsung sekitar 2 jam 48 menit dari lantai 6 gedung Ma'had Aly TBS, Kamis, dengan posisi tertutup 51 persen.

Dalam pemantauan tersebut disediakan teleskop yang terhubung ke layar monitor sehingga tanpa melihat melalui teleskop sudah bisa melihat matahari yang sedang terjadi gerhana.

Menurut Pakar Ilmu Falak dari Madrasah TBS Kudus Azhar Latief Nasiran, di Kudus, gerhana matahari hibrida yang terjadi di Kudus sejak pukul 09.30 WIB hingga pukul 12.18 WIB dengan puncak gerhana terjadi pada pukul 10.51 WIB.

"Pada saat terjadi puncak gerhana itu, matahari tertutup hingga 51 persen," ujarnya.



Fenomena alam tersebut, kata dia, tidak hanya di Kudus saja, melainkan hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami hal serupa.

"Sementara wilayah yang tidak terjadi gerhana, di antaranya di Banda Aceh," ujarnya.

Gerhana matahari sendiri merupakan momentum peristiwa alam yang menjadi pengingat bagi setiap manusia, bahwa manusia sebagai ciptaan Allah tidak berarti apa-apa atau hanya makhluk kecil jika dihadapkan dengan semesta alam.

Selain digelar pemantauan gerhana, juga digelar Shalat Kusuf Al Syams dua rakaat secara berjamaah di lantai lima bangunan Ma'had Aly TBS yang dilanjutkan dengan khutbah.*


Baca juga: BMKG ingatkan warga tidak lihat proses gerhana matahari secara langsung

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024