Semarang (ANTARA) - Pondok Pesantren Arrois Cendekia Semarang menerima kunjungan rombongan dari Gereja Katolik Santo Yusup Gedangan Semarang dipimpin Frater Wahyu SJ untuk berdiskusi mengenai nilai-nilai toleransi agama.
Pengasuh Ponpes Arrois Cendekia Semarang Kiai Rofiq Mahfudz saat menerima rombongan Gereja Gedangan Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa menjalin persaudaraan merupakan salah satu prinsip ajaran agama Islam.
"Islam sebagai agama rahmatan lil alamin sudah selayaknya bergandengan tangan untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam. Baik kepada sesama muslim, nonmuslim bahkan kepada seluruh makhluk Allah," katanya, dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Rabu.
Menjalin persaudaraan sebagaimana yang diajarkan Islam, kata dia, bukan hanya dengan sesama umat Islam, namun juga bagi seluruh makhluk hidup di dunia. Karena itu, Rofiq mengajak para santri untuk memperkuat toleransi terhadap pemeluk agama lain.
Wakil Sekretaris PWNU Jateng tersebut mengungkapkan bahwa ada beberapa prinsip persaudaraan yang diyakininya, yakni, ukhuwah islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam, ukhuwah basyariah atau persaudaraan antar sesama manusia, serta ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan dalam ikatan kebangsaan.
Ketiga prinsip tersebut itulah yang diajarkannya kepada para santri dan disaksikan langsung oleh para rombongan dari Gereja Santo Yusup Gedangan, seraya berpesan kepada santri agar bisa menjalankan prinsip tersebut.
"Santri harus punya pendirian untuk saling menghargai dan tidak memandang manusia hanya dari segi agamanya saja. Dengan begitu, nilai-nilai Islam yang sejuk, damai dan menentramkan bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia," pungkasnya.
Sementara itu, Frater Wahyu SJ selaku pimpinan rombongan Gereja Katolik Santo Yusup Gedangan mengaku sangat senang bisa berkunjung ke pondok pesantren Arrois Cendekia Semarang.
Apalagi, kata dia, itu merupakan kali pertama pihaknya mengunjungi pondok pesantren.
Ia juga mengaku sangat setuju tentang pandangan Kiai Rofiq tentang makna persaudaraan sehingga berharap persaudaraan antar atau lintas iman bisa terus terjalin dan semakin menyebar luas.
"Perbedaan itu pasti ada, tapi ketika sudah berbicara tentang persaudaraan maka semuanya melebur menjadi satu. Saya berharap nantinya kiai dan santri juga berkenan untuk anjangsana ke gereja untuk mempererat persaudaraan yang telah dibangun ini," pungkasnya.
Baca juga: ANTARA Jateng salurkan bantuan sembako ke pondok pesantren
Pengasuh Ponpes Arrois Cendekia Semarang Kiai Rofiq Mahfudz saat menerima rombongan Gereja Gedangan Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa menjalin persaudaraan merupakan salah satu prinsip ajaran agama Islam.
"Islam sebagai agama rahmatan lil alamin sudah selayaknya bergandengan tangan untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam. Baik kepada sesama muslim, nonmuslim bahkan kepada seluruh makhluk Allah," katanya, dalam pernyataan yang diterima di Semarang, Rabu.
Menjalin persaudaraan sebagaimana yang diajarkan Islam, kata dia, bukan hanya dengan sesama umat Islam, namun juga bagi seluruh makhluk hidup di dunia. Karena itu, Rofiq mengajak para santri untuk memperkuat toleransi terhadap pemeluk agama lain.
Wakil Sekretaris PWNU Jateng tersebut mengungkapkan bahwa ada beberapa prinsip persaudaraan yang diyakininya, yakni, ukhuwah islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam, ukhuwah basyariah atau persaudaraan antar sesama manusia, serta ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan dalam ikatan kebangsaan.
Ketiga prinsip tersebut itulah yang diajarkannya kepada para santri dan disaksikan langsung oleh para rombongan dari Gereja Santo Yusup Gedangan, seraya berpesan kepada santri agar bisa menjalankan prinsip tersebut.
"Santri harus punya pendirian untuk saling menghargai dan tidak memandang manusia hanya dari segi agamanya saja. Dengan begitu, nilai-nilai Islam yang sejuk, damai dan menentramkan bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia," pungkasnya.
Sementara itu, Frater Wahyu SJ selaku pimpinan rombongan Gereja Katolik Santo Yusup Gedangan mengaku sangat senang bisa berkunjung ke pondok pesantren Arrois Cendekia Semarang.
Apalagi, kata dia, itu merupakan kali pertama pihaknya mengunjungi pondok pesantren.
Ia juga mengaku sangat setuju tentang pandangan Kiai Rofiq tentang makna persaudaraan sehingga berharap persaudaraan antar atau lintas iman bisa terus terjalin dan semakin menyebar luas.
"Perbedaan itu pasti ada, tapi ketika sudah berbicara tentang persaudaraan maka semuanya melebur menjadi satu. Saya berharap nantinya kiai dan santri juga berkenan untuk anjangsana ke gereja untuk mempererat persaudaraan yang telah dibangun ini," pungkasnya.
Baca juga: ANTARA Jateng salurkan bantuan sembako ke pondok pesantren