Semarang (ANTARA) -
Rektor UIN Walisongo yang juga Ketua PW Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jateng Prof Dr KH Imam Taufiq MAg mengatakan karakter atau ciri bulan Ramadhan adalah turunnya Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan.

"Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al Baqarah ayat 85, adapun fungsi pertama Al Quran adalah petunjuk bagi manusia, kemudian memperjelas hal-hal yang belum kongkret, kemudian menjadi pembeda mana yang haq dan batil, mana haram dan halal, mana yang terang, gelap dan remang-remang," kata Imam Taufiq saat peringatan Malam Nuzulul Quran dan Tarhim (Tarawih dan Silaturahmi) putaran kedua PW IPHI Jateng di Masjid Diponegoro Undip Pleburan, Semarang, Jumat (7/4) malam.

Ia melanjutkan, Al Quran turun bersama dengan misi kenabian Muhammad SAW.  "Nabi Muhammad dengan Al Quran itu datang di dunia ini dengan perspektif baru terhadap dunia,” ujar Imam.

Ia menjelaskan, ketika Nabi Muhammad menjadi  rasul dan Al Quran turun, saat itu kondisi Arab Saudi adalah menonjolkan kesukuan, banyak konflik. Persoalan-persoalan itu tidak lepas dengan banyaknya suku suku yang ada. Bahkan terjadinya peperangan, kekerasan dan pembunuhan karena kelompok-kelompok atau suku-suku yang tidak bisa disatukan sehingga saat itu muncul kasta atau kelas yang menonjol dimana yang paling berkuasa adalah suku Quraisy.

“Konon, saat itu pemimpin agama, pemimpin politik, pengusaha-pengusaha sukses, tokoh pemuda semua dari suku Qurays. Bahkan kita tahu, ada tiga Abu, trisula Abu di suku Quraisy yang terkenal, yaitu Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan, mereka orang-orang hebat, cerdas dan berpengaruh,” katanya.

Kemudian Islam datang yang  bukan untuk kelompok tertentu saja. "Islam datang tidak hanya untuk masyarakat Arab saja, penduduk Mekah saja, atau bahkan suku Quraisy saja. Islam datang bersama Nabi Muhammad untuk umat manusia, untuk Rahmatan lil alamiin," kata Prof Imam.

Selama 12 tahun Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekah kurang berhasil serta mendapat tantangan luar biasa sehingga nabi kemudian memutuskan hijrah ke Madinah.

Saat tiba di Madinah, terang Prof Imam, hal pertama dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah membangun kebersamaan. "Pertama yang dibangun nabi adalah masjid, sebagai tempat peradaban. Masjid tidak semat-mata hanya sebagai tempat ibadah sholat, namun menjadi tempat untuk membangun sosial sesama manusia dan muncullah Piagam Madinah pada tahun 622 M," kata Prof Imam.

Piagam Madinah  adalah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku dan kaum penting di Yatsrib (kemudian bernama Madinah). Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani Aus dan Bani Khazraj di Madinah.

Untuk itu, dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak dan kewajiban bagi kaum Muslim,  Yahudi, dan komunitas lain di Madinah, sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.

“Jadi agama Islam itu tidak hanya sekedar mengajarkan ibadah mahdhoh saja. Tidak mengajarkan sholat saja, Tidak hanya mengatur soal hubungan manusia dengan  Allah saja, namun juga mengajarkan tata cara kehidupan sosial atau hubungan sesama manusia," ujar dia.

Dalam kegiatan tersebut, Prof Imam Taufiq hadir dengan puluhan pengurus PW IPHI Jateng.

Pewarta : Rilis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024