Magelang (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Magelang melaksanakan kegiatan "training Of trainers" pengelolaan Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) bagi pengelola data Anak Tidak Sekolah (ATS).

Pelaksana Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) Bappeda Litbang Kabupaten Magelang Basuki Rochmad di Magelang, Senin, menyampaikan program penanganan ATS ada beberapa tahapan.

Pertama adalah sosialisasi dan advokasi program penanganan ATS di Kabupaten Magelang yang sudah dilaksanakan pada 28 Februari 2023.

Tahap kedua, lanjut Basuki adalah Training Of Trainers pengelolaan SIPBM yang dilaksanakan pada tanggal 13-14 Maret 2023 yang diikuti oleh tujuh OPD, 21 kecamatan dan 27 desa.

"Tahapan ketiga akan diadakan pelatihan SIPBM dan praktik pendataan oleh pendata dengan jumlah 27 desa yang masing-masing desa dua orang," kata Basuki.

Ia menyebutkan, pada 2022 Kabupaten Magelang telah mendapat pendampingan dari UNICEF di empat desa sebagai percontohan ATS, yaitu Desa Sambeng, Kembanglimus (Borobudur), Desa Kalisalak (Salaman) dan Desa Banyusidi (Pakis).

Kemudian di tahun 2023 ini Pemkab Magelang akan mereplikasi program penanganan ATS di 27 desa sesuai standar yang dilaksanakan oleh UNICEF.

Data ATS di Kabupaten Magelang sesuai Susenas BPS tahun 2021 di Kabupaten Magelang mencapai 21.000 ATS.

"Itu belum by name by address sehingga data itu perlu ditindaklanjuti dengan berbagai langkah termasuk dengan menggunakan aplikasi SIPBM ini, yang saat ini sedang dilakukan pelatihan," kata Basuki.

Konsultan IT (UNICEF) Pengembangan Aplikasi SIPBM, Hendra Kurniawan menjelaskan pendataan ini memang dikhususkan bagi ATS/ anak yang beresiko putus sekolah.

Menurut dia selama ini untuk mendapatkan data by name by address mengalami kesulitan, maka digunakan aplikasi SIPBM untuk mendapatkan detail datanya (ATS).

"Jadi bisa di mapping, orang-orangnya siapa saja. Jadi berdasarkan aplikasi itu bisa mendapatkan data dan dilakukan oleh teman-teman di desa sehingga tau persis keadaan di desa mereka, karena memang metodenya sensus. Sehingga data yang dikeluarkan adalah data yang sudah diverifikasi," katanya. 
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024