Wonosobo, Jateng (ANTARA) - Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menyelenggarakan Pelatihan Berbasis Kompetensi Angkatan 1 Tahun 2023 untuk menyiapkan tenaga terampil di tengah tuntutan perkembangan zaman yang semakin kompetitif.
Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat saat membuka pelatihan tersebut di Wonosobo, Rabu, menyampaikan pelatihan ini menjadi sebuah solusi alternatif dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing tenaga kerja, baik sebagai karyawan maupun untuk bekal usaha mandiri.
"Saya harap pelatihan ini dapat menjadi kontribusi positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka yang akan berimplikasi positif terhadap meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan menurunnya angka kemiskinan di Wonosobo," katanya.
Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya nyata dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, melalui pembekalan kompetensi yang akan bermanfaat dalam dunia kerja.
Ia meminta kepada seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh sehingga mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Juga akan menghasilkan kompetensi tenaga kerja yang berdaya saing.
"Saya minta BLK untuk terus mengupayakan diri sebagai kawah candradimuka lahirnya start-up baru di Kabupaten Wonosobo. Potensi lokal di bidang pertanian, pariwisata, dan industri kreatif juga harus ditopang kemampuan dan penguasaan teknologi informasi," katanya.
Selain itu, katanya, kegiatan ini selaras dengan visi pembangunan Kabupaten Wonosobo, yakni mewujudkan Wonosobo yang berdaya saing, maju, dan sejahtera serta mendukung Program Unggulan Wonosobo Pinter.
Kabid Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja dan Perindustrian Disnakerintrans, Firman Cahyadi menjelaskan pelatihan untuk angkatan pertama ini ada enam paket meliputi pelatihan menjahit, tata rias, barista, desain grafis, office dan processing hasil pertanian.
Adapun kurikulum yang dipakai, berbasis kompetensi yang ditentukan berdasarkan standar kompetensi kerja Nasional Indonesia, di mana setiap kelas atau kejuruan diikuti 16 peserta.
"Rencana tahun ini kami ada 12 kelas, enam kelas untuk angkatan pertama dan enam kelas untuk angkatan ke dua," kata Firman.
Melalui kegiatan ini, dia berharap lahir anak-anak muda Wonosobo yang memiliki kompetensi tinggi sesuai bidang kejuruan, dan bisa upgrade pada kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja.
Selain itu, mereka akan lebih produktif dalam bekerja, baik di dunia industri maupun wirausaha mandiri, demikian Firman Cahyadi.
Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat saat membuka pelatihan tersebut di Wonosobo, Rabu, menyampaikan pelatihan ini menjadi sebuah solusi alternatif dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing tenaga kerja, baik sebagai karyawan maupun untuk bekal usaha mandiri.
"Saya harap pelatihan ini dapat menjadi kontribusi positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka yang akan berimplikasi positif terhadap meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan menurunnya angka kemiskinan di Wonosobo," katanya.
Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya nyata dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, melalui pembekalan kompetensi yang akan bermanfaat dalam dunia kerja.
Ia meminta kepada seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh sehingga mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Juga akan menghasilkan kompetensi tenaga kerja yang berdaya saing.
"Saya minta BLK untuk terus mengupayakan diri sebagai kawah candradimuka lahirnya start-up baru di Kabupaten Wonosobo. Potensi lokal di bidang pertanian, pariwisata, dan industri kreatif juga harus ditopang kemampuan dan penguasaan teknologi informasi," katanya.
Selain itu, katanya, kegiatan ini selaras dengan visi pembangunan Kabupaten Wonosobo, yakni mewujudkan Wonosobo yang berdaya saing, maju, dan sejahtera serta mendukung Program Unggulan Wonosobo Pinter.
Kabid Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja dan Perindustrian Disnakerintrans, Firman Cahyadi menjelaskan pelatihan untuk angkatan pertama ini ada enam paket meliputi pelatihan menjahit, tata rias, barista, desain grafis, office dan processing hasil pertanian.
Adapun kurikulum yang dipakai, berbasis kompetensi yang ditentukan berdasarkan standar kompetensi kerja Nasional Indonesia, di mana setiap kelas atau kejuruan diikuti 16 peserta.
"Rencana tahun ini kami ada 12 kelas, enam kelas untuk angkatan pertama dan enam kelas untuk angkatan ke dua," kata Firman.
Melalui kegiatan ini, dia berharap lahir anak-anak muda Wonosobo yang memiliki kompetensi tinggi sesuai bidang kejuruan, dan bisa upgrade pada kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja.
Selain itu, mereka akan lebih produktif dalam bekerja, baik di dunia industri maupun wirausaha mandiri, demikian Firman Cahyadi.