Semarang (ANTARA) - PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang mengoptimalkan lahan yang masih tersisa untuk menambah investor baru untuk membuka pabrik di kawasan tersebut pada 2023 ini.

"Lahan yang tersedia dan siap bangun 3,2 hektare, tambah 1,7 ha. Ditambah lagi 4,8 ha. Totalnya masih bisa 10-an ha," kata Direktur Utama PT KIW Ahmad Fauzie Nur di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.

Ia menyebutkan KIW memiliki 250 ha lahan yang ditempati oleh 123 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha dengan jumlah tenaga kerja total sebanyak 26.247 orang.

"Dari 123 investor di KIW, 61 persen PMDN (penanaman modal dalam negeri), sisanya PMA (penanaman modal asing), antara lain Jepang, China," katanya.

Selama ini, kata dia, KIW sebagai salah satu kawasan industri di Semarang menjadi lokasi favorit investor untuk berinvestasi di bidang garmen, kayu, furniture, hingga plastik.

Karena itu, menurut Fauzie, peluang investor baru untuk masuk di KIW sangat besar sehingga pada tahun ini menargetkan bertambahnya investor, baik dari industri lokal maupun asing.

"Target tahun ini nambah 'tenant', investor yang masuk ke KIW. Kalau target ya sebanyak-banyaknya. Yang siap lahannya sekitar 4,8 ha sampai 10 ha," ujarnya.

Sebagai penyedia lahan untuk industri, Fauzie mengaku bahwa strategi pengelolaan bisnis model lama sudah ditinggalkan, berganti pengelolaan baru yang lebih berkelanjutan.

"Tidak boleh hanya menjadi juragan tanah dan kos-kosan. Tapi bagaimana industri ini berkelanjutan menimbulkan 'multiplier effect'," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) dr Widoyono menjelaskan bahwa KIW merupakan salah satu dari sembilan kawasan industri yang ada di Kota Atlas (sebutan untuk Semarang).

Diakuinya, KIW merupakan kawasan industri yang menunjukkan prestasi dan kinerja yang progresif sehingga diharapkan bisa menarik investor baru untuk masuk.

Widoyono menambahkan investasi industri adalah sektor terbesar kedua investasi terbesar di Semarang setelah perdagangan, dan berdampak besar terhadap ekonomi, mengingat daya serap tenaga kerjanya yang besar.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024