Kudus (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyebutkan sebanyak 66.280 buruh pabrik rokok diusulkan sebagai calon penerima bantuan langsung tunai.

"Tahun lalu memang menerima data buruh rokok dari pabrik rokok yang ada di Kabupaten Kudus. Akan tetapi, untuk program BLT buruh rokok 2023 kami perlu melakukan pemutakhiran datanya, dan tercatat 66.280 orang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati di Kudus, Rabu.

Untuk itu, kata dia, pihaknya bersurat kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Kudus untuk meminta data pabrik rokok yang masih aktif berproduksi.

Hasilnya, menurut dia, ada 81 perusahaan rokok di Kabupaten Kudus. Kemudian masing-masing perusahaan rokok diminta menyetorkan nama pekerjanya untuk dilakukan verifikasi dan validasi untuk diusulkan sebagai calon penerima BLT buruh rokok.

Ia mengatakan data terbaru dari masing-masing perusahaan rokok itu untuk memastikan ada tidaknya pekerja yang berhenti bekerja atau ada penambahan pekerja baru.

Adapun total data pekerja rokok yang diterima sebanyak 77.236 pekerja. Sedangkan hasil verifikasi dan validasi pekerja asal Kabupaten Kudus sebanyak 66.280 pekerja dan 10.956 pekerja berasal dari luar Kudus.

Data hasil verifikasi dan validasi tersebut, selanjutnya diserahkan kepada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus untuk ditindaklanjuti.

Ia mengatakan data buruh rokok tersebut diserahkan kepada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus pada tanggal 6 Februari 2023.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Agustinus Agung Karyanto membenarkan sudah menerima data calon penerima BLT buruh rokok yang tahun 2023 dianggarkan Rp40 miliar.

Menurut dia, BLT yang diberikan untuk alokasi dua bulan, yakni Maret dan April 2023, yang akan diberikan sekaligus saat menjelang Lebaran.

Jumlah calon penerima tahun ini diklaim sudah mengakomodasi buruh rokok yang tahun sebelumnya terlewatkan belum mendapatkan BLT, termasuk buruh rokok yang sebelumnya mendapatkan BLT dari anggaran provinsi.

Calon penerima tersebut, nantinya juga akan dilakukan verifikasi dan validasi ulang guna memastikan calon penerimanya itu masih bekerja di pabrik rokok. Pengalaman sebelumnya terdapat buruh rokok yang beralih profesi namun namanya masih tercatat sebagai calon penerima BLT.

"Tahapan berikutnya, nama-nama calon penerima BLT tersebut akan dimasukkan dalam peraturan bupati," katanya.

Baca juga: Tak terapkan UMR, buruh Semarang adukan perusahaan

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024