Cilacap, Jateng (ANTARA) - Transaksi pelelangan ikan di delapan tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada 2022 mengalami peningkatan sedikit dibandingkan 2021.
"Nilai transaksinya hampir sama dengan tahun 2021, yakni sekitar Rp73 miliar, namun sedikit lebih banyak yang tahun 2022," kata Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto di Cilacap, Jateng, Jumat.
Dalam hal ini, kata dia, nilai transaksi pelelangan ikan pada tahun 2022 mencapai Rp73,734 miliar, sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp73,45 miliar.
Sementara dari sisi volume ikan yang dilelang, lanjut dia, pada tahun 2022 mencapai 11.795.177 kilogram, sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 8.150.352 kilogram.
Ia mengakui cuaca buruk yang sering terjadi selama tahun 2022 sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan.
"Selain jarang terdapat ikan di laut, cuaca buruk juga mengakibatkan nelayan sering tidak melaut untuk menangkap ikan," jelas Untung.
Bahkan, kata dia, sering kali berbagai ikan mulai bermunculan di laut namun karena terjadi cuaca buruk, akhirnya menghilang lagi.
Ia mengharapkan kondisi cuaca pada tahun 2023 lebih kondusif dan berbagai jenis ikan bermunculan di laut, sehingga nelayan bisa tenang saat melaut dan pulang dengan membawa hasil tangkapan yang maksimal.
Salah seorang pemilik kapal penangkap ikan, Supriyanto mengakui cuaca buruk yang sering terjadi selama tahun 2022 sangat berdampak terhadap aktivitas nelayan Cilacap.
"Kami satu tahun off (tidak melaut) karena tidak ada hasil dan faktor cuaca ekstrem," katanya.
Baca juga: Kondisi Waduk Kedung Ombo Boyolali kembali normal
"Nilai transaksinya hampir sama dengan tahun 2021, yakni sekitar Rp73 miliar, namun sedikit lebih banyak yang tahun 2022," kata Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto di Cilacap, Jateng, Jumat.
Dalam hal ini, kata dia, nilai transaksi pelelangan ikan pada tahun 2022 mencapai Rp73,734 miliar, sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp73,45 miliar.
Sementara dari sisi volume ikan yang dilelang, lanjut dia, pada tahun 2022 mencapai 11.795.177 kilogram, sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 8.150.352 kilogram.
Ia mengakui cuaca buruk yang sering terjadi selama tahun 2022 sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan.
"Selain jarang terdapat ikan di laut, cuaca buruk juga mengakibatkan nelayan sering tidak melaut untuk menangkap ikan," jelas Untung.
Bahkan, kata dia, sering kali berbagai ikan mulai bermunculan di laut namun karena terjadi cuaca buruk, akhirnya menghilang lagi.
Ia mengharapkan kondisi cuaca pada tahun 2023 lebih kondusif dan berbagai jenis ikan bermunculan di laut, sehingga nelayan bisa tenang saat melaut dan pulang dengan membawa hasil tangkapan yang maksimal.
Salah seorang pemilik kapal penangkap ikan, Supriyanto mengakui cuaca buruk yang sering terjadi selama tahun 2022 sangat berdampak terhadap aktivitas nelayan Cilacap.
"Kami satu tahun off (tidak melaut) karena tidak ada hasil dan faktor cuaca ekstrem," katanya.
Baca juga: Kondisi Waduk Kedung Ombo Boyolali kembali normal