Semarang (ANTARA) - Perum Bulog Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan stabilisasi harga beras salah satunya dengan menggelontor beras ke sejumlah pasar tradisional dalam kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)
"Total beras yang kami salurkan untuk kegiatan SPHP sebanyak 9ribu ton," kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jateng Akhmad Kholisun di sela kegiatan SPHP di Pasar Peterongan Semarang, Kamis.
Total 9ribu ton tersebut, lanjut Akhmad Kholisun disalurkan ke sejumlah pasar tradisional, pasar murah yang digelar di pemerintah kabupaten/kota, dijual dengan menggunakan mobil box keliling, ke pengecer atau pedagang, ke distributor, serta dalam kegiatan sinergi BUMN.
Akhmad Kholisun menegaskan kegiatan SPHP tersebut dilakukan untuk stabilisasi harga seperti saat ada indikasi, laporan, atau menjaga agar harga beras sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Pada kegiatan SPHP di Pasar Peterongan tersebut, diketahui sejumlah pedagang mengaku saat ini harga beras masih stabil dan masih dalam HET.
"Saya menjual beras per kilogramnya Rp10ribu sampai Rp11ribu. Ini ada beras dari Bulog harganya Rp8.300 per kilogram dan harga jualnya Rp9.450 per kilogram. Ini sangat membantu karena kalau harganya mahal, kasihan jika mereka orang tidak punya," kata Kusanah (63), pedagang di Pasar Peterongan.
Dalam kegiatan SPHP tersebut, Kusanah membeli 10 karung beras dengan masing-masing kemasan 5kg. Ia memperkirakan 50kg tersebut akan terjual dalam waktu seminggu.
Akhmad Kholisun menambahkan di Pasar Peterongan, ada 20 titik pedagang yang mendapatkan pasokan dari Bulog Jateng dan masing-masing mendapatkan 50kg.
"Untuk di Pasar Peterongan Semarang saja total ada 20 titik dengan masing pedagang mendapatkan 10 pack atau 50kg," kata Akhmad Kholisun.
Selain di Peterongan, Bulog juga memasok beras ke sejumlah pasar yang masuk dalam pencatatan BPS antara lain Pasar Gayamsari, Pasar Johar, Pasar Karangayu, dan dan Pasar Bulu yang masing-masing ada lebih enam titik atau kios.
"Selain kelima pasar pencatatan BPS, kami juga gelontorkan ke pasar-pasar lain seperti Pasar Rasamala di Banyumanik dan lain-lain," katanya.
Kegiatan SPHP tersebut melibatkan berbagai pihak di antaranya Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng dan Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk melakukan pengawasan terhadap pihak-pihak yang menjalankan kegiatan SPHP, termasuk monitoring, pengendalian, dan pengamanan.
Subkoordinator Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang Yaminik menyampaikan terima kasih kepada Perum Bulog dalam memberikan pasokan beras untuk stabilisasi harga.
"Terima kasih Bulog yang sudah membantu memasok beras dalam kemasan 5kg. Informasi awal ada kenaikan, ternyata dari beberapa pedagang menyampaikan harga stabil dan tidak ada kenaikan," kata Amik, panggilan akrab Yaminik.
Evy Korawati, dari bagian Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah mengatakan secara keseluruhan hasil pantauan di seluruh pasar tradisional harga beras masih stabil.
Terkait stok, Akhmad Kholisun menyebutkan stok beras di Jateng aman pada 15ribu ton.
"Total beras yang kami salurkan untuk kegiatan SPHP sebanyak 9ribu ton," kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jateng Akhmad Kholisun di sela kegiatan SPHP di Pasar Peterongan Semarang, Kamis.
Total 9ribu ton tersebut, lanjut Akhmad Kholisun disalurkan ke sejumlah pasar tradisional, pasar murah yang digelar di pemerintah kabupaten/kota, dijual dengan menggunakan mobil box keliling, ke pengecer atau pedagang, ke distributor, serta dalam kegiatan sinergi BUMN.
Akhmad Kholisun menegaskan kegiatan SPHP tersebut dilakukan untuk stabilisasi harga seperti saat ada indikasi, laporan, atau menjaga agar harga beras sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Pada kegiatan SPHP di Pasar Peterongan tersebut, diketahui sejumlah pedagang mengaku saat ini harga beras masih stabil dan masih dalam HET.
"Saya menjual beras per kilogramnya Rp10ribu sampai Rp11ribu. Ini ada beras dari Bulog harganya Rp8.300 per kilogram dan harga jualnya Rp9.450 per kilogram. Ini sangat membantu karena kalau harganya mahal, kasihan jika mereka orang tidak punya," kata Kusanah (63), pedagang di Pasar Peterongan.
Dalam kegiatan SPHP tersebut, Kusanah membeli 10 karung beras dengan masing-masing kemasan 5kg. Ia memperkirakan 50kg tersebut akan terjual dalam waktu seminggu.
Akhmad Kholisun menambahkan di Pasar Peterongan, ada 20 titik pedagang yang mendapatkan pasokan dari Bulog Jateng dan masing-masing mendapatkan 50kg.
"Untuk di Pasar Peterongan Semarang saja total ada 20 titik dengan masing pedagang mendapatkan 10 pack atau 50kg," kata Akhmad Kholisun.
Selain di Peterongan, Bulog juga memasok beras ke sejumlah pasar yang masuk dalam pencatatan BPS antara lain Pasar Gayamsari, Pasar Johar, Pasar Karangayu, dan dan Pasar Bulu yang masing-masing ada lebih enam titik atau kios.
"Selain kelima pasar pencatatan BPS, kami juga gelontorkan ke pasar-pasar lain seperti Pasar Rasamala di Banyumanik dan lain-lain," katanya.
Kegiatan SPHP tersebut melibatkan berbagai pihak di antaranya Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng dan Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk melakukan pengawasan terhadap pihak-pihak yang menjalankan kegiatan SPHP, termasuk monitoring, pengendalian, dan pengamanan.
Subkoordinator Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang Yaminik menyampaikan terima kasih kepada Perum Bulog dalam memberikan pasokan beras untuk stabilisasi harga.
"Terima kasih Bulog yang sudah membantu memasok beras dalam kemasan 5kg. Informasi awal ada kenaikan, ternyata dari beberapa pedagang menyampaikan harga stabil dan tidak ada kenaikan," kata Amik, panggilan akrab Yaminik.
Evy Korawati, dari bagian Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah mengatakan secara keseluruhan hasil pantauan di seluruh pasar tradisional harga beras masih stabil.
Terkait stok, Akhmad Kholisun menyebutkan stok beras di Jateng aman pada 15ribu ton.