Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, yang diwakili Sekretaris Daerah Iswar Aminuddin menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins untuk membahas perluasan kerja sama, termasuk transportasi publik rendah karbon.
Pertemuan, yang berlangsung di Balai Kota Semarang, Jateng, Selasa, tersebut membahas proyek kerja sama kedua pihak yang telah dilaksanakan maupun potensi rencana proyek kerja sama yang akan datang.
"Kami sangat tertarik bahwa apa yang disampaikan tadi diperlukan kerja sama yang lebih luas dalam rangka mempererat hubungan antara Kota Semarang dengan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia dan Timor Leste," kata Iswar.
Iswar mengakui bahwa salah satu permasalahan di Kota Semarang yang menjadi perhatian dalam pertemuan itu adalah sektor transportasi meski transportasi umum di Kota Atlas sudah menunjukkan kemajuan.
Diakuinya, transportasi massal di Kota Semarang sekarang sudah menunjukkan tren yang positif dilihat dari masyarakatnya yang mulai beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menuju ke transportasi umum.
"Tetapi, ketika transportasi massal meningkat, persoalan lingkungan muncul. Di sinilah peran kerja sama kedutaan besar Inggris masuk yaitu bagaimana kita akan menurunkan emisi gas buang melalui kendaraan low carbon," kata Iswar.
Pada 2022, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris telah menyepakati kerja sama program pengembangan transportasi rendah karbon di Indonesia, "Future Cities: UK-Indonesia Low Carbon Partnership".
Sementara itu, Dubes Owen mengatakan pertemuan tersebut mendiskusikan banyak peluang kerja sama yang bisa dikolaborasikan kedua pihak, mulai sektor transportasi, pendidikan, industri kreatif, hingga pariwisata.
"Kami memfokuskan kerja sama di dua sektor guna mendukung Pemkot Semarang dalam memenuhi untuk membangun sistem transportasi yang dapat menurunkan tingkat polusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Pemerintah Inggris mendukung rencana Pemkot Semarang dalam membangun kotanya, sebab semakin berkembang sebuah kota, maka perlu perbaikan dan peningkatan sistem transportasi publik yang berkelanjutan.
Owen menyebutkan ada dua pekerjaan yang sudah jalan, yakni perbaikan penyambung antara transportasi publik dan pusat-pusat wilayah di Semarang, terutama di kawasan Kota Lama dikerjakan ARUP, perusahaan Inggris.
Kemudian, proyek yang dikerjakan perusahaan Inggris Buro Happold mengenai bagaimana pembangunan sistem transportasi berkelanjutan dan berbasis TOD (transport oriented development) yang berorientasi pada sarana dan prasarana transportasi publik.
"Jadi, bukan saja membangun link atau penyambung, tetapi hal ini juga meningkatkan pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya," ujar Owen.
Pertemuan, yang berlangsung di Balai Kota Semarang, Jateng, Selasa, tersebut membahas proyek kerja sama kedua pihak yang telah dilaksanakan maupun potensi rencana proyek kerja sama yang akan datang.
"Kami sangat tertarik bahwa apa yang disampaikan tadi diperlukan kerja sama yang lebih luas dalam rangka mempererat hubungan antara Kota Semarang dengan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia dan Timor Leste," kata Iswar.
Iswar mengakui bahwa salah satu permasalahan di Kota Semarang yang menjadi perhatian dalam pertemuan itu adalah sektor transportasi meski transportasi umum di Kota Atlas sudah menunjukkan kemajuan.
Diakuinya, transportasi massal di Kota Semarang sekarang sudah menunjukkan tren yang positif dilihat dari masyarakatnya yang mulai beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menuju ke transportasi umum.
"Tetapi, ketika transportasi massal meningkat, persoalan lingkungan muncul. Di sinilah peran kerja sama kedutaan besar Inggris masuk yaitu bagaimana kita akan menurunkan emisi gas buang melalui kendaraan low carbon," kata Iswar.
Pada 2022, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris telah menyepakati kerja sama program pengembangan transportasi rendah karbon di Indonesia, "Future Cities: UK-Indonesia Low Carbon Partnership".
Sementara itu, Dubes Owen mengatakan pertemuan tersebut mendiskusikan banyak peluang kerja sama yang bisa dikolaborasikan kedua pihak, mulai sektor transportasi, pendidikan, industri kreatif, hingga pariwisata.
"Kami memfokuskan kerja sama di dua sektor guna mendukung Pemkot Semarang dalam memenuhi untuk membangun sistem transportasi yang dapat menurunkan tingkat polusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Pemerintah Inggris mendukung rencana Pemkot Semarang dalam membangun kotanya, sebab semakin berkembang sebuah kota, maka perlu perbaikan dan peningkatan sistem transportasi publik yang berkelanjutan.
Owen menyebutkan ada dua pekerjaan yang sudah jalan, yakni perbaikan penyambung antara transportasi publik dan pusat-pusat wilayah di Semarang, terutama di kawasan Kota Lama dikerjakan ARUP, perusahaan Inggris.
Kemudian, proyek yang dikerjakan perusahaan Inggris Buro Happold mengenai bagaimana pembangunan sistem transportasi berkelanjutan dan berbasis TOD (transport oriented development) yang berorientasi pada sarana dan prasarana transportasi publik.
"Jadi, bukan saja membangun link atau penyambung, tetapi hal ini juga meningkatkan pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya," ujar Owen.