Semarang (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk pertama kalinya di Area Semarang berhasil menyalurkan gas bumi menggunakan jaringan pipa langsung ke sektor industri ketiga pelanggan industri di wilayah Kabupaten Demak, yakni PT Sanfood Prima Makmur, PT Kino Food, dan PT Etercon.
Area Head Semarang PGN Sugianto Eko Cahyono mengatakan selama ini penyaluran gas ke sektor industri di Semarang dan sekitarnya masih menggunakan CNG. Dengan selesainya infrastruktur jaringan pipa transmisi dari Gresik ke Semarang, maka penyaluran gas bumi sudah bisa langsung menggunakan pipa distribusi gas bumi yang tersambung ke pipa transmisi tersebut.
"Jadi tiga perusahaan di Demak inilah yang menjadi pelanggan perdana PGN dalam penggunaan gas pipa untuk penyalurannya," katanya.
Dijelaskan, gas yang disalurkan menuju tiha pelanggan industri baru itu langsung berasal dari dua sumber, yakni sumur Jambaran Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro, serta alternatif dari lapangan Kepodang di lepas pantai utara Jawa Tengah. Adapun potensi volume gas yang disalurkan untuk ketiga pelanggan tersebut maksimum sebesar 100.000 m3/bulan.
"Yang pasti penggunaan gas bumi langsung dari pipa ini lebih praktis dan kompetitif dari sisi biaya," jelasnya.
Sugianto menjelaskan di Area Semarang sendiri sebelumnya sudah ada 13 pelanggan industri, yang berada di Kawasan Industri Tambakaji dan Wijayakusuma, namun suplai gas masih dilakukan menggunakan kendaraan mobil tanki CNG menuju terminal gas di PRS Tambak Aji yang kemudian baru disalurkan menggunakan pipa.
"Target kami selanjutnya, 13 pelanggan eksisting tersebut juga akan segera beralih dengan menggunakan gas pipa, menunggu terselesaikannya infrastruktur yang tengah dibangun dari Semarang menuju Kendal dan Batang," katanya.
Menurut Sugianto seiring pembangunan infrastruktur baru dari Semarang - Batang, PGN terus memetakan potensi pelanggan baru. Setidaknya, masih ada potensi pelanggan baru dengan volume penyaluran gas antara sekitar tiga BBTUD lagi yang masih bisa digarap di Semarang - Demak dan 10 - 15 BBTUD di Kendal, hingga Batang untuk lima tahun ke depan.
"Untuk ekspansi pasar, kami terus intens menjalin komunikasi dengan para stakeholder potensial. Kalau sekarang volume gas yang kita salurkan baru 2,5 BBTUD, dan tahun depan harapannya bisa kami salurkan sampai 5 BBTUD," katanya.
Untuk total di Area Semarang saat ini ada 9.066 pelanggan rumah tangga dengan volume konsumsi gas 0,2 BBTUD, dan 16 pelanggan industri dengan volume penyaluran gas 2,5 BBTUD.
Sugianto menambahkan pada tahun 2023, PGN juga akan fokus menggali potensi pelanggan ritel di wilayah Kota Semarang. Langkah tersebut dilakukan seiring perluasan jaringan pipa di area perkotaan yang menyasar sektor rumah tangga, UMKM, dan perhotelan.
"Awal 2023 targetnya 5.600 pelanggan baru PGN untuk sektor ritel di Kota Semarang," katanya.
Taat Sahuri, perwakilan Manajemen PT Sanfood Prima Makmur mengatakan penggunaan gas bumi dari pipa PGN membuat perusahaannya lebih berhemat dan nyaman. Selain biaya lebih hemat antara 20 - 30 persen, jaminan suplai gas juga lebih lancar.
"Kami sebelumnya menggunakan CNG yang disuplai secara mobile. Itu kendalanya kadang telat karena sumur yang ada masalah, belum lagi kadang jalan macet dan armada yang bermasalah. Itu bikin kami was was karena bisa menghambat produksi. Kalau pakai gas bumi pakai pipa ini kami lebih tenang, ada jaminan kelancaran suplai tidak putus," katanya.
Taat mengaku dalam kondisi normal, kebutuhan energi perusahaan yang memproduksi makanan ringan ini rata-rata mencapai 10.000 m3/bulan, namun, jika masa peak season seperti akhir ini, kebutuhan energi bisa naik antara empat sampai lima kali lipat.
"Dengan menggunakan gas bumi PGN sejak 5 Desember 2022, kami lebih nyaman. Harapannya, suplai gas bumi tetap terjaga selamanya," tutupnya.
Area Head Semarang PGN Sugianto Eko Cahyono mengatakan selama ini penyaluran gas ke sektor industri di Semarang dan sekitarnya masih menggunakan CNG. Dengan selesainya infrastruktur jaringan pipa transmisi dari Gresik ke Semarang, maka penyaluran gas bumi sudah bisa langsung menggunakan pipa distribusi gas bumi yang tersambung ke pipa transmisi tersebut.
"Jadi tiga perusahaan di Demak inilah yang menjadi pelanggan perdana PGN dalam penggunaan gas pipa untuk penyalurannya," katanya.
Dijelaskan, gas yang disalurkan menuju tiha pelanggan industri baru itu langsung berasal dari dua sumber, yakni sumur Jambaran Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro, serta alternatif dari lapangan Kepodang di lepas pantai utara Jawa Tengah. Adapun potensi volume gas yang disalurkan untuk ketiga pelanggan tersebut maksimum sebesar 100.000 m3/bulan.
"Yang pasti penggunaan gas bumi langsung dari pipa ini lebih praktis dan kompetitif dari sisi biaya," jelasnya.
Sugianto menjelaskan di Area Semarang sendiri sebelumnya sudah ada 13 pelanggan industri, yang berada di Kawasan Industri Tambakaji dan Wijayakusuma, namun suplai gas masih dilakukan menggunakan kendaraan mobil tanki CNG menuju terminal gas di PRS Tambak Aji yang kemudian baru disalurkan menggunakan pipa.
"Target kami selanjutnya, 13 pelanggan eksisting tersebut juga akan segera beralih dengan menggunakan gas pipa, menunggu terselesaikannya infrastruktur yang tengah dibangun dari Semarang menuju Kendal dan Batang," katanya.
Menurut Sugianto seiring pembangunan infrastruktur baru dari Semarang - Batang, PGN terus memetakan potensi pelanggan baru. Setidaknya, masih ada potensi pelanggan baru dengan volume penyaluran gas antara sekitar tiga BBTUD lagi yang masih bisa digarap di Semarang - Demak dan 10 - 15 BBTUD di Kendal, hingga Batang untuk lima tahun ke depan.
"Untuk ekspansi pasar, kami terus intens menjalin komunikasi dengan para stakeholder potensial. Kalau sekarang volume gas yang kita salurkan baru 2,5 BBTUD, dan tahun depan harapannya bisa kami salurkan sampai 5 BBTUD," katanya.
Untuk total di Area Semarang saat ini ada 9.066 pelanggan rumah tangga dengan volume konsumsi gas 0,2 BBTUD, dan 16 pelanggan industri dengan volume penyaluran gas 2,5 BBTUD.
Sugianto menambahkan pada tahun 2023, PGN juga akan fokus menggali potensi pelanggan ritel di wilayah Kota Semarang. Langkah tersebut dilakukan seiring perluasan jaringan pipa di area perkotaan yang menyasar sektor rumah tangga, UMKM, dan perhotelan.
"Awal 2023 targetnya 5.600 pelanggan baru PGN untuk sektor ritel di Kota Semarang," katanya.
Taat Sahuri, perwakilan Manajemen PT Sanfood Prima Makmur mengatakan penggunaan gas bumi dari pipa PGN membuat perusahaannya lebih berhemat dan nyaman. Selain biaya lebih hemat antara 20 - 30 persen, jaminan suplai gas juga lebih lancar.
"Kami sebelumnya menggunakan CNG yang disuplai secara mobile. Itu kendalanya kadang telat karena sumur yang ada masalah, belum lagi kadang jalan macet dan armada yang bermasalah. Itu bikin kami was was karena bisa menghambat produksi. Kalau pakai gas bumi pakai pipa ini kami lebih tenang, ada jaminan kelancaran suplai tidak putus," katanya.
Taat mengaku dalam kondisi normal, kebutuhan energi perusahaan yang memproduksi makanan ringan ini rata-rata mencapai 10.000 m3/bulan, namun, jika masa peak season seperti akhir ini, kebutuhan energi bisa naik antara empat sampai lima kali lipat.
"Dengan menggunakan gas bumi PGN sejak 5 Desember 2022, kami lebih nyaman. Harapannya, suplai gas bumi tetap terjaga selamanya," tutupnya.