Purwokerto (ANTARA) - Kenaikan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau telah memicu terjadinya inflasi pada bulan November 2022 di Purwokerto dan Cilacap, kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Mursidi.

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi bulan November di Purwokerto sebesar 0,31 persen (mtm), sedangkan di Cilacap sebesar 0,20 persen (mtm). Inflasi bulan November 2022 di Purwokerto merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah," katanya dalam keterangan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.

Menurut dia, inflasi di Purwokerto dan Cilacap tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya seiring dengan meningkatnya harga pada beberapa komoditas pangan strategis seperti beras dan telur ayam ras.

Ia mengatakan inflasi pada komoditas beras disebabkan oleh penurunan pasokan seiring dengan berlangsungnya periode musim tanam.

Pada komoditas telur ayam ras, kata dia, inflasi terjadi seiring peningkatan permintaan dan adanya upaya stabilisasi harga yang dilakukan oleh pemerintah guna menahan penurunan harga lebih lanjut.

Selain itu, lanjut dia, rokok kretek filter kembali mengalami inflasi seiring berlanjutnya transmisi kenaikan cukai rokok oleh produsen rokok.

"Tarif kereta api juga ikut menyumbangkan andil inflasi di tengah kenaikan permintaan seiring peningkatan mobilitas menjelang akhir tahun," katanya.

Lebih lanjut, Mursidi mengatakan inflasi November 2022 di Purwokerto yang mencapai 0,31 persen (mtm) itu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,02 persen (mtm).

Menurut dia, inflasi terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,19 persen (mtm).

"Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah telur ayam ras, rokok kretek filter, minyak goreng, tarif kereta api, dan angkutan dalam kota," jelasnya.

Di sisi lain, kata dia, terdapat beberapa komoditas yang menahan laju inflasi di Purwokerto, antara lain cabai merah, cabai rawit, nangka muda, bawang putih, dan cabai hijau.

Dengan perkembangan tersebut, lanjut dia, secara tahun kalender inflasi di Purwokerto tercatat sebesar 5,96 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 6,75 persen (yoy).

"Capaian inflasi tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi November tahun 2019 hingga 2021 di Purwokerto sebesar 1,89 persen (yoy)," kata Mursidi.

Sementara inflasi di Cilacap, kata dia, pada bulan November 2022 mencapai 0,20 persen (mtm) atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,01 persen (mtm).

Menurut dia, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,11 persen (mtm).

"Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah beras, rokok kretek filter, tahu mentah, daging ayam ras, dan tomat," jelasnya.

Mursidi mengatakan beberapa komoditas yang menahan laju inflasi di Cilacap, antara lain cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, ikan belanak, dan ikan kembung.

Secara tahun kalender, kata dia, inflasi di Cilacap tercatat sebesar 6,18 persen (ytd), sedangkan secara tahunan pada posisi November 2022 sebesar 7,04 persen (yoy).

"Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi November tahun 2019 hingga 2021 di Cilacap yang sebesar 1,67 persen (yoy)," katanya.

Terkait dengan hal itu, Mursidi mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas maupun Kabupaten Cilacap terus melakukan penguatan sinergi program pengendalian inflasi serta penanggulangan dampak inflasi melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Menurut dia, sinergi tersebut di antaranya melalui pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah untuk beberapa komoditas seperti beras, minyak goreng, aneka cabai, bawang merah, dan daging ayam ras.

"Juga melaksanakan program urban farming melalui gerakan tanam cabai di pekarangan; dan implementasi Kerjasama Antar-Daerah (KAD)," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024