Semarang (ANTARA) - Perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Antar-Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) IX tahun 2022 yang diselenggarakan di Kota Surakarta mulai tanggal 22 sampai dengan tanggal 27 November telah selesai, Jawa Tengah meraih prestasi sebagai Juara Umum kedua dengan memboyong 17 medali dari berbagai cabang lomba yang diikuti, yaitu 8 emas, 4 perak, dan 5 perunggu.
Prestasi tersebut membanggakan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, karena pada helat Pospenas sebelumnya tahun 2019 Jawa Tengah hanya mampu menduduki urutan ke empat setelah Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.
Peserta Pospenas adalah para santri pondok pesantren dari seluruh pelosok tanah air termasuk pesantren dari Jawa Tengah. Santri yang mewakili Jawa Tengah merupakan santri terbaik yang terjaring pada kegiatan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Daerah (Pospeda) yang dilaksanakan sebelum Pospenas.
Kepala kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Mus’tain Ahmad menyampaikan dalam bertanding istilah yang digunakan adalah melawan, artinya yang dihadapi adalah lawan bukan musuh, maka para santri pada prinsipnya adalah melawan bukan memusuhi sehingga dalam ajang Pospenas seharusnya dapat menambah dan mempererat persaudaraan sebagaimana tujuan Pospenas yaitu untuk menggali potensi para santri di bidang olahraga dan seni,
Di samping menjadi momentum yang berfungsi sebagai wahana perekat kerukunan silaturrahmi serta persatuan. Hal ini sesuai tema yang diusung Gerak Santri, Bangkit Negeri, dengan pergerakan santri dalam mengambil peran di berbagai lini, termasuk olahraga dan seni, diharapkan mampu membangkitkan negeri tercinta Indonesia.
Pada ujung acara, ditutup dengan Pospenas Bershalawat dalam tausiyahnya Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf menyampaikan kalah menang itu tidak penting yang terpenting adalah mengekalkan persaudaraan dan silaturrahmi.
"Siapa bilang santri tidak bisa berprestasi, siapa bilang santri tidak bisa olahraga, hari ini ditunjukkan dengan sportifitas masing-masing yang juara jangan merasa jumawa, yang kalah jangan merasa bersalah, kalian masih dapat terus berlatih dan Pospenas ini adalah ajang silaturahmi para santri serta berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan olahraga. Pada even ini yang diharapkan adalah bakat dan talenta yang ada tidak hanya berhenti pada ajang Pospenas ini tapi dapat keluar dari kandang Pospenas untuk bisa menjadi atlit PON, atlit Asean Games, Sea Games dan olympiade," kata Gubernur Jateng.
Nur Abadi selaku Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan pondok pesantren menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung pengiriman kontingen Jawa Tengah, sehingga mampu menaikkan posisi peringkat kejuaraan, terutama kepada para pengasuh pondok pesantren dan para santri yang telah maksimal berjuang dan berlaga pada ajang Pospenas.
Prestasi tersebut membanggakan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, karena pada helat Pospenas sebelumnya tahun 2019 Jawa Tengah hanya mampu menduduki urutan ke empat setelah Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.
Peserta Pospenas adalah para santri pondok pesantren dari seluruh pelosok tanah air termasuk pesantren dari Jawa Tengah. Santri yang mewakili Jawa Tengah merupakan santri terbaik yang terjaring pada kegiatan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Daerah (Pospeda) yang dilaksanakan sebelum Pospenas.
Kepala kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Mus’tain Ahmad menyampaikan dalam bertanding istilah yang digunakan adalah melawan, artinya yang dihadapi adalah lawan bukan musuh, maka para santri pada prinsipnya adalah melawan bukan memusuhi sehingga dalam ajang Pospenas seharusnya dapat menambah dan mempererat persaudaraan sebagaimana tujuan Pospenas yaitu untuk menggali potensi para santri di bidang olahraga dan seni,
Di samping menjadi momentum yang berfungsi sebagai wahana perekat kerukunan silaturrahmi serta persatuan. Hal ini sesuai tema yang diusung Gerak Santri, Bangkit Negeri, dengan pergerakan santri dalam mengambil peran di berbagai lini, termasuk olahraga dan seni, diharapkan mampu membangkitkan negeri tercinta Indonesia.
Pada ujung acara, ditutup dengan Pospenas Bershalawat dalam tausiyahnya Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf menyampaikan kalah menang itu tidak penting yang terpenting adalah mengekalkan persaudaraan dan silaturrahmi.
"Siapa bilang santri tidak bisa berprestasi, siapa bilang santri tidak bisa olahraga, hari ini ditunjukkan dengan sportifitas masing-masing yang juara jangan merasa jumawa, yang kalah jangan merasa bersalah, kalian masih dapat terus berlatih dan Pospenas ini adalah ajang silaturahmi para santri serta berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan olahraga. Pada even ini yang diharapkan adalah bakat dan talenta yang ada tidak hanya berhenti pada ajang Pospenas ini tapi dapat keluar dari kandang Pospenas untuk bisa menjadi atlit PON, atlit Asean Games, Sea Games dan olympiade," kata Gubernur Jateng.
Nur Abadi selaku Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan pondok pesantren menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung pengiriman kontingen Jawa Tengah, sehingga mampu menaikkan posisi peringkat kejuaraan, terutama kepada para pengasuh pondok pesantren dan para santri yang telah maksimal berjuang dan berlaga pada ajang Pospenas.