Tegal (ANTARA) - Pemerintah mengajak para nelayan Kota Tegal, Jawa Tengah, bersyukur dengan harga bahan bakar minyak di Indonesia yang masih cukup baik dibanding dengan negara lain di tengah situasi krisis finansial global. Hal itu disampaikan saat melaksanakan program KSP Mendengar bersama nelayan di Kota Tegal, Rabu.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan harga bahan bakar minyak di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa kini sudah di atas Rp30 ribu per liter namun di Indonesia dengan adanya subsidi BBM sangat membantu para nelayan.
"Oleh karena itu, saya pikir jika nanti harga ikan membaik lagi maka tidak ada lagi nelayan yang berpikir harga BBM Rp14 ribu per liter," katanya.
Moeldoko memahami kondisi saat ini dimana para nelayan melaut selama tiga bulan dengan biaya yang cukup tinggi namun harga ikan tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan.
"Namun demikian, kami senang karena masyarakat optimistis menghadapi situasi sekarang ini. Ini sudah membanggakan, jika pun ada usaha yang naik dan turun itu hal yang wajar," katanya.
Ia mengatakan bahwa Kantor Staf Kepresidenan memiliki program "KSP Mendengar" sebagai tempat menyampaikan pendapat, "uneg-uneg" para nelayan agar pemerintah mendapatkan informasi yang sebenarnya.
"Untuk itu, kehadiran saya ke sini (Tegal) saya ingin mendengarkan, sampaikan 'sak karepmu' mau marah pun nggak apa-apa karena kita ingin mendapatkan informasi yang sesungguhnya," katanya.
Namun demikian, tambah dia, aspirasi maupun keluhan para nelayan tidak semuanya dapat diselesaikan tetapi minimal pemerintah sudah mendengarkan itu.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan harga bahan bakar minyak di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa kini sudah di atas Rp30 ribu per liter namun di Indonesia dengan adanya subsidi BBM sangat membantu para nelayan.
"Oleh karena itu, saya pikir jika nanti harga ikan membaik lagi maka tidak ada lagi nelayan yang berpikir harga BBM Rp14 ribu per liter," katanya.
Moeldoko memahami kondisi saat ini dimana para nelayan melaut selama tiga bulan dengan biaya yang cukup tinggi namun harga ikan tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan.
"Namun demikian, kami senang karena masyarakat optimistis menghadapi situasi sekarang ini. Ini sudah membanggakan, jika pun ada usaha yang naik dan turun itu hal yang wajar," katanya.
Ia mengatakan bahwa Kantor Staf Kepresidenan memiliki program "KSP Mendengar" sebagai tempat menyampaikan pendapat, "uneg-uneg" para nelayan agar pemerintah mendapatkan informasi yang sebenarnya.
"Untuk itu, kehadiran saya ke sini (Tegal) saya ingin mendengarkan, sampaikan 'sak karepmu' mau marah pun nggak apa-apa karena kita ingin mendapatkan informasi yang sesungguhnya," katanya.
Namun demikian, tambah dia, aspirasi maupun keluhan para nelayan tidak semuanya dapat diselesaikan tetapi minimal pemerintah sudah mendengarkan itu.