Boyolali (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengapresiasi kreasi dan inovasi warga di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, yang mempunyai investasi energi alternatif biogas dengan memanfaatkan dari limbah.
"Saya silaturahmi dalam kunjungan kerja untuk belajar soal pemanfaatan energi biogas yang dilakukan masyarakat di Desa Urutsewu, kata Wagub dalam kunker, di Desa Urutsewu Apel Boyolali, Kamis.
Menurut Wagub pemanfaatan biogas oleh warga Desa Urutsewu dinilai bisa menjadi energi alternatif yang hemat dan terbarukan. Artinya ini, investasi yang murah, dan dapat dikembangkan oleh masyarakat Indonesia.
Wagub mengatakan sesuai instruksi Presiden untuk menjaga ketahanan energi, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Wagub menjelaskan inovasi pemanfaatan biogas tersebut dapat menjadi pilihan alternatif untuk menjaga ketahanan energi pada masa mendatang.
"Kami berharap agar pemanfaatan biogas di Desa Urutsewu dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Kami sarankan Desa Urutsewu dapat membentuk kelembagaan yang mengelola secara efektif pemanfaatan biogas. Contohnya, melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali pada 2020 berhasil sebagai pemenang Lomba Desa Mandiri Energi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Urutsewu, telah memanfaatkan energi biogas untuk keperluan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Desa Urutsewu Sri Haryanto mengatakan pemanfaatan biogas di Desa Urutsewu sudah dirintis sejak 1990 oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTB). Pemerintah desa pada 2014 kemudian fokus mendukung pengadaan biogas untuk kebutuhan energi masyarakat sehari-hari.
Masyarakat yang memanfaatkan energi biogas di Desa Urutsewu sudah mencapai 200 KK dari totalnya sekitar 1.470 KK. Biogas di Desa Urutsewu berasal dari berbagai sumber berupa limbah-limbah yang ada di lingkungan masyarakat.
Sejumlah limbah biogas yang dimanfaatkan antara lain dari kotoran hewan ternak sapi, ayam, limbah apas tahu, dan limbah-limbah rumah tangga lainnya.
Biogas di wilayah ini dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari hari, seperti memasak, juga digunakan untuk lampu penerangan ada juga untuk menghidupkan mesin genset yang berguna mengangkat air program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).
"Saya silaturahmi dalam kunjungan kerja untuk belajar soal pemanfaatan energi biogas yang dilakukan masyarakat di Desa Urutsewu, kata Wagub dalam kunker, di Desa Urutsewu Apel Boyolali, Kamis.
Menurut Wagub pemanfaatan biogas oleh warga Desa Urutsewu dinilai bisa menjadi energi alternatif yang hemat dan terbarukan. Artinya ini, investasi yang murah, dan dapat dikembangkan oleh masyarakat Indonesia.
Wagub mengatakan sesuai instruksi Presiden untuk menjaga ketahanan energi, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Wagub menjelaskan inovasi pemanfaatan biogas tersebut dapat menjadi pilihan alternatif untuk menjaga ketahanan energi pada masa mendatang.
"Kami berharap agar pemanfaatan biogas di Desa Urutsewu dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Kami sarankan Desa Urutsewu dapat membentuk kelembagaan yang mengelola secara efektif pemanfaatan biogas. Contohnya, melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali pada 2020 berhasil sebagai pemenang Lomba Desa Mandiri Energi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Urutsewu, telah memanfaatkan energi biogas untuk keperluan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Desa Urutsewu Sri Haryanto mengatakan pemanfaatan biogas di Desa Urutsewu sudah dirintis sejak 1990 oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTB). Pemerintah desa pada 2014 kemudian fokus mendukung pengadaan biogas untuk kebutuhan energi masyarakat sehari-hari.
Masyarakat yang memanfaatkan energi biogas di Desa Urutsewu sudah mencapai 200 KK dari totalnya sekitar 1.470 KK. Biogas di Desa Urutsewu berasal dari berbagai sumber berupa limbah-limbah yang ada di lingkungan masyarakat.
Sejumlah limbah biogas yang dimanfaatkan antara lain dari kotoran hewan ternak sapi, ayam, limbah apas tahu, dan limbah-limbah rumah tangga lainnya.
Biogas di wilayah ini dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari hari, seperti memasak, juga digunakan untuk lampu penerangan ada juga untuk menghidupkan mesin genset yang berguna mengangkat air program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).