Solo (ANTARA) - Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) mendukung aturan pemakaian baju adat untuk siswa pada hari tertentu sesuai arahan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ketua Dewan Apeksi Bima Arya Sugiarto di Solo, Rabu mengatakan, aturan tersebut sangat baik. Meski demikian, ia berharap agar sifatnya tidak memberatkan.
"Sehari dalam seminggu ASN pakai pakaian adat, kalau mulai dari siswa SD kan bagus. Cuma catatannya jangan memberatkan," katanya.
Ia mengatakan, dengan memakai baju adat maka anak-anak sekolah diedukasi untuk bangga terhadap budaya Indonesia.
"Kepala daerah siap mengoordinasikan itu," katanya.
Menurut dia, saat ini anak-anak memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap budaya internasional. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan rasa bangga terhadap budaya sendiri.
"Tujuannya bagus, filosofi bagus. Anak-anak sekarang itu kan well expose dengan internasional culture. Masa budaya sendiri enggak," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, kondisi tersebut harus diimbangi juga dengan nilai-nilai yang lain.
"Bukan hanya kostumnya tetapi juga values-nya. Kalau di Bogor ada Festival Kaulinan Sunda, kita selalu secara rutin punya festival permainan anak-anak kecil. Ini juga bagus," katanya.
Disinggung mengenai potensi munculnya pungutan liar terkait pengadaan baju adat, ia berharap tidak terjadi.
"Saya yakin bisa diatur, jangan memberatkan, jangan ada pungli, teknisnya bisa diatur," katanya.
Ketua Dewan Apeksi Bima Arya Sugiarto di Solo, Rabu mengatakan, aturan tersebut sangat baik. Meski demikian, ia berharap agar sifatnya tidak memberatkan.
"Sehari dalam seminggu ASN pakai pakaian adat, kalau mulai dari siswa SD kan bagus. Cuma catatannya jangan memberatkan," katanya.
Ia mengatakan, dengan memakai baju adat maka anak-anak sekolah diedukasi untuk bangga terhadap budaya Indonesia.
"Kepala daerah siap mengoordinasikan itu," katanya.
Menurut dia, saat ini anak-anak memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap budaya internasional. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan rasa bangga terhadap budaya sendiri.
"Tujuannya bagus, filosofi bagus. Anak-anak sekarang itu kan well expose dengan internasional culture. Masa budaya sendiri enggak," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, kondisi tersebut harus diimbangi juga dengan nilai-nilai yang lain.
"Bukan hanya kostumnya tetapi juga values-nya. Kalau di Bogor ada Festival Kaulinan Sunda, kita selalu secara rutin punya festival permainan anak-anak kecil. Ini juga bagus," katanya.
Disinggung mengenai potensi munculnya pungutan liar terkait pengadaan baju adat, ia berharap tidak terjadi.
"Saya yakin bisa diatur, jangan memberatkan, jangan ada pungli, teknisnya bisa diatur," katanya.