Semarang (ANTARA) - Kawasan Pembinaan Lapas Produktif Kendal mengajari kemandirian terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan memanfaatkan lahan seluas 7,5 hektar sebagai tempat pembinaan.
Staf Subseksi Kegiatan Kerja Charandhi Mahendra melalui keterangan tertulisnya yang diterima Antara, Jumat mengatakan salah satu inovasi yang tengah dikembangkan adalah budidaya lebah klanceng.
"Lebah yang dimaksud berjenis Trigona Leavicep yang memiliki ciri-ciri fisik lebih kecil dari lalat, berwarna hitam, dan kaki berbulu," katanya.
Ia mengatakan alasan memilih budidaya lebah klanceng karena pemeliharaan tergolong mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas," katanya.
Ia mengatakan pada pemeliharaannya salah satu yang harus dipersiapkan sebelumnya yakni sarang dan vegetasi alami untuk lebah. Ia mengatakan tempat untuk sarang lebah terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang dengan lebar 15 cm, panjang 35 cm, dan tinggi 15 cm.
"Salah satu sisi diberi lubang yang digunakan sebagai tempat keluar masuk lebah, serta di bagian atas diberikan plastik untuk memantau dan mengontrol perkembangan lebah," katanya.
Ia mengatakan kriteria vegetasi yang baik untuk lebah memerlukan tiga unsur, yakni menghasilkan nektar, serbuk sari, dan getah. Serbuk sari berfungsi sebagai sumber makanan lebah klanceng, sedangkan getah berguna untuk pembuatan sarang.
Kawasan Pembinaan Lapas Produktif Kendal mengajari kemandirian terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan memanfaatkan lahan seluas 7,5 hektar sebagai tempat pembinaan. Salah satu inovasi yang tengah dikembangkan adalah budidaya lebah klanceng. ANTARA/HO-Kemenkumham
Lapas Terbuka Kendal saat ini sudah memiliki 20 kotak sarang lebah klanceng, untuk satu kotak sarang terdapat satu ratu lebah dan koloni.
"Agar tidak mengganggu perkembangan lebah, dalam satu kotak sarang harus dihuni satu ekor ratu lebah sehingga tidak terjadi perpecahan koloni lebah. Pemanenan madu dilaksanakan setelah 4-6 bulan pemeliharaan, satu kotak sarang dapat menghasilkan madu minimal 150 ml," katanya.
Ia berharap dengan memperoleh bekal ilmu di Kawasan Kemandirian Lapas Produktif Kendal ke depan WBP bisa menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat tanpa harus mempunyai lahan yang luas.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja Jonet Darmawan Adi mengatakan inovasi pembinaan kemandirian berjalan luar biasa. Apalagi, dikatakannya, selain mudah untuk budidaya madu klanceng ini juga bermanfaat bagi kesehatan.
"Harapan kami, kelak setelah warga binaan selesai menjalani masa pembinaan dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat. Salah satu contoh budidaya madu klanceng ini, selain bermanfaat bagi warga binaan sendiri tentunya produk madu klanceng juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar," katanya.
Staf Subseksi Kegiatan Kerja Charandhi Mahendra melalui keterangan tertulisnya yang diterima Antara, Jumat mengatakan salah satu inovasi yang tengah dikembangkan adalah budidaya lebah klanceng.
"Lebah yang dimaksud berjenis Trigona Leavicep yang memiliki ciri-ciri fisik lebih kecil dari lalat, berwarna hitam, dan kaki berbulu," katanya.
Ia mengatakan alasan memilih budidaya lebah klanceng karena pemeliharaan tergolong mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas," katanya.
Ia mengatakan pada pemeliharaannya salah satu yang harus dipersiapkan sebelumnya yakni sarang dan vegetasi alami untuk lebah. Ia mengatakan tempat untuk sarang lebah terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang dengan lebar 15 cm, panjang 35 cm, dan tinggi 15 cm.
"Salah satu sisi diberi lubang yang digunakan sebagai tempat keluar masuk lebah, serta di bagian atas diberikan plastik untuk memantau dan mengontrol perkembangan lebah," katanya.
Ia mengatakan kriteria vegetasi yang baik untuk lebah memerlukan tiga unsur, yakni menghasilkan nektar, serbuk sari, dan getah. Serbuk sari berfungsi sebagai sumber makanan lebah klanceng, sedangkan getah berguna untuk pembuatan sarang.
"Agar tidak mengganggu perkembangan lebah, dalam satu kotak sarang harus dihuni satu ekor ratu lebah sehingga tidak terjadi perpecahan koloni lebah. Pemanenan madu dilaksanakan setelah 4-6 bulan pemeliharaan, satu kotak sarang dapat menghasilkan madu minimal 150 ml," katanya.
Ia berharap dengan memperoleh bekal ilmu di Kawasan Kemandirian Lapas Produktif Kendal ke depan WBP bisa menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat tanpa harus mempunyai lahan yang luas.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja Jonet Darmawan Adi mengatakan inovasi pembinaan kemandirian berjalan luar biasa. Apalagi, dikatakannya, selain mudah untuk budidaya madu klanceng ini juga bermanfaat bagi kesehatan.
"Harapan kami, kelak setelah warga binaan selesai menjalani masa pembinaan dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang didapat. Salah satu contoh budidaya madu klanceng ini, selain bermanfaat bagi warga binaan sendiri tentunya produk madu klanceng juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar," katanya.