Purwokerto (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas mengerahkan 250 personel untuk mengawal pelaksanaan unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan mahasiswa di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Kami mengerahkan 250 personel dibantu instansi lain seperti Dinhub, Satpol PP, dan sebagainya untuk melayani adik-adik mahasiswa," kata Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Edy Suranta Sitepu usai pengamanan unjuk rasa mahasiswa di Purwokerto, Senin malam.

Ia mengakui sesuai dengan ketentuan, aksi unjuk rasa dibatasi hingga pukul 18.00 WIB, namun mahasiswa meminta toleransi perpanjangan waktu hingga Salat Isya.

Oleh karena itu, pihaknya memberikan toleransi seperti yang diminta mahasiswa.

"Kami berupaya memberikan pelayanan kepada adik-adik mahasiswa," kata Kapolresta.

Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banyumas yang mengatasnamakan Aliansi Serikat Masyarakat Bergerak (Semarak) itu digelar di depan gerbang kompleks Pendopo Sipanji, Purwokerto, sejak pukul 14.30 WIB.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, mahasiswa menuntut pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi karena dinilai membebani masyarakat miskin.

Setelah menunggu cukup lama, Bupati Banyumas Achmad Husein dan Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan datang menemui massa mahasiswa dengan didampingi Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu.

Akan tetapi ketika hendak mendekati mobil komando, langkah Bupati dan Ketua DPRD terhenti karena mahasiswa terus berorasi tanpa menghiraukan kedatangan pimpinan daerah itu.

Oleh karena itu, Bupati dan Ketua DPRD memutuskan untuk menunggu di Pendopo Sipanji.

Tidak lama kemudian, massa mahasiswa kembali berteriak memanggil Bupati dan Ketua DPRD Banyumas untuk datang menemui mereka.

Akhirnya, Bupati dan Ketua DPRD Banyumas kembali ke depan gerbang kompleks Pendopo Sipanji untuk menemui mahasiswa.

Saat berada di atas mobil komando, Bupati dan Ketua DPRD Banyumas diminta mahasiswa untuk menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM dan menandatangani tuntutan mahasiswa.

Terkait dengan hal itu, Bupati maupun Ketua DPRD Banyumas menyatakan bahwa masalah kenaikan harga BBM merupakan kebijakan pemerintah pusat dan bukan kewenangan pemerintah daerah.

Kendati demikian, Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan siap mendukung mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM serta akan menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah pusat dan DPR RI.

Akan tetapi, massa mahasiswa tidak puas terhadap pernyataan tersebut, hingga akhirnya terjadi perdebatan antara Bupati Achmad Husein dan perwakilan mahasiswa.

Perdebatan di atas mobil komando itu semakin sengit ketika mahasiswa meminta jaminan dari Bupati untuk menaikkan upah minimum regional (UMR) jika harga BBM tidak turun.

Atas tuntutan tersebut, Bupati mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan UMR akan naik karena hal itu ada aturannya dan melibatkan gubernur.

"Saya tidak bisa memastikan UMR akan naik, namun kami akan upayakan," katanya.

Di tengah-tengah perdebatan antara Bupati dan perwakilan mahasiswa, kericuhan pun terjadi karena Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan turun dari mobil komando dan bergegas meninggalkan arena unjuk rasa.

Kericuhan tersebut pun dapat diredam, sehingga perdebatan antara Bupati dan perwakilan mahasiswa kembali berlanjut.
  Kericuhan saat unjuk rasa yang digelar mahasiswa untuk menolak kenaikan harga BBM di depan gerbang Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (5/9/2022). ANTARA/Sumarwoto
Setelah sekian lama berdebat tanpa adanya kesepakatan, Bupati Achmad Husein akhirnya mengikuti jejak Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan, yakni turun dari mobil komando dan meninggalkan arena unjuk rasa.

Tindakan yang dilakukan Bupati Banyumas itu akhirnya menimbulkan kericuhan, sehingga terjadi aksi dorong dan pelemparan botol bekas minuman kemasan ke arah polisi yang mengamankan unjuk rasa.

Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu pun berupaya meredam kericuhan yang terjadi. Hingga akhirnya dapat diredam menjelang Maghrib meskipun personel Dalmas Polresta Banyumas telah siaga di balik pintu gerbang Pendopo Sipanji.

Demikian pula dengan personel Brimob telah disiagakan di sisi timur Alun-Alun Purwokerto untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.

Sementara itu, perwakilan mahasiswa tampak bernegosiasi dengan sejumlah pejabat utama Polresta Banyumas untuk memberikan toleransi waktu unjuk rasa hingga pukul 18.30 WIB.

Setelah permohonan toleransi waktu tersebut disetujui, mahasiswa melanjutkan orasi dan berjanji akan kembali menggelar unjuk rasa dengan melibatkan massa yang.lebih banyak karena tuntutan mereka belum dipenuhi.

Setelah berorasi, mahasiswa pun membubarkan diri pada pukul 18.30 WIB. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024