Boyolali (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, selaku pengelola menyebutkan pengunjung objek wisata Kebun Raya (KR) Indrokilo di Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo, mulai menggeliat usai masa pandemi melandai.
"Jumlah pengunjung di KR Indrokilo Boyolali, pada Minggu (21/8), mencapai 1.554 orang atau meningkat cukup signifikan dibanding Sabtu (20/8), hanya 160 orang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) KR Indrokilo DLH Boyolali, Lilik Triwahyuni, di Boyolali, Senin.
Menurut Lilik, pengunjung mulai menggeliat di tempat wisata KR Indrokilo Boyolali karena kondisi pandemi sudah mulai melandai sehingga masyarakat berkeinginan pergi ke tempat-tempat wisata alam atau terbuka berkumpul bersama sanak saudara dan sahabat.
"Kami mencatat pengunjung kebanyakan masyarakat dari lokal Boyolali dan Solo Raya. Namun, juga ada dari Semarang dan kota lainnya di Jawa Tengah," kata Lilik.
Bahkan, lanjut Lilik, jumlah pengunjung pada masa liburan Lebaran Juni tahun ini, sudah meningkat cukup signifikan mencapai 16.813 orang. Jumlah pengunjung selama Juli, sempat menurun menjadi 12.222 orang dan Agustus ini mulai menggeliat lagi.
Selain itu, DLH selaku pengelola pada tahun ini, juga menambah koleksi untuk meningkatkan keindahan di KR Indrokilo yakni dua taman tematik. Dua taman itu, tematik hias dan tematik rambat dengan anggaran mencapai Rp400 juta melalui APBD Boyolali. Penambahan koleksi kebun melalui proses eksplorasi.
"Untuk fungsi konservasi untuk KR Indrokilo memiliki target terbangun sembilan taman tematik, dan saat ini sudah terbangun tujuh taman tematik. Pada tahun ini, dibangun dua taman tematik lagi, yakni hias dan rambat," kata Lilik.
Lilik menjelaskan KR Indrokilo sendiri mempunyai tema konservasi tumbuhan hutan hujan dataran rendah Jawa bagian timur. Dengan menjalankan lima fungsi kebun raya seperti kebun raya yang lain, yaitu fungsi konservasi, fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi rekreasi, dan fungsi jasa lingkungan.
Sementara itu, Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani menambahkan KR Indrokilo menjadi alternatif tempat wisata berwawasan lingkungan bagi masyarakat Boyolali dan sekitarnya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kunjungan terutama pada hari libur. Indrokilo dapat menjadi potensial bagi PAD Pemkab Boyolali.
"Pengunjung cukup membeli tiket retribusi Rp5.500, sudah dapat menikmati lokasi wisata yang memiliki banyak tempat menarik untuk swafoto dan bersantai bersama keluarga," kata Wiwis.
Pengelola KR Indrokilo juga menyewakan sepeda gunung untuk pengunjung dewasa, sedangkan untuk anak-anak juga disediakan sepeda khusus. Selain itu, ada dua kendaraan wisata listrik untuk pengunjung, setiap orang dikenai biaya Rp50 ribu, untuk mengelilingi lokasi wisata dengan lahan seluas sekitar 8,9 hektare itu.
"KR Indrokilo juga merupakan wisata edukasi bagi anak-anak. Selain pengunjung bisa menikmati keindahan alam, mereka juga mendapatkan edukasi tentang koleksi jenis tanaman dan sejarah ikon-ikon yang ada melalui aplikasi digital," katanya.
Pengunjung KR Indrokilo kebanyakan menikmati keindahan alam dengan sejumlah tempat untuk berswafoto, seperti Gerbang Pasingsingan, Bahtera Nabi Nuh, Air Terjun Niagara, Taman Paku, Taman Labirin, Viewing Point, Patung Sosro Birowo, dan Ecological House.
"Jumlah pengunjung di KR Indrokilo Boyolali, pada Minggu (21/8), mencapai 1.554 orang atau meningkat cukup signifikan dibanding Sabtu (20/8), hanya 160 orang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) KR Indrokilo DLH Boyolali, Lilik Triwahyuni, di Boyolali, Senin.
Menurut Lilik, pengunjung mulai menggeliat di tempat wisata KR Indrokilo Boyolali karena kondisi pandemi sudah mulai melandai sehingga masyarakat berkeinginan pergi ke tempat-tempat wisata alam atau terbuka berkumpul bersama sanak saudara dan sahabat.
"Kami mencatat pengunjung kebanyakan masyarakat dari lokal Boyolali dan Solo Raya. Namun, juga ada dari Semarang dan kota lainnya di Jawa Tengah," kata Lilik.
Bahkan, lanjut Lilik, jumlah pengunjung pada masa liburan Lebaran Juni tahun ini, sudah meningkat cukup signifikan mencapai 16.813 orang. Jumlah pengunjung selama Juli, sempat menurun menjadi 12.222 orang dan Agustus ini mulai menggeliat lagi.
Selain itu, DLH selaku pengelola pada tahun ini, juga menambah koleksi untuk meningkatkan keindahan di KR Indrokilo yakni dua taman tematik. Dua taman itu, tematik hias dan tematik rambat dengan anggaran mencapai Rp400 juta melalui APBD Boyolali. Penambahan koleksi kebun melalui proses eksplorasi.
"Untuk fungsi konservasi untuk KR Indrokilo memiliki target terbangun sembilan taman tematik, dan saat ini sudah terbangun tujuh taman tematik. Pada tahun ini, dibangun dua taman tematik lagi, yakni hias dan rambat," kata Lilik.
Lilik menjelaskan KR Indrokilo sendiri mempunyai tema konservasi tumbuhan hutan hujan dataran rendah Jawa bagian timur. Dengan menjalankan lima fungsi kebun raya seperti kebun raya yang lain, yaitu fungsi konservasi, fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi rekreasi, dan fungsi jasa lingkungan.
Sementara itu, Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani menambahkan KR Indrokilo menjadi alternatif tempat wisata berwawasan lingkungan bagi masyarakat Boyolali dan sekitarnya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kunjungan terutama pada hari libur. Indrokilo dapat menjadi potensial bagi PAD Pemkab Boyolali.
"Pengunjung cukup membeli tiket retribusi Rp5.500, sudah dapat menikmati lokasi wisata yang memiliki banyak tempat menarik untuk swafoto dan bersantai bersama keluarga," kata Wiwis.
Pengelola KR Indrokilo juga menyewakan sepeda gunung untuk pengunjung dewasa, sedangkan untuk anak-anak juga disediakan sepeda khusus. Selain itu, ada dua kendaraan wisata listrik untuk pengunjung, setiap orang dikenai biaya Rp50 ribu, untuk mengelilingi lokasi wisata dengan lahan seluas sekitar 8,9 hektare itu.
"KR Indrokilo juga merupakan wisata edukasi bagi anak-anak. Selain pengunjung bisa menikmati keindahan alam, mereka juga mendapatkan edukasi tentang koleksi jenis tanaman dan sejarah ikon-ikon yang ada melalui aplikasi digital," katanya.
Pengunjung KR Indrokilo kebanyakan menikmati keindahan alam dengan sejumlah tempat untuk berswafoto, seperti Gerbang Pasingsingan, Bahtera Nabi Nuh, Air Terjun Niagara, Taman Paku, Taman Labirin, Viewing Point, Patung Sosro Birowo, dan Ecological House.