Solo, Jateng (ANTARA) - BPJS Kesehatan Kantor Cabang Surakarta mendorong kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (JKN) dari badan usaha untuk memberikan kenyamanan bekerja bagi para pekerja.
Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Surakarta Yessi Kumalasari di Solo, Jumat mengatakan saat ini salah satu badan usaha di bawah wilayah kerja BPJS Kantor Cabang Surakarta yang sudah mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi peserta program JKN yakni PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sritex.
Terkait hal itu, pihaknya berharap badan usaha yang lain bisa mengikuti jejak dari perusahaan tekstil tersebut. Atas capaian tersebut, pada Kamis (18/8) pihaknya menyerahkan penghargaan Sertifikat Kepesertaan JKN kepada PT Sritex.
"PT Sritex telah mengikutsertakan seluruh pegawai dan anggota keluarga menjadi peserta pekerja penerima upah (PPU)," katanya.
Pihaknya mencatat untuk pekerja Sritex yang sudah didaftarkan pada program JKN sebanyak 11.000 orang, sedangkan jika dengan anggota keluarga jumlahnya bisa mencapai 20.000 orang.
"Harapannya ketika seluruh pekerja dan anggota keluarganya sudah menjadi peserta program JKN tetap bisa menjaga kesehatannya. Kami juga mengapresiasi sudah ada poliklinik di dalam internal Sritex. Meski demikian, kami dari BPJS Kesehatan yang menjadi operator program JKN berkewajiban juga menyiapkan fasilitas kesehatan secara paripurna, baik itu promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif," katanya.
Untuk di wilayah Kabupaten Sukoharjo, dikatakannya, saat ini BPJS Kesehatan sudah bekerja sama dengan sebanyak 86 fasilitas kesehatan tingkat pertama.
"Untuk puskesmas hanya 12, sisanya klinik dokter praktik perorangan maupun dokter gigi. Untuk rumah sakit rasanya sudah mencukupi, khusus di Kabupaten Sukoharjo saja sembilan rumah sakit sudah bekerja sama, dari sembilan itu milik pemerintah dua, yakni RS Ortoped dan RSUD Sukoharjo, tujuh yang lain RS swasta," katanya.
Sedangkan di wilayah kerja Surakarta ada 51 rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Jadi sekiranya karyawan membutuhkan layanan kesehatan, aksesnya sangat bisa terjangkau oleh Sritex. Insyaallah dari seluruh RS yang bekerja sama, RS favorit sudah kerja sama semua. Jadi tidak ada alasan bagi karyawan pergi jauh untuk mendapatkan pengobatan," katanya.
Ia mengatakan pencapaian tersebut juga menjadi kabar gembira bagi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo karena dengan kepesertaan dari PT Sritex artinya saat ini Pemkab Sukoharjo sudah menjamin kesehatan 87,97 persen penduduknya.
"Kontribusi PT Sritex cukup besar juga, proporsi terbesar setelah penerima bantuan iuran juga dari sektor pekerja penerima upah. Harapannya Sritex sebagai badan usaha ikonik di Indonesia insyaallah bisa dicontoh oleh badan usaha yang lain khususnya di Sukoharjo khususnya, Indonesia pada umumnya," kata Yessi Kumalasari .
Sementara itu, Wakil Direktur PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan jaminan kesehatan dari perusahaan mampu meningkatkan produktivitas karyawan.
"Kami yakin dan percaya kalau karyawan/karyawati (menjadi peserta JKN) akan mengurangi beban pikiran mereka di bidang kesehatan. Produktivitas dan efisiensi pekerjaan bisa ditingkatkan," katanya.
Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Surakarta Yessi Kumalasari di Solo, Jumat mengatakan saat ini salah satu badan usaha di bawah wilayah kerja BPJS Kantor Cabang Surakarta yang sudah mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi peserta program JKN yakni PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sritex.
Terkait hal itu, pihaknya berharap badan usaha yang lain bisa mengikuti jejak dari perusahaan tekstil tersebut. Atas capaian tersebut, pada Kamis (18/8) pihaknya menyerahkan penghargaan Sertifikat Kepesertaan JKN kepada PT Sritex.
"PT Sritex telah mengikutsertakan seluruh pegawai dan anggota keluarga menjadi peserta pekerja penerima upah (PPU)," katanya.
Pihaknya mencatat untuk pekerja Sritex yang sudah didaftarkan pada program JKN sebanyak 11.000 orang, sedangkan jika dengan anggota keluarga jumlahnya bisa mencapai 20.000 orang.
"Harapannya ketika seluruh pekerja dan anggota keluarganya sudah menjadi peserta program JKN tetap bisa menjaga kesehatannya. Kami juga mengapresiasi sudah ada poliklinik di dalam internal Sritex. Meski demikian, kami dari BPJS Kesehatan yang menjadi operator program JKN berkewajiban juga menyiapkan fasilitas kesehatan secara paripurna, baik itu promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif," katanya.
Untuk di wilayah Kabupaten Sukoharjo, dikatakannya, saat ini BPJS Kesehatan sudah bekerja sama dengan sebanyak 86 fasilitas kesehatan tingkat pertama.
"Untuk puskesmas hanya 12, sisanya klinik dokter praktik perorangan maupun dokter gigi. Untuk rumah sakit rasanya sudah mencukupi, khusus di Kabupaten Sukoharjo saja sembilan rumah sakit sudah bekerja sama, dari sembilan itu milik pemerintah dua, yakni RS Ortoped dan RSUD Sukoharjo, tujuh yang lain RS swasta," katanya.
Sedangkan di wilayah kerja Surakarta ada 51 rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Jadi sekiranya karyawan membutuhkan layanan kesehatan, aksesnya sangat bisa terjangkau oleh Sritex. Insyaallah dari seluruh RS yang bekerja sama, RS favorit sudah kerja sama semua. Jadi tidak ada alasan bagi karyawan pergi jauh untuk mendapatkan pengobatan," katanya.
Ia mengatakan pencapaian tersebut juga menjadi kabar gembira bagi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo karena dengan kepesertaan dari PT Sritex artinya saat ini Pemkab Sukoharjo sudah menjamin kesehatan 87,97 persen penduduknya.
"Kontribusi PT Sritex cukup besar juga, proporsi terbesar setelah penerima bantuan iuran juga dari sektor pekerja penerima upah. Harapannya Sritex sebagai badan usaha ikonik di Indonesia insyaallah bisa dicontoh oleh badan usaha yang lain khususnya di Sukoharjo khususnya, Indonesia pada umumnya," kata Yessi Kumalasari .
Sementara itu, Wakil Direktur PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan jaminan kesehatan dari perusahaan mampu meningkatkan produktivitas karyawan.
"Kami yakin dan percaya kalau karyawan/karyawati (menjadi peserta JKN) akan mengurangi beban pikiran mereka di bidang kesehatan. Produktivitas dan efisiensi pekerjaan bisa ditingkatkan," katanya.