Semarang (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK melindungi para pembalap sepeda yang andil dalam Bendungan Urban Downhill competition tahun 2022 yang telah berlangsung pada 13-14 Agustus 2022.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang menghadiri kegiatan tersebut mengatakan Pemkot Semarang melalui Panitia Penyelenggara Bendungan Urban Downhill menggandeng BPJAMSOSTEK untuk melindungi semua pembalap dalam event Bendungan Urban Downhill tahun 2022.
Hendi menjelaskan pendaftaran sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut bertujuan menjamin peserta agar merasa semakin nyaman dan terlindungi. Walaupun tidak ada yang menginginkan sebuah insiden kecelakaan, akan tetapi jaminan atau semisal asuransi menjadi hal yang penting dalam olah raga balap yang penuh dengan risiko.
Apalagi para pembalap harus menghadapi rintangan berupa puluhan anak tangga, sempitnya jalur, kamar mandi umum, bangunan kosong, turunan, dan tikungan tajam hingga kandang kambing warga.
"Kami tidak berharap akan ada yang kecelakaan, tapi kalau pun nanti ada insiden kecelakaan, maka BPJS Ketenagakerjaan siap menanggung penuh pengobatan bagi pembalap," kata Hendi
Kompetisi Balap Sepeda Bendungan Urban Downhill tersebut berlangsung di Kecamatan Gajahmungkur dengan suasana Jalan Rinjani Gajahmungkur Kota Semarang berbeda dari biasanya. Di tempat itu ratusan pembalap sepeda downhill dari berbagai tempat di Indonesia berkumpul.
"Ajang balap sepeda downhill ini sangat menantang dan seru, Bismillah kita jadikan event tahunan," kata Hendrar Prihadi.
Ketua Panitia Bendungan Urban Downhill Bagyo Putranto mengatakan konsep downhill di perkampungan tersebut baru kali pertama digelar di Kecamatan Gajahmungkur, karena biasanya dilakukan di alam bebas atau hutan.
Peserta melalui rute bersepeda sepanjang 1,1 kilometer dan ada beberapa sisi yang berdampingan dengan jurang yang cukup curam.
Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Semarang Pemuda Multanti mengaku senang bisa bergabung dan ikut andil dalam Bendungan Urban Downhill competition tahun 2022.
"Perlu diketahui, peserta BPJAMSOSTEK tidak hanya karyawan yang bekerja di perusahaan saja (penerima upah), namun juga kepesertaan pekerja mandiri (bukan penerima upah),” kata Multanti.
Menurutnya seluruh warga negara Indonesia yang bekerja, baik itu petani, pedagang, tukang ojek, sampai atlet olahraga yang berisiko berat seperti para pembalap sepeda downhill, bisa mendaftarkan dirinya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Multanti menjelaskan para atlet yang berkompetisi tidak perlu merasa khawatir akan keselamatannya, sehingga dapat memberikan performa terbaiknya.
"BPJS Ketenagakerjaan hadir untuk memberikan perlindungan kepada seluruh atlit balap sepeda ini, sehingga mereka akan lebih fokus menggapai kemenangan dalam bertanding," kata Multanti.
Andreas Indiel, penanggung jawab Bendungan Urban Downhill menambahkan balap sepeda downhill di jalur permukiman padat yang dilaksanakan tersebut menjadi ajang pertama balap sepeda downhill di Indonesia.
"Jaminan dari BPJAMSOSTEK ini bersifat all risk, jadi berapapun biayanya pasti ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Ketenagakerjaan. Istilahnya tidak ada batasan, jadi peserta tidak perlu khawatir akan biaya pengobatan,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang menghadiri kegiatan tersebut mengatakan Pemkot Semarang melalui Panitia Penyelenggara Bendungan Urban Downhill menggandeng BPJAMSOSTEK untuk melindungi semua pembalap dalam event Bendungan Urban Downhill tahun 2022.
Hendi menjelaskan pendaftaran sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut bertujuan menjamin peserta agar merasa semakin nyaman dan terlindungi. Walaupun tidak ada yang menginginkan sebuah insiden kecelakaan, akan tetapi jaminan atau semisal asuransi menjadi hal yang penting dalam olah raga balap yang penuh dengan risiko.
Apalagi para pembalap harus menghadapi rintangan berupa puluhan anak tangga, sempitnya jalur, kamar mandi umum, bangunan kosong, turunan, dan tikungan tajam hingga kandang kambing warga.
"Kami tidak berharap akan ada yang kecelakaan, tapi kalau pun nanti ada insiden kecelakaan, maka BPJS Ketenagakerjaan siap menanggung penuh pengobatan bagi pembalap," kata Hendi
Kompetisi Balap Sepeda Bendungan Urban Downhill tersebut berlangsung di Kecamatan Gajahmungkur dengan suasana Jalan Rinjani Gajahmungkur Kota Semarang berbeda dari biasanya. Di tempat itu ratusan pembalap sepeda downhill dari berbagai tempat di Indonesia berkumpul.
"Ajang balap sepeda downhill ini sangat menantang dan seru, Bismillah kita jadikan event tahunan," kata Hendrar Prihadi.
Ketua Panitia Bendungan Urban Downhill Bagyo Putranto mengatakan konsep downhill di perkampungan tersebut baru kali pertama digelar di Kecamatan Gajahmungkur, karena biasanya dilakukan di alam bebas atau hutan.
Peserta melalui rute bersepeda sepanjang 1,1 kilometer dan ada beberapa sisi yang berdampingan dengan jurang yang cukup curam.
Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Semarang Pemuda Multanti mengaku senang bisa bergabung dan ikut andil dalam Bendungan Urban Downhill competition tahun 2022.
"Perlu diketahui, peserta BPJAMSOSTEK tidak hanya karyawan yang bekerja di perusahaan saja (penerima upah), namun juga kepesertaan pekerja mandiri (bukan penerima upah),” kata Multanti.
Menurutnya seluruh warga negara Indonesia yang bekerja, baik itu petani, pedagang, tukang ojek, sampai atlet olahraga yang berisiko berat seperti para pembalap sepeda downhill, bisa mendaftarkan dirinya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Multanti menjelaskan para atlet yang berkompetisi tidak perlu merasa khawatir akan keselamatannya, sehingga dapat memberikan performa terbaiknya.
"BPJS Ketenagakerjaan hadir untuk memberikan perlindungan kepada seluruh atlit balap sepeda ini, sehingga mereka akan lebih fokus menggapai kemenangan dalam bertanding," kata Multanti.
Andreas Indiel, penanggung jawab Bendungan Urban Downhill menambahkan balap sepeda downhill di jalur permukiman padat yang dilaksanakan tersebut menjadi ajang pertama balap sepeda downhill di Indonesia.
"Jaminan dari BPJAMSOSTEK ini bersifat all risk, jadi berapapun biayanya pasti ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Ketenagakerjaan. Istilahnya tidak ada batasan, jadi peserta tidak perlu khawatir akan biaya pengobatan,” katanya.