Kudus (ANTARA) -
Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meningkatkan pengawasan pupuk bersubsidi di tingkat kios pupuk lengkap (KPL) guna mengantisipasi peredaran pupuk palsu, menyusul adanya pengurangan pupuk bersubsidi.
"Sesuai dengan kebijakan baru dari Pemerintah, pupuk yang disubsidi awalnya ada enam jenis, sedangkan saat ini hanya dua jenis, yakni urea dan NPK," kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno di Kudus, Kamis.
Disebutkan pula enam jenis pupuk yang sebelumnya disubsidi, yakni urea, SP-36, ZA, NPK, pupuk organik granul (POG), dan pupuk organik cair (POC).
Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya peredaran pupuk palsu maupun upaya penyelewengan di lapangan, Imam Prayitno yang juga anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) melakukan pengawasan.
Sejauh ini, kata dia, belum ditemukan adanya pupuk palsu meskipun sebelumnya ada informasi bahwa warga di Undaan hampir tertipu pupuk palsu.
Ia mengimbau para petani untuk berhati-hati ketika mendapatkan tawaran pupuk murah, mengingat saat ini ada pengurangan subsidi dari sebelumnya enam jenis pupuk menjadi dua jenis.
Padahal, kata Imam Prayitno, ada petani yang sering menggunakan pupuk yang subsidinya dicabut sehingga perlu waspada agar tidak tertipu harga murah.
Terkait dengan alokasi, dia mengakui belum sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK). Namun, ketika ada komunikasi antara KPL dan kelompok tani serta penyuluh pertanian lapangan (PPL), tentunya setiap petani bisa mendapatkan alokasi pupuk.
Kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai dengan RDKK 2022, lanjut dia, untuk urea sebanyak 13.197,58 ton, sedangkan yang diterima untuk sementara baru 9.875 ton atau baru 74,8 persen. Demikian halnya untuk pupuk NPK dari alokasi yang diajukan sebanyak 19.604,82 ton, baru terpenuhi sebanyak 6.750 ton.
Sementara itu, alokasi yang diterima Kabupaten Kudus untuk pupuk urea sebanyak 9.875 ton, SP-36 sebanyak 450 ton, ZA sebanyak 3.414 ton, dan NPK sebanyak 6.750 ton, POG sebanyak 964 ton, dan POC sebanyak 3.000 ton.