Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mendorong pelaku usaha dan masyarakat di wilayah itu untuk bertransformasi menuju ekonomi sirkular yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

"Ya tentunya seperti rencana kami sejak awal, kami mendorong terus pemanfaatan-pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari ekonomi sirkular, salah satunya dengan mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif atau Refuse-Derived Fuel (RDF)," kata Sekretaris Daerah Cilacap Awaluddin Muuri di Cilacap, Selasa.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus mengembangkan dan maksimalkan fasilitas RDF di Tempat Pembuangan Akhir Desa (TPA) Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, yang saat sekarang kapasitasnya baru sekitar 160 ton sampah segar per hari agar menjadi sedikitnya 200 ton sampah segar per hari.

Ke depan, tidak menutup kemungkinan di TPA-TPA lain yang ada di Kabupaten Cilacap juga akan dikembangkan untuk RDF atau pengolahan sampah lainnya dengan menggunakan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recyle).

Dalam hal ini, Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya), Reduce ditujukan untuk mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah, dan Recycle berupa mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat.

"Itu kalau yang terkait dengan kebijakan Pemkab Cilacap," kata dia yang pernah menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap.

Terkait dengan masalah perizinan, Awaluddin mengatakan pihaknya akan menekankan kepada para pelaku usaha untuk mendukung pencapaian tujuan pemerintah dalam mengembangkan konsep ekonomi sirkular.

Menurut dia, hal itu dilakukan agar para pelaku usaha memanfaatkan limbah non-B3 (non-bahan berbahaya beracun) yang dihasilkan untuk diolah kembali sebagai produk yang bermanfaat.

"Termasuk kayak di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) itu kan ada Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang sekarang sudah bukan B3 lagi. Ini bisa dimanfaatkan untuk membuat paving block dan macam-macam, sehingga kemarin termasuk perizinannya kami ubah, kami sarankan untuk pemanfaatan limbah, termasuk di perusahaan-perusahaan lain," kata mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cilacap itu.

Ia mengharapkan ke depan di Cilacap ada perusahaan yang bisa mengelola limbah-limbah B3 termasuk limbah medis dari rumah sakit, sehingga tidak perlu dikirim ke Bogor atau Tangerang yang jaraknya terlalu jauh.

Sementara dari sisi masyarakat, kata dia, saat sekarang kesadaran untuk mengembangkan ekonomi sirkular sudah mulai tumbuh dengan makin banyaknya kelompok masyarakat yang memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dijadikan sebagai produk kerajinan dan sebagainya.

"Makanya sekarang kami sedang kembangkan Proklim (Program Kampung Iklim) di desa-desa maupun kelurahan, salah satunya dalam rangka pemanfaatan limbah sampai ke tingkat yang terkecil, RT/RW," katanya.

Awaluddin mengatakan dalam pengembangan Proklim tersebut, pihaknya juga menggandeng perusahaan-perusahaan besar yang ada di Cilacap karena adanya keterbatasan anggaran, sehingga kegiatan-kegiatan yang tidak masuk dalam APBD akan dioptimalkan melalui program pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan (corporate social responsibility/CSR). 

Seperti diketahui, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi alternatif atau RDF di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, merupakan yang pertama di Indonesia.

Fasilitas RDF yang diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada tanggal 21 Juli 2020 itu memiliki kapasitas 120-160 ton sampah segar per hari.

Fasilitas RDF tersebut menggunakan teknologi bio-drying, yakni sampah segar dengan kadar air di atas 50 persen dikeringkan hingga mencapai kadar air 20-25 persen dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. 

Saat ini, produk RDF yang dihasilkan mencapai 70 ton per hari dan telah dimanfaatkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Cilacap sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara di unit usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tersebut. ***1***

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024