Purwokerto (ANTARA) - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono mengatakan pengembangan Pelabuhan Tanjung Intan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tergantung pada pertumbuhan wilayah tersebut.
"Pelabuhan itu sebagai gateway ya, jadi tentunya pelabuhan itu harus bagaimana mendorong perkembangan industri di belakang tersebut karena jangan sampai pelabuhannya gede, industrinya enggak tumbuh," katanya di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jateng, Selasa sore.
Arif mengatakan hal itu seusai mendampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam rangka penyerahan bantuan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bidang pendidikan dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kepada UMP.
Menurut dia, keberadaan pelabuhan dan industri harus saling beriringan, karena Pelindo harus mendorong pelabuhan dan industrinya agar bisa tumbuh.
"Kalau sekarang ini Pelabuhan Tanjung Intan relatif masih bisa mengakomodasi atas apa yang ada. Tetapi kalau pertumbuhan wilayah sudah mulai tumbuh, pasti akan kami kembangkan juga," kata pria asli Cilongok, Banyumas itu.
Disinggung mengenai pembangunan di sekitar Pelabuhan Tanjung Intan, Arif mengaku belum begitu hapal petanya karena baru dilakukan penggabungan Pelindo.
"Saya dari Pelindo Jakarta (Pelindo II, red.), ini (Pelabuhan Tanjung Intan, red.) tadinya masuk ke Pelindo Surabaya (Pelindo III, red.). Jadi secara geografinya, terkait dengan layout saya belum betul-betul hapal, ada 94 pelabuhan seluruh Indonesia," katanya.
Terkait dengan kemungkinan Pelabuhan Tanjung Intan potensial untuk dikembangkan, dia mengatakan yang terpenting adalah mendorong industri.
"Ibaratnya membangun terminal itu bisa, tetapi bagaimana itu ada aktivitas, itu yang penting. Nah, kami bagaimana pelabuhan itu sebagai stimulus untuk industri," katanya
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mendorong kerja sama dengan wilayah, kemudahan untuk industri, dan kemudahan untuk kegiatan usaha karena sangat memengaruhi kecepatan industri itu tumbuh.
"Pelabuhan itu hanya gateway saja," kata Arif.
"Pelabuhan itu sebagai gateway ya, jadi tentunya pelabuhan itu harus bagaimana mendorong perkembangan industri di belakang tersebut karena jangan sampai pelabuhannya gede, industrinya enggak tumbuh," katanya di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jateng, Selasa sore.
Arif mengatakan hal itu seusai mendampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam rangka penyerahan bantuan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bidang pendidikan dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kepada UMP.
Menurut dia, keberadaan pelabuhan dan industri harus saling beriringan, karena Pelindo harus mendorong pelabuhan dan industrinya agar bisa tumbuh.
"Kalau sekarang ini Pelabuhan Tanjung Intan relatif masih bisa mengakomodasi atas apa yang ada. Tetapi kalau pertumbuhan wilayah sudah mulai tumbuh, pasti akan kami kembangkan juga," kata pria asli Cilongok, Banyumas itu.
Disinggung mengenai pembangunan di sekitar Pelabuhan Tanjung Intan, Arif mengaku belum begitu hapal petanya karena baru dilakukan penggabungan Pelindo.
"Saya dari Pelindo Jakarta (Pelindo II, red.), ini (Pelabuhan Tanjung Intan, red.) tadinya masuk ke Pelindo Surabaya (Pelindo III, red.). Jadi secara geografinya, terkait dengan layout saya belum betul-betul hapal, ada 94 pelabuhan seluruh Indonesia," katanya.
Terkait dengan kemungkinan Pelabuhan Tanjung Intan potensial untuk dikembangkan, dia mengatakan yang terpenting adalah mendorong industri.
"Ibaratnya membangun terminal itu bisa, tetapi bagaimana itu ada aktivitas, itu yang penting. Nah, kami bagaimana pelabuhan itu sebagai stimulus untuk industri," katanya
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mendorong kerja sama dengan wilayah, kemudahan untuk industri, dan kemudahan untuk kegiatan usaha karena sangat memengaruhi kecepatan industri itu tumbuh.
"Pelabuhan itu hanya gateway saja," kata Arif.