Magelang (ANTARA) - Pemerintah Desa Ngargogondo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengajak warganya berinvestasi dalam pengembangan destinasi wisata alam terasiring di desa tersebut.
"Pemdes Ngargogondo dalam mengembangkan wisata alam di kawasan pegunungan Menoreh ini tidak menggandeng investor dari luar, tetapi bergotong-royong dengan warga Ngargogondo sendiri," kata Kades Ngargogondo Umar Syahid di Magelang, Sabtu.
Menurut dia dengan keterlibatan masyarakat ini, maka masyarakat Ngargogondo yang merupakan bagian dari Borobudur sebagai kawasan pariwisata, nantinya tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku pariwisata.
Ia menyebutkan dalam pengembangan wisata alam terasiring ini perbandingan modal yang digunakan, Pemdes Ngargogondo 51 persen, sedangkan warga 49 persen.
Umar menyampaikan ada 148 warga yang ikut berpartisipasi untuk pengembangan wisata alam ini. Masing-masing warga dibatasi dalam menanam modal, yakni Rp1 juta per orang.
"Agar bisa merata maka ada pembatasan jumlah iuran modal Rp1 juta per orang dan tidak harus dibayarkan satu kali, tetapi bisa diangsur," katanya.
Ia menyebutkan lahan yang digunakan untuk pengembangan wisata alam ini adalah tanah milik desa dengan luas dua hektare.
"Pengunjung terasiring bisa menikmati angkringan dengan menu makanan khas desa dan arena permainan anak yang saat ini masih dalam proses. Selain itu wisatawan bisa menikmati view Bukit Menoreh, Candi Borobudur dan Gunung Merapi," katanya.
Warga Ngargogondo yang juga pemilik eduwisata Desa Bahasa Borobudur, Hani Sutrisno menyatakan tidak menyangka kalau warga Desa Ngargogondo sangat antusias untuk membangun objek wisata ini.
"Memang beberapa kali sudah didatangi investor untuk pengembangan terasiring ini, tetapi memang pemdes dan warga telah sepakat untuk mencoba sendiri mengembangkan tempat wisata ini," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Magelang Achmad Husein mengatakan ini salah satu dari sekian tumbuhnya daya tarik wisata dan semakin melengkapi daya tarik wisata di Kabupaten Magelang.
Ia menyatakan pengunjung terasiring ini bisa menikmati suasana di alam terbuka.
Husein menyampaikan Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini, Pemdes atau BUMDes menggandeng masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
Baca juga: Wisata edukasi di Desa Bahasa Borobudur mulai bangkit
"Pemdes Ngargogondo dalam mengembangkan wisata alam di kawasan pegunungan Menoreh ini tidak menggandeng investor dari luar, tetapi bergotong-royong dengan warga Ngargogondo sendiri," kata Kades Ngargogondo Umar Syahid di Magelang, Sabtu.
Menurut dia dengan keterlibatan masyarakat ini, maka masyarakat Ngargogondo yang merupakan bagian dari Borobudur sebagai kawasan pariwisata, nantinya tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku pariwisata.
Ia menyebutkan dalam pengembangan wisata alam terasiring ini perbandingan modal yang digunakan, Pemdes Ngargogondo 51 persen, sedangkan warga 49 persen.
Umar menyampaikan ada 148 warga yang ikut berpartisipasi untuk pengembangan wisata alam ini. Masing-masing warga dibatasi dalam menanam modal, yakni Rp1 juta per orang.
"Agar bisa merata maka ada pembatasan jumlah iuran modal Rp1 juta per orang dan tidak harus dibayarkan satu kali, tetapi bisa diangsur," katanya.
Ia menyebutkan lahan yang digunakan untuk pengembangan wisata alam ini adalah tanah milik desa dengan luas dua hektare.
"Pengunjung terasiring bisa menikmati angkringan dengan menu makanan khas desa dan arena permainan anak yang saat ini masih dalam proses. Selain itu wisatawan bisa menikmati view Bukit Menoreh, Candi Borobudur dan Gunung Merapi," katanya.
Warga Ngargogondo yang juga pemilik eduwisata Desa Bahasa Borobudur, Hani Sutrisno menyatakan tidak menyangka kalau warga Desa Ngargogondo sangat antusias untuk membangun objek wisata ini.
"Memang beberapa kali sudah didatangi investor untuk pengembangan terasiring ini, tetapi memang pemdes dan warga telah sepakat untuk mencoba sendiri mengembangkan tempat wisata ini," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Magelang Achmad Husein mengatakan ini salah satu dari sekian tumbuhnya daya tarik wisata dan semakin melengkapi daya tarik wisata di Kabupaten Magelang.
Ia menyatakan pengunjung terasiring ini bisa menikmati suasana di alam terbuka.
Husein menyampaikan Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini, Pemdes atau BUMDes menggandeng masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
Baca juga: Wisata edukasi di Desa Bahasa Borobudur mulai bangkit