Pekalongan (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mendukung Pemerintah Kota Pekalongan melakukan penguatan politik terhadap pemilih pemula agar pemilihan umum berkualitas dan lebih baik daripada sebelumnya.
Ketua KPU Kota Pekalongan Rahmi Rosyada Thoha di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa pelaksanaan pemilu serentak akan menggabungkan antara pemilu anggota legislatif (DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota) serta pilpres bisa jauh lebih bagus dan berkualitas, baik dari sisi persiapan, penyelenggaraan, persiapan, regulasi, sarana dan prasarana, maupun logistik.
Oleh karena itu, dia berharap pemilih pemula ini nantinya akan memiliki literasi yang lebih baik tentang pemilu dan ada kesadaran untuk menggunakan hak pilihnya, serta memanfaatkan hak pilih tersebut sebaik-baiknya.
Menurut Rahmi Rosyada, secara umum tingkat partisipasi pemilu sebelumnya sudah bagus meski dalam pelaksanaanya di tengah masa pandemi COVID-19.
"Tingkat partisipasi pemilu meningkat cukup tajam dan di luar ekspektasi kami selaku badan penyelenggara, yakni sekitar 80 persen. Tentunya pemilih pemula ini bagian dari kesuksesan penyelenggaraan pemilu," katanya.
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin mengatakan bahwa kegiatan penguatan politik bagi pemilih pemula sangat penting karena sasarannya adalah anak-anak muda dan para pelajar yang nantinya pada tahun 2024 mereka sudah memiliki hak pilih dalam rangka mewujudkan kesadaran demokrasi sejak dini.
Diharapkan pula rasa optimistis dan kepercayaan diri generasi muda selaku calon pemimpin bangsa bisa ditumbuhkan, termasuk juga pada kepercayaan sistem politik itu yang bisa ditingkatkan dengan pemberian materi-materi bagaimana pentingnya pemimpin yang baik itu dipilih oleh masyarakat.
Selain itu, Wakil Wali Kota juga mengharapkan generasi muda menjadi calon pemimpin bangsa. Atas dasar itulah pentingnya pelibatan mereka secara aktif untuk berpartisipasi, baik selaku pemilih maupun petugas pemilu.
Mereka diberi kesempatan menjadi panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS), kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), dan pengawas dalam pelaksanaan pemilu serentak.
Generasi muda, lanjut dia, harus aktif dan bijak dalam mencari maupun menyaring informasi maupun materi-materi pemilu dan meng-update-nya melalui media sosial bahwa sistem pemerintahan Indonesia sudah pas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Mereka nantinya bisa menjadi calon pemimpin yang baik dari generasi sebelumnya," katanya.***2***
Ketua KPU Kota Pekalongan Rahmi Rosyada Thoha di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa pelaksanaan pemilu serentak akan menggabungkan antara pemilu anggota legislatif (DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota) serta pilpres bisa jauh lebih bagus dan berkualitas, baik dari sisi persiapan, penyelenggaraan, persiapan, regulasi, sarana dan prasarana, maupun logistik.
Oleh karena itu, dia berharap pemilih pemula ini nantinya akan memiliki literasi yang lebih baik tentang pemilu dan ada kesadaran untuk menggunakan hak pilihnya, serta memanfaatkan hak pilih tersebut sebaik-baiknya.
Menurut Rahmi Rosyada, secara umum tingkat partisipasi pemilu sebelumnya sudah bagus meski dalam pelaksanaanya di tengah masa pandemi COVID-19.
"Tingkat partisipasi pemilu meningkat cukup tajam dan di luar ekspektasi kami selaku badan penyelenggara, yakni sekitar 80 persen. Tentunya pemilih pemula ini bagian dari kesuksesan penyelenggaraan pemilu," katanya.
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin mengatakan bahwa kegiatan penguatan politik bagi pemilih pemula sangat penting karena sasarannya adalah anak-anak muda dan para pelajar yang nantinya pada tahun 2024 mereka sudah memiliki hak pilih dalam rangka mewujudkan kesadaran demokrasi sejak dini.
Diharapkan pula rasa optimistis dan kepercayaan diri generasi muda selaku calon pemimpin bangsa bisa ditumbuhkan, termasuk juga pada kepercayaan sistem politik itu yang bisa ditingkatkan dengan pemberian materi-materi bagaimana pentingnya pemimpin yang baik itu dipilih oleh masyarakat.
Selain itu, Wakil Wali Kota juga mengharapkan generasi muda menjadi calon pemimpin bangsa. Atas dasar itulah pentingnya pelibatan mereka secara aktif untuk berpartisipasi, baik selaku pemilih maupun petugas pemilu.
Mereka diberi kesempatan menjadi panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS), kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), dan pengawas dalam pelaksanaan pemilu serentak.
Generasi muda, lanjut dia, harus aktif dan bijak dalam mencari maupun menyaring informasi maupun materi-materi pemilu dan meng-update-nya melalui media sosial bahwa sistem pemerintahan Indonesia sudah pas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Mereka nantinya bisa menjadi calon pemimpin yang baik dari generasi sebelumnya," katanya.***2***