Boyolali, Jateng (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kepala daerah, mulai gubernur dan para bupati yang mengambil langkah cepat dalam penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Provinsi Jawa Tengah.
"Saya apresiasi langkah yang dilakukan Gubernur Jateng dan para bupati, terutama di Boyolali dalam penanganan PMK pada hewan ternak di daerah," kata Mentan saat meninjau kasus PMK ternak sapi di Desa Singosari, Mojosongo Boyolali, Jumat.
Mentan mengatakan pada kasus PKM di Desa Singosari, Boyolali ada 15 ekor ternak sapi yang dinyatakan positif, tetapi kini setelah dilakukan penanganan pengobatan tim kesehatan hewan kondisinya semakin baik.
Selain itu, kasus PMK juga terjadi di Desa Ngenden Ampel, yakni ada enam ekor kondisinya juga sudah membaik sehingga, Boyolali total ada 21 ekor hewan ternak
Mentan mengatakan memang PMK pada hewan ternak menjadi ancaman dan langkah serius sudah dilakukan oleh jajaran yang ada. Artinya, menggunakan kekuatan medis yang ada di peternakan dan lain-lain sebagainya sudah dilaksanakan di lapangan.
Bahkan, kata Mentan, penanganan PMK dalam beberapa hari ini, kelihatan sudah ada perkembangan dan penyembuhan hewan ternak yang terjangkit bisa dilakukan.
"Jadi suspek itu memang ada dan sudah dilakukan penyembuhan. Awalnya dua ekor sapi yang terkena menjadi 15 ekor dan dalam waktu singkat semua sudah pulih meski belum sempurna," kata Mentan yang didampingi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrulah, dan Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan.
Oleh karena itu, kata Mentan, tiga agenda yang ditetapkan pemerintah melalui Kementan, yakni darurat, temporer dan "recovery", yang sudah disepakat di Boyolali. Jadi Boyolali langsung masuk agenda ketiga melakukan "recovery" terhadap kejadian PMK hewan ternak.
Boyolali salah satu daerah yang melakukan penanganan PMK dengan cepat sehingga tidak sampai menyebar ke daerah lainnya. Boyolali ini, daerah cukup berhasil baik kepala daerah, dinas, dan para peternak secara bersama sama menangani PMK dengan cepat.
Mentan menyatakan apresiasi setelah mendapat laporan dari Bupati Boyolali M Said Hidayat dan disampaikan tiga Dinas Peternakan baik dari Klaten, Rembang maupun Banjarnegara yang terkena PMK di Jateng.
PMK pada ternak memang ada di Indonesia, dan khususnya di Jawa Tengah, tetapi setelah ditangani oleh petugas kesehatan ternak dan kini sudah menuju sembuh.
"Jadi PMK ada tetapi kita sudah melangkah dan hasilnya memiliki tren kesembuhan yang sangat positif. Keempat kabupaten yang ada PMK itu, semua mengatakan begitu," katanya.
Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limposebelumnya juga memberikan pengarahan dalam rangka mencegah PMK dan menyerahkan bantuan obat hewan desinfektan dan alat pelindung diri (APD) dari Kementan yang diterima oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat.
"Saya apresiasi langkah yang dilakukan Gubernur Jateng dan para bupati, terutama di Boyolali dalam penanganan PMK pada hewan ternak di daerah," kata Mentan saat meninjau kasus PMK ternak sapi di Desa Singosari, Mojosongo Boyolali, Jumat.
Mentan mengatakan pada kasus PKM di Desa Singosari, Boyolali ada 15 ekor ternak sapi yang dinyatakan positif, tetapi kini setelah dilakukan penanganan pengobatan tim kesehatan hewan kondisinya semakin baik.
Selain itu, kasus PMK juga terjadi di Desa Ngenden Ampel, yakni ada enam ekor kondisinya juga sudah membaik sehingga, Boyolali total ada 21 ekor hewan ternak
Mentan mengatakan memang PMK pada hewan ternak menjadi ancaman dan langkah serius sudah dilakukan oleh jajaran yang ada. Artinya, menggunakan kekuatan medis yang ada di peternakan dan lain-lain sebagainya sudah dilaksanakan di lapangan.
Bahkan, kata Mentan, penanganan PMK dalam beberapa hari ini, kelihatan sudah ada perkembangan dan penyembuhan hewan ternak yang terjangkit bisa dilakukan.
"Jadi suspek itu memang ada dan sudah dilakukan penyembuhan. Awalnya dua ekor sapi yang terkena menjadi 15 ekor dan dalam waktu singkat semua sudah pulih meski belum sempurna," kata Mentan yang didampingi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrulah, dan Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan.
Oleh karena itu, kata Mentan, tiga agenda yang ditetapkan pemerintah melalui Kementan, yakni darurat, temporer dan "recovery", yang sudah disepakat di Boyolali. Jadi Boyolali langsung masuk agenda ketiga melakukan "recovery" terhadap kejadian PMK hewan ternak.
Boyolali salah satu daerah yang melakukan penanganan PMK dengan cepat sehingga tidak sampai menyebar ke daerah lainnya. Boyolali ini, daerah cukup berhasil baik kepala daerah, dinas, dan para peternak secara bersama sama menangani PMK dengan cepat.
Mentan menyatakan apresiasi setelah mendapat laporan dari Bupati Boyolali M Said Hidayat dan disampaikan tiga Dinas Peternakan baik dari Klaten, Rembang maupun Banjarnegara yang terkena PMK di Jateng.
PMK pada ternak memang ada di Indonesia, dan khususnya di Jawa Tengah, tetapi setelah ditangani oleh petugas kesehatan ternak dan kini sudah menuju sembuh.
"Jadi PMK ada tetapi kita sudah melangkah dan hasilnya memiliki tren kesembuhan yang sangat positif. Keempat kabupaten yang ada PMK itu, semua mengatakan begitu," katanya.
Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limposebelumnya juga memberikan pengarahan dalam rangka mencegah PMK dan menyerahkan bantuan obat hewan desinfektan dan alat pelindung diri (APD) dari Kementan yang diterima oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat.