Solo (ANTARA) - Peredaran uang di Solo Raya selama periode Ramadhan dan Lebaran 2022 mencapai Rp5,6 triliun atau lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp4,3 triliun.
"Untuk total peredaran uang tahun ini, sebesar Rp3,8 triliun, di antaranya dipenuhi oleh Bank Indonesia dan Rp1,8 triliun dipenuhi dari transaksi uang kartal antarbank," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Kamis.
Realisasi tersebut merupakan pertanda baik bahwa Lebaran kali ini mampu menggerakkan perekonomian, khususnya dari sisi konsumsi masyarakat.
"Baru kali ini setelah pandemi dua tahun ada libur panjangnya, total libur sembilan hari, boleh mudik, dan tidak ada penyekatan. Ini mendorong konsumsi. Dari indikator permintaan uang sudah dapat leading bahwa Lebaran kali ini makin menggerakkan ekonomi, mempercepat laju perekonomian," katanya.
Bahkan berdasarkan data untuk realisasi peredaran uang selama Ramadhan dan Lebaran kali ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang pada saat itu realisasinya mencapai Rp4 triliun.
Sementara itu terkait dengan arus uang masuk usai periode Lebaran, dikatakannya, saat ini mulai terlihat.
"Data kemarin uang masuk ke BI Surakarta mencapai Rp1,1 triliun. Besok dari perbankan ada yang masuk sekitar Rp1 triliun, sehingga kalau tidak ada tambahan maka satu minggu pertama hari kerja ini ada sekitar Rp2,1 triliun uang yang masuk ke BI," katanya.
Melihat tren tahunan, puncak arus uang masuk usai Lebaran biasanya terjadi pada bulan pertama aktif kerja.
"Saat ini realisasinya sudah mencapai 40 persen di minggu pertama," katanya.
Baca juga: Masyarakat diimbau jangan ragu tolak transaksi dengan uang diduga palsu
Baca juga: Peredaran uang ke daerah diproyeksikan turun 80 persen
"Untuk total peredaran uang tahun ini, sebesar Rp3,8 triliun, di antaranya dipenuhi oleh Bank Indonesia dan Rp1,8 triliun dipenuhi dari transaksi uang kartal antarbank," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Kamis.
Realisasi tersebut merupakan pertanda baik bahwa Lebaran kali ini mampu menggerakkan perekonomian, khususnya dari sisi konsumsi masyarakat.
"Baru kali ini setelah pandemi dua tahun ada libur panjangnya, total libur sembilan hari, boleh mudik, dan tidak ada penyekatan. Ini mendorong konsumsi. Dari indikator permintaan uang sudah dapat leading bahwa Lebaran kali ini makin menggerakkan ekonomi, mempercepat laju perekonomian," katanya.
Bahkan berdasarkan data untuk realisasi peredaran uang selama Ramadhan dan Lebaran kali ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang pada saat itu realisasinya mencapai Rp4 triliun.
Sementara itu terkait dengan arus uang masuk usai periode Lebaran, dikatakannya, saat ini mulai terlihat.
"Data kemarin uang masuk ke BI Surakarta mencapai Rp1,1 triliun. Besok dari perbankan ada yang masuk sekitar Rp1 triliun, sehingga kalau tidak ada tambahan maka satu minggu pertama hari kerja ini ada sekitar Rp2,1 triliun uang yang masuk ke BI," katanya.
Melihat tren tahunan, puncak arus uang masuk usai Lebaran biasanya terjadi pada bulan pertama aktif kerja.
"Saat ini realisasinya sudah mencapai 40 persen di minggu pertama," katanya.
Baca juga: Masyarakat diimbau jangan ragu tolak transaksi dengan uang diduga palsu
Baca juga: Peredaran uang ke daerah diproyeksikan turun 80 persen