Solo (ANTARA) - Ratusan umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Masjid Al Hikmah Kota Surakarta yang bersebelahan dengan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan di Kratonan, Kota Solo, Jateng, Senin, dengan tetap menjaga kerukunan antarumat beragama.
Ratusan umat Islam terlihat mulai berdatangan ke lokasi Shalat Id di depan masjid itu hingga depan GKJ Joyodiningratan, mulai pukul 05.30 WIB.
Umat menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker, dalam Shalat Id. Mereka membentuk barisan mulai dari depan masjid hingga depan GKJ di Jalan Gatoit Subroto Kota Solo, sepanjang sekitar 200 meter.
Sebagian umat muslim yang membawa sepeda motor ke tempat Shalat Id tersebut, memarkirkan kendaraan mereka di depan GKJ.
Shalat Idul Fitri di tempat itu yang dimulai sekitar pukul 06.00 WIB dengan imam dan khatib berasal dari Kota Solo Habib Abu Bakar Fahmi Assegaff.
Saat khotbah, ia mengajak umat Islam menjalani kehidupan sehari-hari yang lebih baik setelah selama Bulan Ramadhan beribadah puasa.
Baca juga: Muhammadiyah: Idul Fitri momen membangun spirit berbagi di tengah pandemi
Ketua Takmir Masjid Al-Hikmah Kratonan, Kota Solo Muhammad Nasir mengatakan jamaah melaksanakan Shalat Id di tempat itu dengan lancar dan khusyuk.
Ia mengatakan kerukunan hidup antarumat beragama di daerah itu selalu dijaga dengan baik secara bersama-sama.
"Kami sudah terbiasa dalam perbedaan ini, saling menjaga diri dan menghormati. Intinya sudah sejak dari dahulu bahwa berbeda itu karena karunia Allah SWT. Jadi kami harus saling menjaga apapun Negara Indonesia negara yang besar dari berbagai agama yang diakui oleh negara harus dijaga kerukunannya," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa saat umat kristiani merayakan Natal dan Paskah di gerejanya, umat muslim di lingkungan masjid tersebut juga menjaga dan menghormati kekusyukan mereka yang sedang beribadah.
"Sebaliknya, umat Islam yang menjalankan Shalat Idul Fitri menempati hingga depan gereja sudah biasa dan saling menghormati. Mereka juga menjaga kerukunan beragama," kata dia.
Pimpinan GKJ Joyodiningratan Kota Solo Pendeta Nunung Istining Hyang pada kesempatan sebelumnya mengatakan pihak gereja dan masjid sudah tahu sejak lama bahwa kegiatan ibadah akan bersamaan waktunya.
Misalnya, Shalat Idul Fitri dilaksanakan pagi, sedangkan pihaknya menata jadwal ibadah pada sore hari, pukul 17.00 WIB.
"Kami sudah koordinasi dengan pengurus masjid. Setiap ada kegiatan ibadah hari besar selalu koordinasi," katanya.
Kondisi arus lalu lintas di Kota Solo, Senin, hingga pukul 08.30 WIB, kelihatan masih agak sepi.
Pada hari pertama Lebaran, Senin pagi, masyarakat masih menjalani tradisi silaturahim dan halalbihalal di rumah masing-masing bersama sanak saudara.
Selama dua tahun terakhir, pemerintah tidak mengizinkan warga mudik Lebaran karena penularan COVID-19 yang tinggi. Tahun ini, pemerintah memberikan kelonggaran masyarakat untuk mudik dan berlebaran di kampung halaman masing-masing karena penularan virus sudah landai.
Akan tetapi, pemerintah juga mengingatkan warga untuk merayakan Lebaran dengan tetap menaati protokol kesehatan karena situasi masih pandemi COVID-19.
Baca juga: Khatib Muhammad Adnan : Idul Fitri bentuk ekspresi toleransi
Ratusan umat Islam terlihat mulai berdatangan ke lokasi Shalat Id di depan masjid itu hingga depan GKJ Joyodiningratan, mulai pukul 05.30 WIB.
Umat menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker, dalam Shalat Id. Mereka membentuk barisan mulai dari depan masjid hingga depan GKJ di Jalan Gatoit Subroto Kota Solo, sepanjang sekitar 200 meter.
Sebagian umat muslim yang membawa sepeda motor ke tempat Shalat Id tersebut, memarkirkan kendaraan mereka di depan GKJ.
Shalat Idul Fitri di tempat itu yang dimulai sekitar pukul 06.00 WIB dengan imam dan khatib berasal dari Kota Solo Habib Abu Bakar Fahmi Assegaff.
Saat khotbah, ia mengajak umat Islam menjalani kehidupan sehari-hari yang lebih baik setelah selama Bulan Ramadhan beribadah puasa.
Baca juga: Muhammadiyah: Idul Fitri momen membangun spirit berbagi di tengah pandemi
Ketua Takmir Masjid Al-Hikmah Kratonan, Kota Solo Muhammad Nasir mengatakan jamaah melaksanakan Shalat Id di tempat itu dengan lancar dan khusyuk.
Ia mengatakan kerukunan hidup antarumat beragama di daerah itu selalu dijaga dengan baik secara bersama-sama.
"Kami sudah terbiasa dalam perbedaan ini, saling menjaga diri dan menghormati. Intinya sudah sejak dari dahulu bahwa berbeda itu karena karunia Allah SWT. Jadi kami harus saling menjaga apapun Negara Indonesia negara yang besar dari berbagai agama yang diakui oleh negara harus dijaga kerukunannya," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa saat umat kristiani merayakan Natal dan Paskah di gerejanya, umat muslim di lingkungan masjid tersebut juga menjaga dan menghormati kekusyukan mereka yang sedang beribadah.
"Sebaliknya, umat Islam yang menjalankan Shalat Idul Fitri menempati hingga depan gereja sudah biasa dan saling menghormati. Mereka juga menjaga kerukunan beragama," kata dia.
Pimpinan GKJ Joyodiningratan Kota Solo Pendeta Nunung Istining Hyang pada kesempatan sebelumnya mengatakan pihak gereja dan masjid sudah tahu sejak lama bahwa kegiatan ibadah akan bersamaan waktunya.
Misalnya, Shalat Idul Fitri dilaksanakan pagi, sedangkan pihaknya menata jadwal ibadah pada sore hari, pukul 17.00 WIB.
"Kami sudah koordinasi dengan pengurus masjid. Setiap ada kegiatan ibadah hari besar selalu koordinasi," katanya.
Kondisi arus lalu lintas di Kota Solo, Senin, hingga pukul 08.30 WIB, kelihatan masih agak sepi.
Pada hari pertama Lebaran, Senin pagi, masyarakat masih menjalani tradisi silaturahim dan halalbihalal di rumah masing-masing bersama sanak saudara.
Selama dua tahun terakhir, pemerintah tidak mengizinkan warga mudik Lebaran karena penularan COVID-19 yang tinggi. Tahun ini, pemerintah memberikan kelonggaran masyarakat untuk mudik dan berlebaran di kampung halaman masing-masing karena penularan virus sudah landai.
Akan tetapi, pemerintah juga mengingatkan warga untuk merayakan Lebaran dengan tetap menaati protokol kesehatan karena situasi masih pandemi COVID-19.
Baca juga: Khatib Muhammad Adnan : Idul Fitri bentuk ekspresi toleransi