Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengukuhkan empat guru besar atau profesor baru dalam bidang ilmu berbeda.

Pengukuhan guru besar tersebut dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat Unsoed yang digelar secara daring dan luring di Auditorium Graha Widyatama Unsoed, Purwokerto, Selasa.

Keempat guru besar yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Ir. Dattadewi Purwantini, M.S. (Bidang Ilmu Pemuliaan Ternak), Prof. Dr. Agatha Sih Piranti, M.Sc. (Bidang Ilmu Limnologi), Prof. Dr. Warsinah, Apt., M.Si. (Bidang Ilmu Biokimia), dan Prof. Dr. Agus Hery Susanto, M.S. (Bidang Ilmu Genetika).

Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. mengatakan perguruan tinggi mendapatkan mandat negara sebagai institusi yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan, membentuk watak, dan peradaban bangsa yang bermartabat.

"Pendidikan tinggi diharapkan menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi-pribadi yang berkapasitas melalui penyelenggaraan tridharma dengan senantiasa memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan serta kearifan budaya yang ada. Dalam konteks tersebut, maka wajar adanya bila masyarakat, bangsa dan negara ini punya harapan besar kepada dunia perguruan tinggi," katanya.

Ia mengatakan kampus menjadi tempat persemaian ide dan gagasan, menjadi lahan subur untuk tumbuh serta berkembangnya kreativitas dan inovasi.

Kesemuanya dilandasi oleh prinsip-prinsip akuntabilitas saintifik, berdaya guna dan berhasil guna, serta berperspektif kebangsaan yang dijiwai oleh ideologi Pancasila.

"Tidak hanya itu, perguruan tinggi juga dihadapkan dengan tantangan masa depan yang memiliki paradigmanya tersendiri. Masa depan adalah berbicara tentang kualifikasi dan kompetensi yang unggul dan berdaya saing. Oleh karenanya, menjadi sebuah keniscayaan untuk menyesuaikan diri, menakar diri dan berani memampukan diri sebagai jawaban untuk menghadapi masa depan," katanya.

Terkait dengan pengukuhan tersebut, ia mengatakan Prof. Dattadewi Purwantini menjadi profesor ke-21 di Fakultas Peternakan, Prof. Agatha Sih Piranti dan Prof. Agus Hery Susanto sebagai profesor ke-17 dan ke-18 di Fakultas Biologi, serta Prof. Warsinah sebagai profesor ke-3 di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan.

Dengan demikian, kata dia, keseluruhan guru besar atau profesor di Universitas Jenderal Soedirman sampai saat ini berjumlah 83 orang.

Menurut dia, pengukuhan Prof. Dattadewi Purwantini selaku guru besar dalam Ilmu Pemuliaan Ternak tentunya akan memberi dampak strategis dalam menjaga dan meningkatkan kualitas ternak.

"Hal ini bermuara pada meningkatkan produktivitas peternakan, memberdayakan dan kemandirian ekonomi bagi peternak serta menjadi bagian dari proses menuju swasembada daging serta pangan yang berkelanjutan," katanya.

Ia mengatakan pengukuhan Prof. Agatha Sih Piranti selaku guru besar Ilmu Limnologi sesungguhnya menjadi pengokoh keberpihakan ilmu pengetahuan akan kualitas lingkungan hidup, khususnya pada danau yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem air tawar.

Menurut dia, pelibatan masyarakat menjadi bagian dari kearifan dalam menjaga sumber daya dan keanekaragaman hayati yang ada di danau tersebut.

"Begitu pula dengan pengukuhan Prof. Warsinah selaku guru besar Ilmu Biokimia hakikatnya memberikan sumbangsih baru dalam pemanfaatan potensi lokal alamiah seperti mangrove sebagai instrumen yang mampu mencegah bahkan melawan perkembangan kanker sebagai salah satu penyakit yang bersifat degeneratif," katanya.

Pengukuhan Prof. Agus Hery Susanto selaku guru besar Ilmu Genetika, kata dia, memberikan kontribusi dalam memahami keanekaragaman genetik dan kemanfaatan yang dihadirkan terhadap dinamika dan kelangsungan hidup spesies organisme.

Ia mengatakan seluruh pidato ilmiah yang telah dipaparkan oleh keempat profesor baru di Unsoed tersebut, sejatinya meneguhkan kedudukan, peran, dan tanggung jawab ilmu pengetahuan sebagai mata air kehidupan.

Dalam hal ini, Prof. Dattadewi Purwantini menyampaikan pidato ilmiah berjudul "Itik Lokal Indonesia Dalam Perspektif Pemuliaan Ternak Berbasis Biomolekuler", sedangkan Prof. Agatha Sih Piranti menyampaikan pidato berjudul "Pengendalian Blooming Algae Sebagai Indikator Kondisi Eutrofikasi Perairan Danau".

Sementara Prof. Warsinah menyampaikan pidato berjudul "Tantangan Pengembangan Tanaman Mangrove Sebagau Agen Khemopreferensi Kanker", dan Prof. Agus Hery Susanto menyampaikan pidato berjudul "Pentingnya Variasi Genetik Bagi Kelangsungan Hidup Spesies Organisme".

"Tidak hanya itu, apa-apa yang telah disampaikan tersebut, semakin mempertegas jati diri intelektual yang selalu berupaya mencari jawaban atas permasalahan kehidupan, di mana solusi yang diberikan senantiasa memberi semangat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan umat manusia," kata dia.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024