Semarang (ANTARA) - PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama pemenuhan tenaga listrik yang berasal dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 800 ribu megawatt-hours (MWh) dengan enam pelanggan besar dan sektor industri.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dan kontrak pembelian REC dilakukan antara PLN dengan H&M Indonesia, PT Goto Gojek Tokopedia, PT Stargate Mineral Asia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Georg Fischer Indonesia, dan Istana Kepresidenan Bogor, dalam rangkaian kegiatan Energy Transitions Working Group (ETWG) di Yogyakarta pada Kamis (24/3).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pelaksanaan penandatanganan kerja sama kontrak pembelian REC merupakan bukti nyata kolaborasi untuk transisi menuju energi terbarukan. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah G20 untuk menekan emisi karbon dunia.
"REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan," katanya.
Kesepakatan tersebut, lanjut Darmawan, merupakan bukti PLN mewujudkan kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT.
Baca juga: Di Forum ETWG, PLN teken empat kerja sama strategis
Ia menjelaskan, kontrak pembelian REC dengan durasi kerja sama 1-5 tahun ini juga bakal memberi dampak positif bagi pelanggan.
"Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," katanya.
Tidak hanya itu, pelanggan juga membuktikan eksistensinya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia.
Baca juga: Dirut PLN ungkap langkah nyata pencapaian net zero emission dalam Forum ETWG-1 G20
Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060.
Diharapkan, masifnya kontrak pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan, sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi.
"Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan REC ini," kata dia.
Pada kesempatan terpisah, Country Manager H&M Group Production Office Indonesia Frank Blin Gonsalves menyatakan komitmen perseroan dalam berkontribusi dalam melawan perubahan iklim, yang tidak hanya bertumpu pada lini operasi, tetapi di seluruh rantai nilai H&M Group, termasuk di Indonesia.
"H&M Group terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan mitra bisnis kami untuk memberikan solusi baru serta mendorong penggunaan sumber listrik berbasis EBT dalam rantai pasok kami," katanya.
Frank menambahkan, perjanjian REC antara H&M, mitra pemasok dan PLN merupakan langkah penting untuk mewujudkan ambisi perusahaan sekaligus mendukung agenda pemerintah menuju Indonesia Net Zero Emission pada 2060.
Baca juga: Program Dedieselisasi PLN diharapkan mampu dorong kemandirian energi nasional
Penandatanganan perjanjian kerja sama dan kontrak pembelian REC dilakukan antara PLN dengan H&M Indonesia, PT Goto Gojek Tokopedia, PT Stargate Mineral Asia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Georg Fischer Indonesia, dan Istana Kepresidenan Bogor, dalam rangkaian kegiatan Energy Transitions Working Group (ETWG) di Yogyakarta pada Kamis (24/3).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pelaksanaan penandatanganan kerja sama kontrak pembelian REC merupakan bukti nyata kolaborasi untuk transisi menuju energi terbarukan. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah G20 untuk menekan emisi karbon dunia.
"REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan," katanya.
Kesepakatan tersebut, lanjut Darmawan, merupakan bukti PLN mewujudkan kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT.
Baca juga: Di Forum ETWG, PLN teken empat kerja sama strategis
Ia menjelaskan, kontrak pembelian REC dengan durasi kerja sama 1-5 tahun ini juga bakal memberi dampak positif bagi pelanggan.
"Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," katanya.
Tidak hanya itu, pelanggan juga membuktikan eksistensinya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia.
Baca juga: Dirut PLN ungkap langkah nyata pencapaian net zero emission dalam Forum ETWG-1 G20
Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060.
Diharapkan, masifnya kontrak pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan, sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi.
"Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan REC ini," kata dia.
Pada kesempatan terpisah, Country Manager H&M Group Production Office Indonesia Frank Blin Gonsalves menyatakan komitmen perseroan dalam berkontribusi dalam melawan perubahan iklim, yang tidak hanya bertumpu pada lini operasi, tetapi di seluruh rantai nilai H&M Group, termasuk di Indonesia.
"H&M Group terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan mitra bisnis kami untuk memberikan solusi baru serta mendorong penggunaan sumber listrik berbasis EBT dalam rantai pasok kami," katanya.
Frank menambahkan, perjanjian REC antara H&M, mitra pemasok dan PLN merupakan langkah penting untuk mewujudkan ambisi perusahaan sekaligus mendukung agenda pemerintah menuju Indonesia Net Zero Emission pada 2060.
Baca juga: Program Dedieselisasi PLN diharapkan mampu dorong kemandirian energi nasional