Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Bhakti Upa Bhaksana kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Dies Natalis ke-46.
Rektor UNS Jamal Wiwoho pada Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS di Solo, Jumat, mengatakan bahwa penghargaan itu diberikan kepada Sri Mulyani atas sumbangan luar biasanya dalam pembuatan dan penerapan kebijakan fiskal yang berkeadilan.
"Selain itu juga dalam dalam penanganan pandemi COVID-19," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2019 sampai 2022 merupakan periode yang berat bagi Bangsa Indonesia, salah satunya karena kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Ibu Sri Mulyani Indrawati yang menjadi nakhoda yang tangguh di tengah badai krisis pada Februari lalu menyatakan bahwa sejumlah sektor usaha yang terdampak pandemi COVID-19 saat ini masih berusaha survive (bertahan). UMKM kita masih membutuhkan adaptasi ekosistem ekonomi digital," katanya.
Ia mengemukakan bahwa saat ini yang perlu dipikirkan dan dilakukan adalah bagaimana berinovasi dan menghimpun modal sosial untuk secara bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi nasional.
Dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi, ia mengatakan, UNS berkolaborasi dengan Solo Technopark (STP) membangun ruang pendidikan terapan dan membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan orasi ilmiah menyatakan optimistis perekonomian nasional bisa segera pulih.
"Kita melihat pemulihan sedang terjadi saat ini dan Indonesia sedang kembali ke track menuju tujuan dan cita-cita pembangunan," katanya.
Ia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 merupakan kejadian luar biasa, menyebabkan hampir setengah miliar orang terinfeksi virus dan lebih dari enam juta orang meninggal dunia.
Semua negara berjuang untuk mengendalikan pandemi, termasuk Indonesia yang angka kasusnya sudah mendekati enam juta.
Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 153 dari 222 negara dalam angka kasus dan peringkat 122 dari 222 negara dalam angka kematian.
"Peringkat Indonesia yang sangat baik dibandingkan negara lain, tidak dipungkiri menggambarkan kualitas manajemen penanganan dan kepemimpinan nasional dalam penanganan pandemi," katanya.
Rektor UNS Jamal Wiwoho pada Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS di Solo, Jumat, mengatakan bahwa penghargaan itu diberikan kepada Sri Mulyani atas sumbangan luar biasanya dalam pembuatan dan penerapan kebijakan fiskal yang berkeadilan.
"Selain itu juga dalam dalam penanganan pandemi COVID-19," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2019 sampai 2022 merupakan periode yang berat bagi Bangsa Indonesia, salah satunya karena kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Ibu Sri Mulyani Indrawati yang menjadi nakhoda yang tangguh di tengah badai krisis pada Februari lalu menyatakan bahwa sejumlah sektor usaha yang terdampak pandemi COVID-19 saat ini masih berusaha survive (bertahan). UMKM kita masih membutuhkan adaptasi ekosistem ekonomi digital," katanya.
Ia mengemukakan bahwa saat ini yang perlu dipikirkan dan dilakukan adalah bagaimana berinovasi dan menghimpun modal sosial untuk secara bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi nasional.
Dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi, ia mengatakan, UNS berkolaborasi dengan Solo Technopark (STP) membangun ruang pendidikan terapan dan membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan orasi ilmiah menyatakan optimistis perekonomian nasional bisa segera pulih.
"Kita melihat pemulihan sedang terjadi saat ini dan Indonesia sedang kembali ke track menuju tujuan dan cita-cita pembangunan," katanya.
Ia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 merupakan kejadian luar biasa, menyebabkan hampir setengah miliar orang terinfeksi virus dan lebih dari enam juta orang meninggal dunia.
Semua negara berjuang untuk mengendalikan pandemi, termasuk Indonesia yang angka kasusnya sudah mendekati enam juta.
Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 153 dari 222 negara dalam angka kasus dan peringkat 122 dari 222 negara dalam angka kematian.
"Peringkat Indonesia yang sangat baik dibandingkan negara lain, tidak dipungkiri menggambarkan kualitas manajemen penanganan dan kepemimpinan nasional dalam penanganan pandemi," katanya.