Semarang (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga di suatu daerah akan diintegrasikan dengan perguruan tinggi yang ada di wilayah tersebut.
"Sentra-sentra daerah penghasil atlet berprestasi akan langsung ditempelkan dengan perguruan tinggi yang ada di wilayah tersebut," kata Zainudin saat meresmikan lapangan sepak bola sintetis berkelas internasional milik Universitas Negeri Semarang di Semarang, Sabtu.
Menurut Menpora, kondisi tersebut mengaca pada daerah-daerah yang pernah menjadi penyelenggara Pekan Olahraga Nasional.
Ia menjelaskan berbagai sarana dan prasarana olahraga dibangun sangat bagus untuk keperluan Pekan Olahraga Nasional, namun setelah itu tidak bisa dimanfaatkan.
"Mungkin karena lokasinya jauh atau masalah pemeliharaan," tambahnya.
Oleh karena itu, menurut dia, paling tepat yakni dengan menyerahkannya kepada perguruan tinggi agar pemanfaatannya pasti.
Ia menyebut hal tersebut mulai diterapkan dalam persiapan penyelenggaraan PON di Aceh dan Sumatera Utara dengan membangun berbagai sarana pendukung yang dekat dengan perguruan tinggi.
Pelibatan perguruan tinggi sebagai laboratorium lahirnya prestasi olahraga, lanjut dia, sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional.
"Ke depan, kita tidak bisa hanya mengandalkan bakat dan talenta alam. Kita akan tertinggal dari negara lain jika tidak menempatkan ilmu pengetahuan olahraga sebagai pemandu utama," kata Menpora.
"Sentra-sentra daerah penghasil atlet berprestasi akan langsung ditempelkan dengan perguruan tinggi yang ada di wilayah tersebut," kata Zainudin saat meresmikan lapangan sepak bola sintetis berkelas internasional milik Universitas Negeri Semarang di Semarang, Sabtu.
Menurut Menpora, kondisi tersebut mengaca pada daerah-daerah yang pernah menjadi penyelenggara Pekan Olahraga Nasional.
Ia menjelaskan berbagai sarana dan prasarana olahraga dibangun sangat bagus untuk keperluan Pekan Olahraga Nasional, namun setelah itu tidak bisa dimanfaatkan.
"Mungkin karena lokasinya jauh atau masalah pemeliharaan," tambahnya.
Oleh karena itu, menurut dia, paling tepat yakni dengan menyerahkannya kepada perguruan tinggi agar pemanfaatannya pasti.
Ia menyebut hal tersebut mulai diterapkan dalam persiapan penyelenggaraan PON di Aceh dan Sumatera Utara dengan membangun berbagai sarana pendukung yang dekat dengan perguruan tinggi.
Pelibatan perguruan tinggi sebagai laboratorium lahirnya prestasi olahraga, lanjut dia, sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional.
"Ke depan, kita tidak bisa hanya mengandalkan bakat dan talenta alam. Kita akan tertinggal dari negara lain jika tidak menempatkan ilmu pengetahuan olahraga sebagai pemandu utama," kata Menpora.