Jakarta (ANTARA) - Induk holding BUMN farmasi Bio Farma bakal menerima dan belajar menguasai transfer teknologi pembuatan vaksin dengan platform teknologi mRNA.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa sebagai langkah awal, sesuai dengan program transfer of technology, Bio Farma akan belajar mengenai pembuatan vaksin OVID-19 dengan teknologi mRNA.
“intinya kami akan belajar menguasai platform teknologi mRNA ini, untuk jenis vaksin selain COVID-19 (beyond COVID-19), dan untuk persiapan manakala terjadi pandemi, karena mRNA merupakan teknologi rapid response yakni teknologi cepat dalam pengembangan dan produksi vaksin (plug and play). Selain untuk pembuatan vaksin, teknologi mRNA ini bisa juga digunakan untuk pembuatan produk terapeutik, seperti obat kanker dan lain-lain,” ujar Honesti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Bio Farma dipastikan akan mampu membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA setelah Indonesia ditunjuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai negara yang akan membangun hub atau pusat produksi vaksin COVID-19 berbasis messenger RNA (mRNA) di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada kegiatan konferensi pers rutin mengenai pandemi COVID-19 pada (23/2) di Jenewa, Swiss.
Pusat transfer teknologi mRNA global didirikan pada tahun 2021 untuk mendukung produsen di negara-negara pengetahuan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mereka sendiri, memastikan bahwa mereka memiliki semua prosedur operasi dan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan menurut standar internasional.
Honesti Basyir mengatakan Bio Farma sendiri sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan teknologi mRNA ini, seperti pembangunan fasilitas produksi, untuk pembuatan mRNA skala percontohan (pilot) dan skala komersial terbatas (gedung 34) dan juga yang terpenting adalah SDM.
“Tentu kami menyambut baik ditunjuknya Bio Farma sebagai satu-satunya perusahaan vaksin di Indonesia yang akan menerima transfer teknologi mRNA. Insya Allah kepercayaan ini akan kami manfaatkan untuk mendukung kemandirian bangsa dalam membuat vaksin dengan teknologi terbaru secara mandiri,” kata Honesti.
Sebelumnya, Bio Farma sudah mencari mitra untuk pengembangan melalui penjajakan kerja sama dengan University of Manchester untuk penguasaan seed mRNA sehingga Bio Farma sudah memiliki dasar teknologi mRNA ini.
Salah satu vaksin yang menggunakan platform mRNA adalah jenama Moderna, yang saat ini banyak digunakan di Indonesia untuk vaksin penguat (booster).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa sebagai langkah awal, sesuai dengan program transfer of technology, Bio Farma akan belajar mengenai pembuatan vaksin OVID-19 dengan teknologi mRNA.
“intinya kami akan belajar menguasai platform teknologi mRNA ini, untuk jenis vaksin selain COVID-19 (beyond COVID-19), dan untuk persiapan manakala terjadi pandemi, karena mRNA merupakan teknologi rapid response yakni teknologi cepat dalam pengembangan dan produksi vaksin (plug and play). Selain untuk pembuatan vaksin, teknologi mRNA ini bisa juga digunakan untuk pembuatan produk terapeutik, seperti obat kanker dan lain-lain,” ujar Honesti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Bio Farma dipastikan akan mampu membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA setelah Indonesia ditunjuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai negara yang akan membangun hub atau pusat produksi vaksin COVID-19 berbasis messenger RNA (mRNA) di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada kegiatan konferensi pers rutin mengenai pandemi COVID-19 pada (23/2) di Jenewa, Swiss.
Pusat transfer teknologi mRNA global didirikan pada tahun 2021 untuk mendukung produsen di negara-negara pengetahuan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mereka sendiri, memastikan bahwa mereka memiliki semua prosedur operasi dan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan menurut standar internasional.
Honesti Basyir mengatakan Bio Farma sendiri sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan teknologi mRNA ini, seperti pembangunan fasilitas produksi, untuk pembuatan mRNA skala percontohan (pilot) dan skala komersial terbatas (gedung 34) dan juga yang terpenting adalah SDM.
“Tentu kami menyambut baik ditunjuknya Bio Farma sebagai satu-satunya perusahaan vaksin di Indonesia yang akan menerima transfer teknologi mRNA. Insya Allah kepercayaan ini akan kami manfaatkan untuk mendukung kemandirian bangsa dalam membuat vaksin dengan teknologi terbaru secara mandiri,” kata Honesti.
Sebelumnya, Bio Farma sudah mencari mitra untuk pengembangan melalui penjajakan kerja sama dengan University of Manchester untuk penguasaan seed mRNA sehingga Bio Farma sudah memiliki dasar teknologi mRNA ini.
Salah satu vaksin yang menggunakan platform mRNA adalah jenama Moderna, yang saat ini banyak digunakan di Indonesia untuk vaksin penguat (booster).