Temanggung (ANTARA) - Sejumlah warga berharap Desa Wadas menjadi kawasan pariwisata di Purworejo, Jawa Tengah, pascapenambangan batu andesit sehingga ekonomi desa ini semakin membaik di masa depan.
Warga Wadas yang setuju penambangan batu andesit, Rodiah di Purworejo, Jumat, mengatakan selain mendapat keuntungan dari lahannya yang dibebaskan pemerintah pihaknya berharap pemerintah pusat maupun daerah menyulap lahan bekas penambangan menjadi pusat pariwisata.
"Kami berharap embung yang tercipta dari lokasi penambangan akan menjadi kawasan pariwisata sehingga kami bisa berjualan di situ sehingga bisa untuk pemasukan keluarga kami di masa depan," katanya.
Baca juga: Tokoh NU Purworejo meminta evaluasi pejabat pemda terkait kasus Wadas
Pemerintah akan menambang batu andesit dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo di lahan seluas 145 hekare untuk pembangunan Bendungan Bener.
Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kini menjadi perhatian nasional. Desa Wadas akan menjadi lokasi penambangan batu andesit. Material ini akan dijadikan fondasi Bendungan Bener di Kecamatan Bener yang merupakan bendungan tertinggi di Asia Tenggara dengan kedalaman 159 meter.
"Kalau 140 hektare menjadi lokasi pariwisata, itu sangat luas dan menguntungkan kami," kata Rodiah.
Ia mengaku selama ini sudah berjualan hasil kebun mereka kepada pendatang seperti kelapa muda, nasi, gorengan, dan cemilan. Namun jumlahnya masih terbatas karena orang yang datang baru terbatas pada wisatawan petualangan seperti kelompok motor trail.
"Untuk mereka, satu kelapa muda saya bisa jualan Rp20 ribu per buah, lumayan," katanya.
Menurut dia dengan Wadas menjadi kawasan pariwisata, wisatawan yang akan datang jumlahnya jauh lebih banyak.
"Hasil kebun bisa kami olah dan kami jual mulai dari kelapa muda, ubi, nasi, cemilan, durian," katanya.
Ia optimistis dengan adanya penambangan batu andesit, tingkat perekonomian warga akan terdongkrak di masa depan.
"Saya sudah siap-siap jualan, tetangga juga. Kami senang kalau nantinya ada lokasi pariwisata di sini," katanya.
Salah satu masalah yang menghambat kemajuan Desa Wadas adalah kondisi jalan yang masih sempit dari Kecamatan Bener menuju desa tersebut. Meskipun jaraknya antara 5-10 kilometer dari Kecamatan Bener, tetapi kondisi medan berliku-liku dan naik turun.
Ia berharap dengan adanya penambangan batu andesit, jalan menuju Desa Wadas bisa diperlebar.
"Jadi nanti wisatawan tidak susah kalau datang ke sini," katanya.
Warga Wadas lainnya, Elmilia Putri (19) lulusan SMK ini menyampaikan mencari pekerjaan di situasi saat ini sulit.
Oleh karena itu, jika Desa Wadas menjadi kawasan pariwisata skala besar, dia bisa lebih mudah berwirausaha seperti membuat aneka kerajinan untuk dipasarkan kepada wisatawan.
"Harapan kami, Desa Wadas nanti jadi pusat pariwisata sehingga banyak lowongan pekerjaan untuk kami," katanya.
Khanifan warga Wadas yang memiliki lahan seluas 1.300 meter persegi antusias dengan penambangan batu andesit di desanya.
"Hitung-hitungannya tanah dan pohon di atasnya akan diganti untung," kata Khanifan.
Ia menyampaikan dana yang bakal diterimanya dari pembebasan lahan, sebagian akan digunakan untuk membeli tanah di tempat lain. Sedangkan sebagian lagi untuk biaya pendidikan anak dan untuk buka usaha jika Desa Wadas nantinya jadi tempat pariwisata.
"Saya akan buka tempat penginapan dan jualan hasil kebun," katanya.
Menurut dia selama ini pendapatannya hanya dari bertani. Sedangkan untuk menjual hasil pertaniannya tidak mudah dilakukan karena infrastruktur jalan masih terbatas.
"Saya dapat informasi dengan penambangan batu andesit, pemerintah akan membuat jalan selebar 12 meter ke Wadas. Ini akan sangat menguntungkan bagi kami, pendatang akan mudah datang ke Wadas. kami pun mudah menjual hasil kebun," katanya.
Baca juga: Warga Wadas harapkan tokoh NU turun damaikan warga
Warga Wadas yang setuju penambangan batu andesit, Rodiah di Purworejo, Jumat, mengatakan selain mendapat keuntungan dari lahannya yang dibebaskan pemerintah pihaknya berharap pemerintah pusat maupun daerah menyulap lahan bekas penambangan menjadi pusat pariwisata.
"Kami berharap embung yang tercipta dari lokasi penambangan akan menjadi kawasan pariwisata sehingga kami bisa berjualan di situ sehingga bisa untuk pemasukan keluarga kami di masa depan," katanya.
Baca juga: Tokoh NU Purworejo meminta evaluasi pejabat pemda terkait kasus Wadas
Pemerintah akan menambang batu andesit dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo di lahan seluas 145 hekare untuk pembangunan Bendungan Bener.
Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kini menjadi perhatian nasional. Desa Wadas akan menjadi lokasi penambangan batu andesit. Material ini akan dijadikan fondasi Bendungan Bener di Kecamatan Bener yang merupakan bendungan tertinggi di Asia Tenggara dengan kedalaman 159 meter.
"Kalau 140 hektare menjadi lokasi pariwisata, itu sangat luas dan menguntungkan kami," kata Rodiah.
Ia mengaku selama ini sudah berjualan hasil kebun mereka kepada pendatang seperti kelapa muda, nasi, gorengan, dan cemilan. Namun jumlahnya masih terbatas karena orang yang datang baru terbatas pada wisatawan petualangan seperti kelompok motor trail.
"Untuk mereka, satu kelapa muda saya bisa jualan Rp20 ribu per buah, lumayan," katanya.
Menurut dia dengan Wadas menjadi kawasan pariwisata, wisatawan yang akan datang jumlahnya jauh lebih banyak.
"Hasil kebun bisa kami olah dan kami jual mulai dari kelapa muda, ubi, nasi, cemilan, durian," katanya.
Ia optimistis dengan adanya penambangan batu andesit, tingkat perekonomian warga akan terdongkrak di masa depan.
"Saya sudah siap-siap jualan, tetangga juga. Kami senang kalau nantinya ada lokasi pariwisata di sini," katanya.
Salah satu masalah yang menghambat kemajuan Desa Wadas adalah kondisi jalan yang masih sempit dari Kecamatan Bener menuju desa tersebut. Meskipun jaraknya antara 5-10 kilometer dari Kecamatan Bener, tetapi kondisi medan berliku-liku dan naik turun.
Ia berharap dengan adanya penambangan batu andesit, jalan menuju Desa Wadas bisa diperlebar.
"Jadi nanti wisatawan tidak susah kalau datang ke sini," katanya.
Warga Wadas lainnya, Elmilia Putri (19) lulusan SMK ini menyampaikan mencari pekerjaan di situasi saat ini sulit.
Oleh karena itu, jika Desa Wadas menjadi kawasan pariwisata skala besar, dia bisa lebih mudah berwirausaha seperti membuat aneka kerajinan untuk dipasarkan kepada wisatawan.
"Harapan kami, Desa Wadas nanti jadi pusat pariwisata sehingga banyak lowongan pekerjaan untuk kami," katanya.
Khanifan warga Wadas yang memiliki lahan seluas 1.300 meter persegi antusias dengan penambangan batu andesit di desanya.
"Hitung-hitungannya tanah dan pohon di atasnya akan diganti untung," kata Khanifan.
Ia menyampaikan dana yang bakal diterimanya dari pembebasan lahan, sebagian akan digunakan untuk membeli tanah di tempat lain. Sedangkan sebagian lagi untuk biaya pendidikan anak dan untuk buka usaha jika Desa Wadas nantinya jadi tempat pariwisata.
"Saya akan buka tempat penginapan dan jualan hasil kebun," katanya.
Menurut dia selama ini pendapatannya hanya dari bertani. Sedangkan untuk menjual hasil pertaniannya tidak mudah dilakukan karena infrastruktur jalan masih terbatas.
"Saya dapat informasi dengan penambangan batu andesit, pemerintah akan membuat jalan selebar 12 meter ke Wadas. Ini akan sangat menguntungkan bagi kami, pendatang akan mudah datang ke Wadas. kami pun mudah menjual hasil kebun," katanya.
Baca juga: Warga Wadas harapkan tokoh NU turun damaikan warga