Bantul (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengawal korban meninggal dunia akibat kecelakaan bus tunggal di Bukit Bego, Pedukuhan Kedungbuweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul ke keluarga di Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Korban yang meninggal dunia rencana malam ini kami segera kawal bersama pihak rumah sakit dan Jasa Raharja ke Sukoharjo atau alamat sesuai dengan KTP dari korban tersebut," kata Kapolres Bantul AKBP Ihsan saat konferensi pers, di Mapolres Bantul, Minggu malam.
Bus pariwisata yang menabrak tebing di Bukit Bego ruas jalan Imogiri-Dlingo pada Minggu, sekitar pukul 13.30 WIB tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, dan 34 penumpang lainnya mengalami luka-luka. Bus mengangkut rombongan wisatawan dari Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca juga: Kecelakaan tunggal bus pariwisata Gandos Abadi di Bantul, 13 orang meninggal
"Akan kami kawal untuk memastikan korban tersebut diantar ke keluarga masing-masing. Kami turut berduka cita kepada keluarga korban atas peristiwa ini, dan akan kami proses olah TKP, kemudian penyidikan untuk mengetahui kecelakaan ini," katanya.
Kapolres mengatakan, dari peristiwa kecelakaan maut tersebut, jajaran Satlantas Polres Bantul sudah melakukan upaya-upaya, yang pertama bersama para relawan melakukan evakuasi khususnya terhadap korban meninggal dunia.
"Yang kedua, kami berkoordinasi dengan rumah sakit untuk membuat posko informasi di tiga rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan informasi terhadap korban yang dirawat di rumah sakit tersebut," katanya.
Menurut dia, sebanyak 34 korban yang mengalami luka-luka tersebut dirawat di tiga rumah sakit wilayah Bantul, yaitu RSUD Panembahan Senopati Bantul, RS Nur Hidayah, dan RS Muhammadiyah PKU Bantul.
"Ada empat orang dari korban meninggal yang saat ini masih proses identifikasi oleh tim Inafis kami, karena pada saat perawatan tidak dilengkapi dengan identitas KTP, dan ini masih proses identifikasi oleh inafis," katanya.
Kapolres mengatakan, kronologis kejadian berawal saat bus pariwisata "Gandos Abadi" yang membawa rombongan 'family gathering' dari Sukoharjo, Jawa Tengah akan berwisata dengan bus tujuan Tebing Breksi Sleman, Hutan Pinus Bantul, dan terakhir Pantai Parangtritis Bantul.
Kapolres mengatakan, setelah dari Breksi bus menuju Hutan Pinus, namun ketika akan melewati TKP tersebut kendaraan yang akan menaiki Bukit Bego yang merupakan tanjakan sempat tidak kuat berdasar keterangan saksi, sehingga penumpang sebagian turun.
"Setelah penumpang turun kendaraan bisa naik perlahan ke tanjakan tersebut, dan kemudian penumpang naik, tetapi pada saat turunan tersebut kendaraan melaju turun dan tiba-tiba kendaraan oleng," katanya.
Kapolres menambahkan, dari keterangan saksi yang ada di bus, melihat sopir panik sambil mempermainkan handgrip atau persneling gigi kendaraan, sehingga ada indikasi bahwa fungsi pengereman tidak berfungsi atau rem blong saat menurun.
"Sopir hanya memainkan persneling gigi pada saat bus turun ke bawah, ini yang menyebabkan kendaraan oleng kemudian menabrak tebing sebelah utara jalan, dan menyebabkan kendaraan bagian depan ringsek termasuk di samping," katanya pula.
"Korban yang meninggal dunia rencana malam ini kami segera kawal bersama pihak rumah sakit dan Jasa Raharja ke Sukoharjo atau alamat sesuai dengan KTP dari korban tersebut," kata Kapolres Bantul AKBP Ihsan saat konferensi pers, di Mapolres Bantul, Minggu malam.
Bus pariwisata yang menabrak tebing di Bukit Bego ruas jalan Imogiri-Dlingo pada Minggu, sekitar pukul 13.30 WIB tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, dan 34 penumpang lainnya mengalami luka-luka. Bus mengangkut rombongan wisatawan dari Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca juga: Kecelakaan tunggal bus pariwisata Gandos Abadi di Bantul, 13 orang meninggal
"Akan kami kawal untuk memastikan korban tersebut diantar ke keluarga masing-masing. Kami turut berduka cita kepada keluarga korban atas peristiwa ini, dan akan kami proses olah TKP, kemudian penyidikan untuk mengetahui kecelakaan ini," katanya.
Kapolres mengatakan, dari peristiwa kecelakaan maut tersebut, jajaran Satlantas Polres Bantul sudah melakukan upaya-upaya, yang pertama bersama para relawan melakukan evakuasi khususnya terhadap korban meninggal dunia.
"Yang kedua, kami berkoordinasi dengan rumah sakit untuk membuat posko informasi di tiga rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan informasi terhadap korban yang dirawat di rumah sakit tersebut," katanya.
Menurut dia, sebanyak 34 korban yang mengalami luka-luka tersebut dirawat di tiga rumah sakit wilayah Bantul, yaitu RSUD Panembahan Senopati Bantul, RS Nur Hidayah, dan RS Muhammadiyah PKU Bantul.
"Ada empat orang dari korban meninggal yang saat ini masih proses identifikasi oleh tim Inafis kami, karena pada saat perawatan tidak dilengkapi dengan identitas KTP, dan ini masih proses identifikasi oleh inafis," katanya.
Kapolres mengatakan, kronologis kejadian berawal saat bus pariwisata "Gandos Abadi" yang membawa rombongan 'family gathering' dari Sukoharjo, Jawa Tengah akan berwisata dengan bus tujuan Tebing Breksi Sleman, Hutan Pinus Bantul, dan terakhir Pantai Parangtritis Bantul.
Kapolres mengatakan, setelah dari Breksi bus menuju Hutan Pinus, namun ketika akan melewati TKP tersebut kendaraan yang akan menaiki Bukit Bego yang merupakan tanjakan sempat tidak kuat berdasar keterangan saksi, sehingga penumpang sebagian turun.
"Setelah penumpang turun kendaraan bisa naik perlahan ke tanjakan tersebut, dan kemudian penumpang naik, tetapi pada saat turunan tersebut kendaraan melaju turun dan tiba-tiba kendaraan oleng," katanya.
Kapolres menambahkan, dari keterangan saksi yang ada di bus, melihat sopir panik sambil mempermainkan handgrip atau persneling gigi kendaraan, sehingga ada indikasi bahwa fungsi pengereman tidak berfungsi atau rem blong saat menurun.
"Sopir hanya memainkan persneling gigi pada saat bus turun ke bawah, ini yang menyebabkan kendaraan oleng kemudian menabrak tebing sebelah utara jalan, dan menyebabkan kendaraan bagian depan ringsek termasuk di samping," katanya pula.