Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus memantau perkembangan banjir di Desa Tarisi yang telah berlangsung sejak Selasa (11/1) 2022.
"Alhamdulillah genangan di Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, sudah berangsur surut karena dua hari ini tidak ada hujan, namun masih ada genangan di permukiman warga," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis BPBD Kabupaten Cilacap Wilayah Majenang Edi Sapto Priyono saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Menurut dia, tinggi genangan di dalam rumah warga saat sekarang sekitar 5 centimeter atau mengalami penyurutan dari sebelumnya yang mencapai kisaran 7-10 centimeter.
Baca juga: Ratusan rumah warga Kecamatan Donorojo Jepara dilanda banjir
Kendati banjir tersebut telah berlangsung selama satu pekan, dia mengatakan tidak ada warga yang mengungsi dan masih bisa beraktivitas di rumah masing-masing.
"Kami juga tidak mendirikan dapur umum karena warga masih bisa memasak di rumahnya. Namun kami melalui posko yang didirikan di Balai Desa Tarisi telah menyalurkan bantuan bahan makanan untuk warga terdampak banjir," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan banjir di Desa Tarisi yang berbatasan dengan wilayah Jawa Barat itu meskipun genangannya cenderung surut dan tidak ada pengungsian.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, banjir di Desa Tarisi menggenangi empat dusun, yakni Dusun Cikaronjo yang merendam 30 rumah warga, Dusun Rangkasan yang merendam 201 rumah warga, Dusun Sidodadi yang merendam 36 rumah warga, dan Dusun Melewung merendam dua rumah warga.
Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cilacap Gatot Arief Widodo mengatakan banjir tersebut disebabkan air dari Bukit Tarisi tidak bisa masuk ke Sungai Citanduy melalui Sungai Avoor yang dangkal.
"Saat ini BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citanduy telah mengerahkan eksavator amfibi untuk menormalisasi Sungai Avoor yang sudah dangkal agar air bisa mengalir secara normal, sehingga genangan bisa surut," katanya.
Baca juga: Pakar: Pemda perlu perkuat mitigasi bencana banjir
"Alhamdulillah genangan di Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja, sudah berangsur surut karena dua hari ini tidak ada hujan, namun masih ada genangan di permukiman warga," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis BPBD Kabupaten Cilacap Wilayah Majenang Edi Sapto Priyono saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Menurut dia, tinggi genangan di dalam rumah warga saat sekarang sekitar 5 centimeter atau mengalami penyurutan dari sebelumnya yang mencapai kisaran 7-10 centimeter.
Baca juga: Ratusan rumah warga Kecamatan Donorojo Jepara dilanda banjir
Kendati banjir tersebut telah berlangsung selama satu pekan, dia mengatakan tidak ada warga yang mengungsi dan masih bisa beraktivitas di rumah masing-masing.
"Kami juga tidak mendirikan dapur umum karena warga masih bisa memasak di rumahnya. Namun kami melalui posko yang didirikan di Balai Desa Tarisi telah menyalurkan bantuan bahan makanan untuk warga terdampak banjir," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan banjir di Desa Tarisi yang berbatasan dengan wilayah Jawa Barat itu meskipun genangannya cenderung surut dan tidak ada pengungsian.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, banjir di Desa Tarisi menggenangi empat dusun, yakni Dusun Cikaronjo yang merendam 30 rumah warga, Dusun Rangkasan yang merendam 201 rumah warga, Dusun Sidodadi yang merendam 36 rumah warga, dan Dusun Melewung merendam dua rumah warga.
Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cilacap Gatot Arief Widodo mengatakan banjir tersebut disebabkan air dari Bukit Tarisi tidak bisa masuk ke Sungai Citanduy melalui Sungai Avoor yang dangkal.
"Saat ini BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citanduy telah mengerahkan eksavator amfibi untuk menormalisasi Sungai Avoor yang sudah dangkal agar air bisa mengalir secara normal, sehingga genangan bisa surut," katanya.
Baca juga: Pakar: Pemda perlu perkuat mitigasi bencana banjir