Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah hingga saat ini masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait dengan vaksinasi penguat untuk masyarakat.
Baca juga: Pakar kesehatan UNS sebut "booster" harus memperhatikan kondisi individu
"Rencana vaksin 'booster' (penguat) untuk Kota Surakarta kami menunggu petunjuk dari pemerintah pusat yakni Kemenkes, belum ada petunjuk secara teknis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Jumat.
Ia mengatakan petunjuk teknis ini juga untuk memastikan siapa saja yang berhak menerima vaksin tambahan tersebut.
"Alokasi vaksin, siapa yang boleh divaksin, jangan sampai terjadi kesalahan sasaran. Dengan adanya petunjuk teknis kami akan mengatur strategi, nggak perlu data ulang, siapa yang 'booster', gitu saja," katanya
Meski demikian, saat ini pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan vaksinasi untuk anak kelompok usia 6-11 tahun.
"Untuk kelompok ini capaian vaksinnya 61,5 persen atau 27.708 anak. Sudah mulai kelas 1, 2, dan 5 (Sekolah Dasar). Bahkan minggu depan sudah ada yang mulai dosis dua, jadi ada yang dosis satu selesai, ada yang dosis dua masuk," katanya.
Dengan percepatan tersebut, pihaknya menargetkan pada Februari vaksinasi untuk kelompok usia tersebut selesai, sedangkan terkait dengan vaksinasi penguat tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan TNI/Polri.
"Lagi pula pemerintah ada rencana ada 'booster' yang mandiri, saya kira itu juga bagus, 'sing ora sabar ya kon' (yang tidak sabar ya disuruh) mandiri. Mana yang di-free-kan (gratis) oleh pemerintah ini yang menjadi tugas kami," katanya.
Baca juga: Pemerintah belum tetapkan harga vaksin "booster"
Baca juga: Vaksin 'booster' Pfizer/BioNTech diklaim bisa melawan Omicron
Baca juga: Pakar kesehatan UNS sebut "booster" harus memperhatikan kondisi individu
"Rencana vaksin 'booster' (penguat) untuk Kota Surakarta kami menunggu petunjuk dari pemerintah pusat yakni Kemenkes, belum ada petunjuk secara teknis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Jumat.
Ia mengatakan petunjuk teknis ini juga untuk memastikan siapa saja yang berhak menerima vaksin tambahan tersebut.
"Alokasi vaksin, siapa yang boleh divaksin, jangan sampai terjadi kesalahan sasaran. Dengan adanya petunjuk teknis kami akan mengatur strategi, nggak perlu data ulang, siapa yang 'booster', gitu saja," katanya
Meski demikian, saat ini pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan vaksinasi untuk anak kelompok usia 6-11 tahun.
"Untuk kelompok ini capaian vaksinnya 61,5 persen atau 27.708 anak. Sudah mulai kelas 1, 2, dan 5 (Sekolah Dasar). Bahkan minggu depan sudah ada yang mulai dosis dua, jadi ada yang dosis satu selesai, ada yang dosis dua masuk," katanya.
Dengan percepatan tersebut, pihaknya menargetkan pada Februari vaksinasi untuk kelompok usia tersebut selesai, sedangkan terkait dengan vaksinasi penguat tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan TNI/Polri.
"Lagi pula pemerintah ada rencana ada 'booster' yang mandiri, saya kira itu juga bagus, 'sing ora sabar ya kon' (yang tidak sabar ya disuruh) mandiri. Mana yang di-free-kan (gratis) oleh pemerintah ini yang menjadi tugas kami," katanya.
Baca juga: Pemerintah belum tetapkan harga vaksin "booster"
Baca juga: Vaksin 'booster' Pfizer/BioNTech diklaim bisa melawan Omicron