Wonosobo (ANTARA) - Wakil Bupati Wonosobo Muhamad Albar mengajak jajaran aparatur sipil negara (ASN) dan para perangkat pemerintahan hingga ke desa-desa agar membentengi diri agar tidak terjebak dalam perbuatan korupsi.
"Jaga diri masing-masing lebih dahulu, baru kemudian bisa berupaya menjaga keluarga dan orang lain di sekitarnya agar terhindar dari perilaku koruptif," katanya di Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber gelar wicara (talkshow) peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang dihadiri jajaran pimpinan OPD, camat, serta perwakilan sejumlah desa.
Albar meminta agar setiap diri ASN di lingkungan pemkab setempat maupun para pemangku kewenangan di wilayah menyadari buruknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku koruptif.
Wabup menekankan tema yang diangkat adalah Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi menyiratkan arti bahwa upaya pencegahan perilaku koruptif membutuhkan keterpaduan dan sinergi.
"Setelah menguatkan niat diri untuk tidak korupsi, berikutnya butuh upaya untuk saling menasihati dan mengingatkan, baik di kalangan kolega, teman, tetangga, maupun saudara," katanya.
Menurut dia, slogan ASN Berakhlak akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal dan kompetitif kolaboratif juga bisa menjadi rujukan bagi setiap pegawai pemerintah untuk konsisten dalam mencegah diri dari niat buruk terkait dengan pengelolaan anggaran negara.
Politikus dari PKB itu mengaku sejumlah kebijakan antikorupsi telah diimplementasikan, antara lain dalam mutasi dan promosi pejabat sampai rekrutmen CPNS yang bebas dari jenis pungutan apa pun.
"Stigma publik bahwa birokrasi itu identik dengan perilaku koruptif harus bisa dihilangkan agar masyarakat tidak makin apatis terhadap kinerja pemerintahan dan mewujudkan birokrasi yang bersih, transparan, dan akuntabel," katanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Wonosobo AKP Muhamad Zazid menyampaikan korupsi adalah masalah yang sudah timbul sejak zaman kuno dan akan terus ada hingga masa-masa mendatang.
Di Polres Wonosobo, khususnya di tempat-tempat pelayanan publik, AKP Yazid menegaskan bahwa pihaknya memiliki satuan berantas pungutan liar yang berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Wonosobo.
"Kami juga terus berupaya agar jajaran Pemkab Wonosobo bersih dari korupsi dengan bertindak tegas terhadap potensi-potensi tindakan koruptif," kata Zazid.
Ia berharap agar setiap ASN benar-benar mendukung budaya antikorupsi dengan menguatkan niat dan tekad dalam pribadi masing-masing untuk menghindari tindakan menyelewengkan uang negara demi memperkaya diri sendiri," katanya.
"Jaga diri masing-masing lebih dahulu, baru kemudian bisa berupaya menjaga keluarga dan orang lain di sekitarnya agar terhindar dari perilaku koruptif," katanya di Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber gelar wicara (talkshow) peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang dihadiri jajaran pimpinan OPD, camat, serta perwakilan sejumlah desa.
Albar meminta agar setiap diri ASN di lingkungan pemkab setempat maupun para pemangku kewenangan di wilayah menyadari buruknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku koruptif.
Wabup menekankan tema yang diangkat adalah Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi menyiratkan arti bahwa upaya pencegahan perilaku koruptif membutuhkan keterpaduan dan sinergi.
"Setelah menguatkan niat diri untuk tidak korupsi, berikutnya butuh upaya untuk saling menasihati dan mengingatkan, baik di kalangan kolega, teman, tetangga, maupun saudara," katanya.
Menurut dia, slogan ASN Berakhlak akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal dan kompetitif kolaboratif juga bisa menjadi rujukan bagi setiap pegawai pemerintah untuk konsisten dalam mencegah diri dari niat buruk terkait dengan pengelolaan anggaran negara.
Politikus dari PKB itu mengaku sejumlah kebijakan antikorupsi telah diimplementasikan, antara lain dalam mutasi dan promosi pejabat sampai rekrutmen CPNS yang bebas dari jenis pungutan apa pun.
"Stigma publik bahwa birokrasi itu identik dengan perilaku koruptif harus bisa dihilangkan agar masyarakat tidak makin apatis terhadap kinerja pemerintahan dan mewujudkan birokrasi yang bersih, transparan, dan akuntabel," katanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Wonosobo AKP Muhamad Zazid menyampaikan korupsi adalah masalah yang sudah timbul sejak zaman kuno dan akan terus ada hingga masa-masa mendatang.
Di Polres Wonosobo, khususnya di tempat-tempat pelayanan publik, AKP Yazid menegaskan bahwa pihaknya memiliki satuan berantas pungutan liar yang berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Wonosobo.
"Kami juga terus berupaya agar jajaran Pemkab Wonosobo bersih dari korupsi dengan bertindak tegas terhadap potensi-potensi tindakan koruptif," kata Zazid.
Ia berharap agar setiap ASN benar-benar mendukung budaya antikorupsi dengan menguatkan niat dan tekad dalam pribadi masing-masing untuk menghindari tindakan menyelewengkan uang negara demi memperkaya diri sendiri," katanya.